Long distance is shit

554 35 0
                                    

Tak terasa sudah memasuki satu bulan lebih hubungan Toge dan Yuuta. Keduanya mulai terbiasa menjalani hidup bersama. Mulai dari saling menginap, pergi liburan bersama, atau sekedar membantu ibu Toge memasak karena memasak rupanya menjadi salah satu keahlian Yuuta yang tak diduga-duga. Dan tibalah hari dimana keduanya akan dipisah dalam kurun waktu yang cukup lama, seminggu.

Yuuta harus mengikuti turnamen Kendo di luar kota karena ia adalah kandidat yang dijagokan sekolahnya. Toge tahu bahwa turnamen itu akan berlangsung lusa, namun ia tak pernah menanyakan pada Yuuta langsung berapa hari lelakinya itu akan pergi. Dan sekarang disinilah lelaki bersurai perak itu memeluk lututnya sendiri, merajuk. Ia kesal. Kesal karena hanya dirinya yang tidak tahu bahwa Yuuta akan pergi lebih dari satu minggu dikarenakan ini adalah tahun terakhir ia mengikuti turnamen dan pihak penyelenggara ingin mengajak beberapa peserta yang terpilih secara acak untuk ikut berwisata ke Hokkaido.

Yuuta yang berada dihadapannya hanya bisa memijat kepalanya. Ia hampir habis akal membujuk Toge.

"sayang...''

"jangan sayang aku...kamu mau pergi lama banget,Ta...seminggu lebih? Aku ngapain seminggu ga ada kamu?'' Gumam Toge sedih.

"Tapi aku beneran ga bisa ijin pulang langsung...'' ucap Yuuta sambil memegang lutut Toge namun dengan cepat ditepis oleh pemiliknya.

"emang kalo diijinin, mau pulang?'' Tanya Toge. Yuuta tak menjawab. Disatu sisi ia ingin cepat pulang dan menyudahi jarak antara dia dan kekasih mungilnya itu. Disisi lain, Yuuta juga ingin berpisah dengan klub Kendo karena ia berniat untuk vakum setelah turnamen, ia ingin fokus untuk ujian masuk universitas. Namun entah apa yang menahan Yuuta untuk tidak terus terang pada Togenya. Ia hanya mampu diam.

"kan! Kamu aja gak bisa jawab?! Udah tinggal aja aku...gak apa-apa...capek...mau istirahat. Jangan ganggu!'' bentak Toge, ia kesal dan masuk kedalam kamarnya. Membanting pintu dan menguncinya. Membiarkan Yuuta mematung diluar menatap pintu kamarnya. Dengan langkah gontai, ia menuruni tangga dan mendapati Gojo, Suguru, dan Shoko menatapnya dengan wajah iba. Kedua teman dekat Gojo itu baru saja datang untuk memberi kejutan pada Toge. Namun ternyata keadaan sedang tidak kondusif.

"Udah...jangan dipaksa. Dedek emang gitu kalo ngamuk, Ta. Ama gua aja dia ga bisa dibujuk...'' ucap Gojo sambil merangkul adik kelasnya itu dan membawa Yuuta duduk bersama mereka.

"Gua tau dia bakalan ngamuk, tapi gua gak tahu bakalan separah ini...dan salah gua juga udah bikin dia clingy karena tiap hari kebiasa barengan terus'' ucap Yuuta masih menunduk, menatapi jemari kakinya.

"Ta...gak ada yang salah dari dia clingy dan elo yang tiap hari ketemu dia...lo gak salah. Emang terkadang Toge itu butuh ditegasin kalo gak semua hal cuma tentang dia aja... gua yakin dia gak tahu kalo lo mau pensiun Kendo, kan? Dan lo takut terus terang karena bakal buat dia mikir kalo lo pensi gara-gara dia. Yekan?'' Tebak Suguru. Semua orang diruangan itu terkejut, termasuk Yuuta sendiri. Ia belum menceritakan hal itu pada siapapun selain pelatihnya. Mengapa kini kakak alumninya ini bahkan tahu detilnya.

"Taaa...berapa kali gua bilang kalo ada apa-apa lo cerita dek... kalo ga bisa sama gua, ada Shoko, ada Geto... lo jangan gini lah...jangan gegabah gitu. Lo paling berbakat dari yang lain, apa lo yakin mau pensiun? Alasan lo apa?'' Tanya Gojo yang masih shock.

"Gua harus masuk kedokteran, gua mau jadi dokter. Ini alasan pribadi gua kak, biar ga ada lagi orang-orang kayak bunda gua yang ninggalin gua karena gak mampu bawa anaknya berobat, dan gua ga bisa fokus di dua-duanya...entah itu kendo atau kuliah...gua harus milih dan pilihan gua keluar dari Kendo'' jelas Yuuta.

"kalo emang itu tujuan lo Ta, seenggaknya diskusiin sama Toge...walau ga ke kita. Dia pacar lo. Dia berhak tahu apapun yang bakal jadi rencana lo karena kelak lo bakal hidup sama dia sampe tua... lo ga bisa nyimpen semua sendirian, lo mau emang Toge ga ngasih tau lo apapun? Dia paling ceria dan semangat kalo itu bahas lo, soal lo, cita-cita dan langkah lo kedepannya. Dia selalu banggain lo, Ta. Gua harap... lo mau terbuka ama dia...jadi kalian bisa saling mahamin'' Ucap Shoko sambil memegang bahu Yuuta. Lelaki bersurai legam itu mengangguk dan mencoba meyakinkan diri sekali lagi untuk membujuk Toge. Akan sangat tak enak jika besok ia pergi dan hubungannya sedang tidak baik-baik saja.

Undeniable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang