Bagian 21. [The Wolf]⚠️

10.2K 829 7
                                    

•H a p p y R e a d i n g•
Jangan lupa bantu vote&comment^^




"Bagaimana bisa? Apa kau tidak salah? Aku matemu?" Tanya Grace bertubi-tubi.

"Aku tidak tahu bagaimana bisa mateku seorang manusia, yang pasti itulah takdir yang dewi bulan berikan padaku dan aku tidak pernah salah, aroma mate itu sangat khas itu yang membuatku yakin." Jelas Zaki.

"Baiklah Mr.Zaki, bisakah kau jangan terlalu dekat denganku? Kau ingin aku terkena serangan jantung?" Sahut Grace, memang benar jantungnya seakan memompa terlalu cepat.

"Iya aku bisa mendengarkan detak jantungmu itu."

Manik mata mereka saling bertemu, Grace melihat tatapan kerinduan yang teramat sangat dimata Zaki. Bibir tebalnya yang sangat kissable sangat menggoda Grace.

Grace memang mempunyai sifat terbalik dari Arumi, sahabatnya yang pendiam dan malu-malu, sementara Grace adalah gadis yang agresif. Namun Grace tidak sembarangan mendekati laki-laki manapun, ia hanya senang mengejek laki-laki yang terpesona dengannya.

Grace terus menatap binar manik mata berwarna abu-abu terang itu, seakan terhipnotis sampai ia tak menyadari bahwa wajah Zaki sudah sangat dekat dengan wajahnya. Zaki pun terpesona oleh kecantikan matenya, manik mata biru langit itu seakan menariknya untuk semakin dekat.

Perlahan ranum bibir mereka bertemu, bukan hanya kecupan sesaat, lumatan lembut kini mereka berikan satu sama lain. Grace yang merespon membuat Zaki semakin memperdalam aksinya, seakan mempunyai pasokan oksigen yang banyak mereka tak kunjung memberhentikan aksi mereka walaupun sudah terbilang cukup lama.

Grace memang pernah beberapa kali berpacaran, itu yang membuatnya mahir dalam hal mengambil nafas saat sedang berciuman.

.

Arumi yang menunggu diloby istana, heran kenapa sahabatnya itu tak kunjung keluar. Ia takut Grace menerjang Zaki karena pesona ketampanan laki-laki itu, Zaki adalah sosok yang sangat dingin, ia selalu menatap tajam perempuan yang selalu menggodanya ataupun mencari perhatiannya.

Arumi memilih untuk menyusul Grace diruang kerja. Berkali-kali Noah melarang untuk tidak mengganggu, namun Arumi tetap kekeh karna takut Grace kehilangan akal sehatnya.

Setelah tiga langkah lagi menuju pintu ruang kerja, Arumi mengurungkan niatnya saat mendengar Grace menyebutkan nama Zaki dengan suara desahan. Suara itu memang pelan, namun pendengarannya memang masih tajam. Pipi Arumi memerah membayangkan apa yang sedang terjadi didalam.

Ia menatap Noah, laki-laki itu menatapnya seakan ingin berkata, 'Mau mencoba seperti temanmu?'

Arumi pergi sambil menghentakkan kakinya karena kesal dengan tatapan Noah padanya, laki-laki itu mengejar Arumi dan terus menggodanya.

"Hentikan pikiran mesummu itu Noah!" Ketus Arumi.

"Ya...baiklah. Selesai acara penobatan juga kau akan melakukannya denganku." Sahut Noah sambil berjalan mendahului Arumi.

Benar juga, biasanya setelah acara penobatan mereka akan melakukan penyatuan dan penandaan. Karena acara penobatan sama saja dengan acara pernikahan bagi kaum mereka. Arumi hanya mematung mendengar perkataan Noah, pipi nya semakin memanas, ia mengusap kasar wajahnya dan pergi kearah yang berlawanan dari Noah.

My Precious LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang