Masalah apa lagi ini?

911 117 9
                                    

"Nyo , koko ntik ke apart mu yaa.."
Kalimat Victor langsung meluncur tanpa ada sapaan dulu , membuat Alden diseberang sana menggelengkan kepala.

"Mbok ya halo sek.. hy atau apa gitu. Nyelonong kek bajay aja."
Alden sebel. Belum sempet ngomong "halo" , udah disaut duluan. Kan males.

"Hehehe iya-iya sorry. Nanti yaa. Ini mau ke rumah dulu beres-beres. Masak ke rumahmu bawa buku."
Jelas Victor.

"Wait.. ini lagi dimana?"
Tanya Alden bingung.

"Di jalan , nyo. Apao?"
Tanya Victor.

"HEHHH!!! NDEK JALAN KOK TELPON? MATIIN DULU TELFONNYA!"
Alden reflek berteriak di telfon membuat Victor auto kliyengan. Alden tidak suka dengan orang-orang yang menelfon saat menyetir baik motor atau mobil. Namanya dijalan kan gatau ya.. harus konsen gituu..

"Iya iyaa.. kuping e koko nyut-nyutan lho."
Victor meringis. Takut telinganya tuli seketika.

"Iyawes tak matiin. Bye."

"By-

Tutt tutt tutt..

"Hoo bocah gembul."
Gerutu Victor. Ia memasukkan hp nya ke saku celana kemudian melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ada 2 hal baru yang ia dapat dari Alden , yang pertama , Alden tidak bisa melihat orang telfon saat berkendara , kedua , teriakan Alden sungguh memekakkan telinga. Apalagi nanti kalau ditusuk ya?
Maksudnya nanti kalau sakit , ditusuk jarum suntik. Gitu maksudnyaa. Jangan pada nethink. Ga bagus.

Victor sampai di depan rumahnya dan membuka pagar. Memasukkan motornya di garasi. Rumah Victor terbilang cukup sederhana , in the good way ya. Ada taman kecil didepan rumahnya , serta rumah bermodel mininalis.  Tidak neko-neko.

"Maa.. koko pulang."
Kata Victor sambil masuk ke rumah.

"Ohh.. dah pulang. Tumben anak mama cepet pulangnya."
Mama Victor sedang beres-beres pakaian yang habis dijemur. Cuaca agak mendung , takut kehujanan dan basah lagi kan..

"Iya tapi ntik koko mau pergi lagi , hehehe."
Kata Victor sambil melepas sepatu dan kaos kakinya. Menuju meja makan.

"Hehhh mbok yo nunggu adik mu pulang. Bentar lagi pulang. Sana mandi dulu."
Mama Victor melarang Victor makan. Bentar lagi adiknya pulang , kenapa nggak nunggu, kan enak makan bareng.

"Maa.. koko laper lho."
Rengek Victor.

"Umurmu 25. Gak usah rengek kayak bayi gerang. Dah sana mandi."
Perintah mama Victor.

"Maaa-

"Agusss.."
Peringat mama Victor. Jika Victor dipanggil Agus , auto nurut. Itu sih kata mamanya.

"Hmmmm."
Dengan muka sebal , ia mengambil baju gantinya di kamar , dan menuju ke kamar mandi.

"Monyong terossss.. tak rujak ntik mulutmu, ko."

Victor auto mingkem. Takut dirujak.




"Maaaa.. nyo pulang."
Ucap Andre , adik Victor yang masih berada di bangku SMA kelas 2. Ia masuk ke dalam rumah dan menemukan mamanya masih beres-beres sana sini.

"Iyaa nyo. Bentar koko mu mandi. Habis ini makan ya."

"Okey , ma. Ini nyo keatas dulu ya. Mau naruh tas."
Pamit Andre untuk ke kamarnya.

"Iya ,nyo."


Victor keluar dari kamar mandi , menggunakan kaos polos hijau dan celana selutut. Serta rambutnya yang masih basah.

"Rambutmu diandukin dong. Basah semua lantainyaa.."
Kata mama Victor.

"Iyaaa.. nyo udah pulang?"
Tanya Victor sambil mengeringkan rambutnya.

Ayo jadi pacarku!!! (VIDEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang