Beberapa hari berikutnya , suasana diantara mereka masih sama. Saat ini Alden , Machel , Shearen , Joe , dan Ocit ada di kelasnya. Menunggu dosen yang akan memberi ilmu yang.. menurut mereka nggak terlalu penting-penting banget sih.. Mereka kuliah boga guyss.. kenapa ada materi matematika dan turunannya? Kan males..
Tak jauh dari gerumbulan itu , Cheryl sedang duduk di bangkunya. Memantau Alden. Fyi yahh.. dia nggak tau kalau temen-temen Alden dan Victor tau soal tingkahnya. So.. she feels safe , for now.. Ia sedang mengkutek kuku-kuku indahnya. Yakali kan habis di transfer 10 juta ngga dipakek? Pleasee..
Machel yang sedari tadi melirik Cheryl , melihat tingkahnya rasanya ingin mencekik wanita itu saat ini juga. Bagaimana bisa setelah membuat kedua hati manusia sakit sekaligus dalam satu waktu. Gilaa tuh cewek. Berbakat banget jadi orang jahat.
"Siang semua.."
Sosok pria masuk ke dalam kelas , dan alangkah kagetnya mereka yang datang adalah..
"Kok lo , ko?"
Tanya Machel heran. Victor , kakak kelas mereka yang datang ke kelas mereka. Ngapain?Alden yang kebetulan duduk dibelakang mencoba menutup wajahnya dengan buku yang ia punya. Masih belum punya muka untuk menghadapi kakak kelasnya. Rasa bersalahnya masih ada , dan tau sampai kapan.
"Ngapain juga sih kesini? Kan akunya nggak enak.."
Gerutu Alden gelisah. Membuat tingkahnya terlihat teman-teman serta Victor."Lo ngapain sih ,Den kek ulet bulu? Gerak mulu. Mules perut lo?"
Tanya Ocit."Gak."
Jawaban singkat dan dingin dari Alden membuat Ocir bungkam.
"Cepet banget. Tadi kek ulet bulu , sekarang kek es batu di es teh ibu kantin."
Gerutu Ocit pelan."Lo sih.. masak gak sadar suasana?"
Tanya Joe pelan.Ocit baru menyadarinya. Memang otaknya yang separuh ini , kadang konslet juga. Bagaimana ia bisa tidak menyadari ada Alden dan Victor disatu tempat yang sama dengan suasana ini? Gilaaa.. merinding.
Tiba-tiba..
"Oh, Victor.. halooo."
Sapa Cheryl ceria.Victor menoleh ke Cheryl. Awalnya menatapnya lama , kemudian tersenyum tipis.
"Oh halo , Ryl. Apa kabar?""Hahaha.. baik dong. Kan-
"Habis ditransfer 10 juta ya sama-
Victor melirik Alden sambil menyeringai.Pacar mu ya?"
Sambung Victor.Semua bungkam , termasuk Alden dan kawan-kawan. Tangan Alden terkepal menahan sisi emosionalnya yang muncul tiba-tiba. Dadanya terasa sesak , kepalanya berat. Kembali lagi rasa bersalah itu hinggap di hati kecil Alden.
Cheryl yang mendengar itu , sempat kaget. Tau dari mana Victor? Wajahnya terlihat sedikit pucat.
Kenak kamu!
Victor menyeringai."Hahhaa.. nggak lah. Ngapain? Pacar aku nggak sekaya itu buat transfer gue 10 juta. Oopss.. mantan."
Keadaan terbalik. Cheryl yang sadar suasana langsung menyindir Victor. Skakmat. Seringai berpindah ke wajah Cheryl. Dengan bangganya ia mengatakan itu didepan mahasiswa lain.Tangan Victor terkepal menahan emosi. Mengapa wanita itu pintar sekali membalik keadaan? Kenapa sekarang ia yang panas? Kata-katanya berbalik ke dirinya. Ia harus menahan emosinya. Cheryl masa lalunya. Bukan saatnya untuk menanggapinya.
"Kasian ya mantan lo. Miskin kali ya , Cher? Gak kayak pacar lo yang sekarang ya?"
Sindiran Victor membuat Alden menoleh kepadanya. Kenapa dirinya harus ikut tersindir pada obrolan yang dirancang Victor sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo jadi pacarku!!! (VIDEN)
Romancetiba-tiba ngajak jadian. nggak ada ujan nggak ada angin terang benderang sinar matahari , siang bolong ditembak cowok? populer lagi.. gini amat nasib Alden ya Tuhan..