Bangsat!

814 119 16
                                    

Victor menghampiri mereka bertiga. Dengan kecurigannya , mengapa namanya ikut dalam pembicaraan?

"Apao , nyo? Koko gak boleh tau apa?"


Haduhh..malah tanya ke orangnya langsung lagi..

Mati aku , lapo seh ko Vic kesini?

Boleh pergi gak sih gue? Tbl tbl tbl









"Hah? Hahahahahah"
Tawa canggung Alden berikan untuk Victor. Mati aku..

"Malah ketawa. Piye toh kamu?"
Orang ditanya malah ketawa. Absurd sekali ini bocah.

"Chel.."
Victor rasa Machel ada dipihak tengah saat ini. Dilihatnya watados Machel.

"Hah? Hahahaha"
Machel cengengesan. Apa nggak makin curiga si Victor?

"Apaan sih kalian? Syan , jawab gak?"
Suruh Victor.

"Hah?-

"Lo cengengesan kayak mereka berdua , gua hantam muka lo ya."
Sebelum Arsyan cengengesan , si Victor udah ngancem duluan guyss.. gimana dong?

Arsyan menoleh ke Machel dan Alden. Si Machel sibuk merolling rambutnya , memelintir rambutnya , dan Alden sibuk memutar-mutar ujung kemejanya. Ingin rasanya Arsyan menggali tanah tempat ia berdiri , dan masuk.

"Apa? Cepet! Nyo , Chel."

"I-ituh..

"Itu apa? Jangan buat aku gregetan lho ya , Chel."

"I-it-itu koo..

"Ita itu ita itu ita itu.. apa sih nyo? Ngomong aja , nyo. Gapapa."
Victor sudah selembut mungkin bicara ke Alden. #bucindetected.

"AH ITU!!"

"Ya Tuhan , kak. Kaget."
"Astagfirulohh , kak."
"Hoi salah server , Chel."
"Kan kaget, ko. Reflek."

Victor geleng-geleng melihat tingkah absurd dari temannya , adik kelasnya , dan calonnya. #eh?

"Itu.. itu.. tangan Alden tadi keiris piso. Iya piso. Hehehe"
Jawab Arsyan sambil melirik tangan Alden yang memang tadi teriris pisau saat kelas.

Machel mengernyitkan dahi dan melirik ke tangan Alden.. dan folaaaa... ada bekas panjang sekitar 2cm. Iya yaa.. ia baru ingat Alden tadi keiris.

Ia melirik Arsyan dan menyeringai.
Cerdik juga nih orang. Lancar banget otaknye kek tandon abis dikuras.

"Eh iyaa.. ko.. itu.. Alden keiris piso tadi pas motong apa , Den? Lupa guee. Apa?"
Machel menoleh ke Alden dan menepuk-nepuk paha Alden. Mencari dukungan.

"Cepet , Den."
Machel bicara tanpa membuka mulutnya. Paham kan ya gimana?

Alden yang mengerti langsung merespon.
"Ahh hahaha.. iya tadi keiris piso pas motong ayam. Iya hahahaha."

"Lhoo.. tapi gapapa,kan? Mana mana?
Victor menghampiri Alden.

Machel langsung berdiri dan berada di sebelah Arsyan. Mereka berjabat tangan dibelakang Victor.

"Untung gercep kak. Encer banget otak lo."
Lagi-lagi Machel bicara tanpa membuka mulut.

"Kepepet , Chel. Untung beneran keiris."
Arsyan ikut-ikut bicara tanpa membuka mulut.
Bisa bayangin kan ya? Ngomong tapi agak mingkem gitu lhoo..

"Udah gapapa kok ,ko. Hehehe. Santuy."
Alden tersenyum senang karena Arsyan dan Machel bisa mengelabui Victor.
Maap nih ya , ko. Demi kebaikan.

"Ya tapi kamu ati-ati dong. Kamu kan belajar masak. Bukan belajar bunuh diri."
Ucap Victor sambil mengelus jari Alden yang terkena pisau.

"Ya kalo ko Victor tau yang sebenere , apa ndak bunuh diri aku."
Alden bergumam pelan.

Ayo jadi pacarku!!! (VIDEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang