Afternoon wind

1K 95 10
                                    

Inumaki Toge sudah membuang waktu Okkotsu Yuuta selama 10 menit. Lelaki bersurai perak itu tak berani menatap lurus ke depan karena Yuuta berada disana, duduk santai sambil memegang ponselnya. Lalu bagaimana bisa benda bersifat privasi itu berada ditangan Yuuta? Ini yang terjadi beberapa menit lalu.

⌯⃝✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ⌯⃝✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ⌯⃝

"Lo balik jam berapa jadinya kemarin? Jangan bilang sampe sore?" Tanya Yuuta sambil menatap manik violet milik Toge.

"Lima menit setelah lo pergi, kakak gue jemput..." Jawab Toge singkat, lelaki ini berusaha menetralkan debar jantungnya.

"Gosat? apa kabar dia?" Tanya Yuuta. Kali ini Toge terkejut lelaki yang sama sekali baru baginya ini seakan sudah lama mengenal kakaknya itu.

"Baik-Bentar...kok lo kenal kakak?" Tanya si kecil pada si jangkung.

"Dia temen baik gue dulu...sekarang masih cuma jarang aja ketemu...bentar ada yang nelpon gue..." Ucap Yuuta seraya merogoh saku celananya meraih ponselnya yang bergetar dan meletakkannya di telinga setelah menyentuh lembut layarnya. Semua yang Yuuta lakukan terekam dengan baik oleh manik violet Toge.

"Hmm? Kenapa Miw? Hah? Iya ni sama gue...Maki nyariin? Bilang Toge nya gue pinjem..." Binar kagum tak henti terpancar dari manik violet milik Toge. Ia tak tahu bahwa manusia bisa terlihat begitu atraktif walaupun yang dilakukan hanya berbicara di telepon. Tentunya ini hanya berlaku ketika sedang jatuh cinta, sebodoh apapun pasanganmu, dimatamu itu semua sangat mempesona. Tanpa sadar Toge sudah ditarik ke dalam ruangan. Lebih tepatnya ruangan milik ekskul fotografi.

"Lo bengong doang, terus Maki mau ambil lo dari gue jadi gue langsung aja lari bawa lo kesini...Lagi mikirin apa sih, Hm?" Tanya Yuuta sembari membuka jendela diruangan itu. Sinar matahari sore menerpa keduanya.

"Ini...debar..." Ucap Toge terbata-bata sambil memegang dadanya. Yuuta panik, dengan cepat di pegangnya kedua pundak Toge dan mengarahkan tubuh lelaki itu tepat menghadapnya. Tanpa aba ia ikut memegang dada Toge. Toge sendiri anehnya tak bisa bereaksi ataupun menghindari perbuatan Yuuta. Sungguh bertolak belakang dengan sifatnya.

"Ah...Lo...ada penyakit jantung? Ge? Maaf ya gue malah ajak lo lari-larian tadi...Gue bawa minum...mau minum?" Tawar Yuuta sambil meraih tasnya dan mencari-cari botol minum.

Cekrek!

Inumaki Toge dengan kesadaran penuh memotret Okkotsu Yuuta. Keduanya hening.

"Lo...moto gue?" Tanya Yuuta. Toge terdiam. Lalu dengan gerakan super lambat ia menyimpan ponselnya ke saku celana. Ia memberanikan diri menatap mata Yuuta.

"Gue suka lo...Yuuta" Ucap Toge bersamaan dengan semilir lembut angin. Yuuta terdiam sampai-sampai menjatuhkan botol minumnya yang berbahan kaca. Bahkan suara pecahnya terdengar hingga ke lorong.

Yuuta seakan diterjang ribuan kupu-kupu. Ia-tanpa siapapun tahu, sudah sejak lama memerhatikan adik kelasnya ini dan memang sejak pertama kali melihatnya, Yuuta akui ia menyukai Toge. Betapa kikuk dan lucunya tingkah laku pemuda ini saat pertama kali manik biru tua miliknya bertemu dengan milik Toge. Semua masih amat jelas terpahat diingatannya, tanpa ada sedikitpun niat di hati kecil Yuuta untuk mencoba menyapa Toge karena menurutnya, ia hanya lelaki yang super biasa dan tidak spesial yang tak akan sebanding jika harus menjadi pasangan seorang Inumaki Toge, anak baik yang disenangi satu sekolah.

Namun sejak badai yang terjadi sore kemarin, peristiwa di halte, semua mengubah dunia Yuuta dalam sekejap, bahkan kini lelaki yang selalu dikaguminya itu sendiri yang menyatakan perasaannya.

Dan disinilah Yuuta, kebingungan bukan main, degup jantung meningkat, dan wajah memanas. Semua berkat Inumaki Toge.

"Ge-''

"Yuuta...kata kakak kalo kita lagi bicara sama orang dan jantung kita debar kencang terus di dalam badan kayak banyak kupu-kupunya, itu artinya kita suka orang yang lagi ada di hadapan kita...dan harus cepat disampaikan...'' Ucap Toge, wajahnya semerah tomat, matanya berbinar saat menjelaskan keadaannya. Semua yang dilihat Yuuta saat ini sungguh diluar kendali lelaki itu. Ia menggigit bibir bawahnya, mengusap keras wajahnya dan mendekat ke arah Toge. Mencoba menatap lelaki itu dari dekat.

"lo ngerasain itu semua, sama gue...Ge?'' Tanya Yuuta. Toge mengangguk pasti. Yuuta nampak diam dan tenang, padahal didalam dirinya sedang ribut bagai badai. Diraihnya pergelangan tangan Toge, dibawanya duduk berhadapan dengannya. Tangan satunya Yuuta gunakan untuk mengambil ponsel Toge.

⌯⃝✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ⌯⃝✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ✩⃛ೄ⌯⃝

Begitulah kejadian tentang mengapa ponsel lelaki mungil itu berpindah tangan. Dan tentu saja Yuuta sudah memasukkan nomernya dan juga data diri serta nama sosial media miliknya.

"Hmm makasih udah suka gue, Ge'' ucap Yuuta memecah keheningan.

Keduanya sekaku patung manekin di dalam display toko busana.

"Yuuta gimana?'' Tanya lelaki ini, ''Sama ga kayak gue?'' Tambahnya. Yuuta terdiam. Matanya sesekali melirik manik violet yang masih setia menatapnya balik.

"Iya...sama'' jawabnya singkat. Kata sependek itu saja sanggup membuat energi Yuuta terkuras. Lelaki yang hebat di hampir segala bidang pelajaran ini ternyata payah dalam urusan percintaan. Toge lama termenung. Seakan memikirkan lebih saksama, lebih dalam mengenai hal yang ia rasakan jika hanya berduaan dengan Yuuta. Jujur ia takut salah mengartikan perasaannya. Namun disatu sisi, ia juga tak sanggup untuk menyudahi pertemuannya dengan lelaki jangkung itu, ada sebongkah perasaan kecil yang dengan kuatnya menahan Yuuta agar tetap disana.

"Berarti udah naik ke level selanjutnya ya?'' Tanya Inumaki. Yuuta terheran tak pahami maksud si surai perak di hadapannya.

"Level?'' Ulang si jangkung. Yuuta bangkit dari duduknya saat Toge berjalan kembali ke dekat jendela. Ia menyusulnya.

"Iya, Level selanjutnya...Yuuta mau jadi pacar ku ga?'' Tanya Toge. Kali ini Yuuta yakin dirinya sedang tidak baik-baik saja karena jantungnya berdetak sungguh cepat.

"Aduh...Gege...hm...toge...''

Lelaki yang dipanggil hanya menggelengkan kepala dan menutup mata dan telinganya, seakan Yuuta memberinya kabar buruk. Lelaki mungil itu takut. Ia paham bahwa bahwa semua ini terlalu tiba-tiba dan amat sangat aneh. Mereka berdua sempurna asing dan hanya karena satu kejadian tak disengaja, membuat satu sama lain akhirnya saling tertarik seperti magnet. Yuuta tertawa kecil sambil sedikit membungkukkan tubuhnya sedikit, mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka hanya terpisah jarak satu senti.

Hening

Toge memberanikan dirinya melepaskan telinganya dan perlahan membuka kedua matanya. Mendapati seorang Okkotsu Yuuta amat sangat dekat dengannya, Toge bahkan bisa merasakan hembusan napas Yuuta lembut menerpa pipinya. Saat tubuh mungil itu refleks hendak mundur, Yuuta mendekat dan menahan tubuhnya dengan satu tangan hingga Toge mau tak mau jatuh ke pelukannya.

Sungguh keadaan yang membuat keduanya berantakan lahir batin.

Dengan lembut Yuuta memegang kedua pergelangan tangan Toge dan mengesampingkannya, ia ingin melihat dengan jelas raut wajah merona seorang Inumaki Toge.

Yang ada di dalam otak Yuuta saat ini hanya bagaimana caranya menciumi pemuda di hadapannya.

"Kalo langsung pacaran, nanti kamu kaget dan gak kebiasa...gimana kalo trial dulu sekalian pdkt? Biar Gegenya Yuuta jatuh makin dalam dan gak bisa keluar lagi, hm?'' Bisiknya tepat di hadapan Toge. Saking heningnya, keduanya bisa dengan jelas mendengar detak jantung satu sama lain yang bergemuruh.

"O-oke...kalo gitu-''

"Makasi sayangnya Yuuta...'' potong Yuuta jahil sambil mengecup puncak kepala Toge yang masih salah tingkah.

‪T_B_C

Undeniable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang