Bagian 5. [Awal Pertemuan]

14.1K 1.2K 0
                                    

•H a p p y R e a d i n g•
~Jangan lupa bantu vote&comment~



Kali ini Arumi bangun lebih awal dari Gavin, ia berniat untuk membuat sarapan.

Lebih baik aku buat sarapan yang mudah saja biar kalau tidak enak tidak masalah, batinnya.

Arumi mengikat rambutnya dengan asal, itu sama sekali tidak membuatnya terlihat buruk namun semakin terlihat mempesona, ia menggulung lengan sweater yang ia gunakan sampai seatas sikunya, lalu mulai bergulat dengan bumbu-bumbu dapur yang ia kupas kemudian ia potong-potong. Dua fried rice sudah selesai ia buat, sekarang ia hendak memasak telur mata sapi, namun memang ia tidak pernah memasak, saat telur itu meledak akibat terlalu tenggelam diminyak panas dan mengenai wajahnya, ia berteriak dan mundur hingga tersandung clemek yang ia taruh dilantai. Kamar Gavin yang berada disamping dapur membuat Gavin langsung membuka mata nya Karena mendengar suara gaduh dan teriakan Arumi. Gavin membuka pintu dan mendapati Arumi yang terduduk dibawah menutupi wajahnya dengan lengan sambil berteriak karena telur yang ia masak masih saja meledak walaupun sudah dalam keadaan hangus. Gavin mematikan kompor dengan segera.

"Apa yang kau lakukanArumi?!" tanya Gavin dengan cemas, ia melihat ada dua bercak merah dipipi dan kening Arumi yang terkena cipratan minyak panas. Gavin langsung mengambil salep dari kotak P3K dan mengolesnya kearah dua bercak yang ada diwajah Arumi.

"Hanya ingin membuat sarapan untukmu, telur itu yang kurang ajar meledak pula," ucap Arumi dengan bibir yang sedikit ia tekuk. Gavin tertawa geli.

"Kau saja yang aneh, kau memasak telur dengan minyak sebanyak itu." Gavin membangunkan Arumi.

"Tapi aku berhasil membuat fried rice" tunjuk Arumi dengan bangga kearah meja makan, Gavin tersenyum manis kearah Arumi.

Mereka sarapan dengan tenang, Arumi puas karena Gavin menyukai masakannya. Arumi pernah bertanya pada Gavin, kenapa ia bias merasakan macam-macam rasa, karena seperti yang Arumi ketahui bahwa vampir tidak bias merasakan rasa apapun, ditambah lagi Gavin dengan bebas berkeliaran disiang hari. Gavin memberikan penjelasan tentang hal itu, didarahnya bukan murni darah vampir, dia adalah half blood vampir dan wizard, mending ibunya pernah mengajarkan beberapa mantra rahasia yang berguna untuk Gavin, salah satunya adalah kebal terhadap sinar matahari ataupun bias merasakan macam-macam rasa. Setelah selesai sarapan dan bersiap-siap, Gavin mengantarkan Arumi sampai depan kampus.

Saat Gavin membukakan pintu untuk Arumi, banyak pasang mata yang melihat kearah mereka, para wanita focus terhadap ketampanan Gavin dan para laki-laki terpesona dengan wajah cantik Arumi yang semakin bersinar ketika terkena sinar matahari pagi.

"Jangan lupa nanti malam kau harus dating tepat waktu!" ucap Arumi sambil memeluk Gavin.

"Iya aku akan tepat waktu, kau mau dijemput?

Arumi menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku akan pergi dengan Grace dan Michael menggunakan taksi." jawabnya.

"Baiklah." Gavin membelai halus pucuk kepala Arumi.

Gavin tidak pernah memeluk atau mencium Arumi, hanya Arumi yang melakukan hal itu kepada Gavin, Arumi memang memiliki sifat manja sering memeluk dan mencium pipi Gavin saat suasana hatinya sedang bahagia. Gavin memasuki mobilnya untuk pergi ke kantor tempat ia bekerja dan Arumi berjalan menuju kelasnya. Selama berjalan menuju kelas banyak sekali pria yang menyapa Arumi bahkan meminta nomornya, namun Arumi selalu menghindari mereka. Arumi berhasil sampai ke dalam kelas dan segera duduk di samping Grace.

My Precious LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang