Lo nggak bercanda,Den?

875 136 11
                                    

"Alden!"

Alden , Machel , dan Joe menoleh kebelakang. Melihat Victor berlari ke arah mereka.

Machel melirik Alden sambil berbisik, "ti ati. Jangan diembat jugak." Sambik cekikikan.

"Ntar gue mau cerita sama lo. Serius."
Mungkin ini pilihan yang baik menurut Alden. Karena Machel sudah tau , buat apa ia menyembunyikannya?

Machel manggut-manggut.
Serius amat nih orang. Hmm ada yang gak beres nih..

Victor berhenti tepat didepan mereka.
"Ey halo , Chel , Joe."
Sapa Victor kepada kedua teman Alden.

"Halo , ko Vic."

"Untung kita keliatan , Joe."
Machel pura-pura memelas.

Victor yang mengerti maksudnya hanya terkekeh renyah.

"Ya keliatan lah. Kalian segede gitu masak ko Vic nggak liat. Aneh lo , Chel."
Saut Alden polos.

Victor , Machel , dan Joe menatap Alden sekilas kemudian menghela nafas bersamaan.

"Ko."
Panggil Machel.

"Hmm?"

"Kok lo bisa sih sukak sama nih bocah? Gue aja yang temennya kadang kek pengen tak hiiiihhh.."

"Sama ko , gue juga."
Joe ikut-ikutan.

"Sama, aku juga. Gatau kenapa."
Victor juga bingung. Imut sih , tapi lola nya itu lohhh.. nyebelin cenderung ngeselin. Untung imut.

Victor mengusak rambut Alden gemas , sampai-sampai rambut Alden mencuat kesana kemari.

"Duhh opo sehh kooo.. rambutkuuuu. Haduhhh."
Alden menurunkan tangan Victor pelan , dan menata rambutnya yang sudah seperti singa bangun tidur.

"Hehehe habis e kamu gemes e."
Victor tersenyum manis melihat Alden yang sedang merapikan rambutnya.

"Oia btw , koko mau ada perlu sama Alden? Udah ko bawa aja. Keburu ada yang lain ntar mau bawa juga."
Machel memberi gesture seperti mengusir Alden.

Alden yang sadar akan ucapan Machel langsung menyenggol sikut Machel.
"Eh apaan sih , Den? Senggol-senggol. Lah kan bener gue. Ntar ada-

"Kenapa sih kalian berdua? Bawa Alden? Emang siapa?"
Victor memotong ucapan Machel. Bingung dia. Siapa yang mau bawa Alden?

"Eh nggak nggak kok , ko. Hehehhe. Gatau si Machel. Emang aku barang kali ya dibawa-bawa."

Machel melihat ketidakberesan disini. Kenapa Alden terkesan in denial begini? Apa Alden udah mulai sukak sama si Victor terus takut ketauan Cheryl? Gitu? 😍😍

Tiba-tiba Machel tersenyum lebar. Pikiran absurdnya membuat ia seperti joker. Tersenyum lebar sekali membuat ketiga orang disana kebingungan.

"Lo ngapain , Chel? Takut gue."
Joe mencubit tangan Machel.

"Aww bangsat."
Machel mengumpat.

"Hmmm Machel."
Tegur Victor.

"Hehehe maaf ko. Keceplosan. Lo apaan sih , Joe? Nyubit-nyubit."
Sungut Machel.

"Ya wajar Joe nyubit lo. Senyum-senyum gak jelas. Kan takut kita."
Tambah Alden.

"Terserah."
Machel pasrah.

Victor mengeluarkan sebuah buku dari tas punggungnya. Buku itu berwarna kuning cerah dan disampul plastik membuat buku itu terlihat rapi.

"Eh nyo , ini ada buku resep. Bukan resep sih , lebih ke teknik-teknik. Teorinya. Belajar ya.."
Victor memberikan buku itu ke Alden dan Alden menerimanya dengan senang hati.
"Woahh thankyouu , ko. Ini buku kampus?"
Tanya Alden berbinar-binar.

Ayo jadi pacarku!!! (VIDEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang