Ryuuta dan Toge

356 13 1
                                    

Yuuta baru saja keluar dari ruang kerja Shoko di rumah sakit. Geto dan Gojo menjadi penanggung jawab perihal perawatan Ryuuta kakaknya di rumah sakit ini. Gojo bahkan sudah merencanakan pengobatan terbaik kedepannya untuk pemulihan Ryuuta. Disandangnya jansport hitam miliknya dan perlahan memasuki ruangan dimana Ryuuta terbaring, Toge sudah berada disana sejak setengah jam lalu. Maniknya mengekori langkah Yuuta yang kemudian mendatanginya, memeluk kepala Toge dan mengecup sayang puncak kepalanya.

"Dari mana gantengnya Toge?" Tanya si surai perak.

"Urus berkas sama mbak Shoko...gimana, gantengan mana sama aku?" Tanya Yuuta pada Toge sambil menunjuk Ryuuta yang tengah tertidur dengan dagunya.

"Ryuuta raut wajahnya lebih tenang ya, kayak kamu versi kalem dan pendiam" Ucap Toge. Yuuta memajukan bibirnya. Toge menaikkan kedua alisnya.

"Pertanyaannya bukan itu, cantik" Ucap Yuuta, membungkukkan tubuhnya dan menatap wajah Toge dari dekat, mencuri cium yang dimulainya dari kening, kedua pipi memerah Toge, dagu, dan berakhir pada bibir merah mudanya. Melumatnya lembut, menghisapnya penuh perasaan dan tempo yang amat sangat lambat, nyaris membuat Toge mendesah. Namun Yuuta tahu tempat dan melepasnya setelah Toge meremas bajunya. Napas mereka nyaris habis. Yuuta masih menatapnya dalam, menuntut jawaban Toge.

"Yuuta pertanyaannya aneh, aku sampe diem di depan halte pas ketemu kamu emang kamu kira kenapa?" Bisik Toge. Yuuta mengerutkan dahinya. Menggali sisa-sisa ingatannya.

"Kenapa deh? Pas hujan itu kan?" Tanya Yuuta. Toge tersenyum salah tingkah, memalingkan wajahnya.

"Aku disuruh buka baju sama orang ganteng yang ngerokok" Bisiknya. Semburat merah menjalari wajah Yuuta. Lelaki itu terkekeh.

"sayang...astaga! I love you more, oh my god" Bisiknya dengan suara rendah tepat di telinga Toge, membuat lelaki bersurai perak itu salah tingkah dan memilih memejamkan matanya. Berusaha menenangkan detak jantungnya yang tak karuan.

"Bagus banget, gua nyariin kemana-mana taunya mojok disini! Ayok kebawah! Ditungguin buat latihan kan gua bilang" Ucap Sukuna, memecah suasana bagus antara keduanya. Toge tertawa kecil. Yuuta menahan kepalan tangannya.

"Sukuna...lu kontol" Umpatnya dengan senyum paling tampan menurut Toge karena tangan si surai perak itu spontan mengusap pipi Yuuta. Sukuna menaikkan satu alisnya dan menatap Toge.

"Laki lu ga waras lu tetep sayang ni? Masa ngatain orang tiba-tiba, Ge?" Tanya Sukuna. Yuuta merangkulnya. Toge tersenyum dan mengangguk.

"Titip abang ya, cil...nanti aku nginep di kamu" Ucap Yuuta dan menghilang dari balik pintu setelah mengecup kening Toge. Suasana mendadak sepi. Manik violet Toge melirik ke arah Ryuuta dan terkejut setengah mati hingga tanpa sadar ia bangkit dari duduknya. Ryuuta menatapnya balik. Sadar. Kakak kekasihnya sudah siuman sejak tadi. Sudut matanya basah. Senyuman manis terukir di wajahnya. Persis milik Yuuta namun lebih teduh.

"Aku udah sadar sejak Yuuta nyium kamu tadi, suaranya kecupannya asik banget bikin aku kebangun...jadi, kamu Toge yang sering Muta ceritain...makasih udah sayang sama adek...makasih banyak Toge, tolong sayangi dia buat seterusnya" Ucap Ryuuta dengan suara lirih. Suaranya lebih ringan jika dibandingkan dengan suara Yuuta yang berat. Toge tertegun dan mengangguk semangat.

"Aku panggil kak Shouko untuk cek ya? Kakak harus sehat! Kita bisa jagain Yuuta bareng-bareng, aku juga butuh bantuan kakak, jadi ayo cepat sembuh!" Ucap Toge sambil menelpon Shouko.

"Ayo berjuang bersama" Ucap Ryuuta dengan senyum lebarnya.

_____________________________________

"Jadi...Gumi udah nembak lu...tapi?" Tanya Maki.

"Tapi gua masih bingung, gua ini sayang dia karena emang dia yang gua liat sebagai lawan jenis atau gua sayang dia cuma sebatas temen sejak kecil sama kek Yuuji...gua mau mastiin itu dulu" Ucap Nobara. Maki tersenyum kecil.

"Emang sulit ya kalo punya temen dari kecil terus suka sama kita" Ucap Maki.

"Ah, lu—lu kan banyak yang nembak! Kenapa sih gak ada yang lu demen? kurang semua ya?" Tanya Nobara, penasaran dengan kisah cinta Maki. Gadis berkuncir itu tersenyum tipis dan membenarkan letak kacamatanya.

"Bukan ga ada yang demen atau pada kurang, emang gua belum ada rasa pengen mulai hubungan sama orang aja sih, Ra" Ucap Maki.

"Masih kepengen sibuk sama diri sendiri ya?" Tanya Nobara lagi. Maki menengadahkan kepalanya.

"Lebih tepatnya mau improve diri sendiri dulu sepuas-puasnya, soal hati nanti dulu aja deh, gua gak mau mulai hubungan yang gua sendiri masih setengah-setengah sama itu, lu paham kan ya maksud gua?" Tanya Maki. Nobara mengangguk cepat.

"Iya sih, alasan gua juga itu kan" Ucap Nobara.

"Dah ah, kita jadi kan ke butik yang kemarin disaranin Kak Shouko? Lumayan bagus itu buat cari-cari referensi kado buat Miwa" Ucap Maki sambil merangkul Nobara. Gadis bersurai oranye itu mengacungkan ibu jarinya.

"Abis itu kita join Momo di cafe parfait rekomennya Gosat ya?" Ucap Nobara. Ganti Maki yang mengangguk.

Tak jauh dari sana, Sukuna dan Yuuta yang baru saja menyelesaikan sesi latihannya tengah duduk di sebuah cafe. Diatas meja mereka sudah ada iced coffe yang masing-masing tinggal setengah. Yuuta menatap lurus ke arah sahabat baiknya yang sejak tadi sibuk sekali dengan ponselnya.

"Abaikan aja gua" Omel Yuuta. Sukuna tersenyum jahil dan meletakkan ponselnya diatas meja, beralih meminum kopinya.

"Lu punya pacar ya? Anjing lu" Tuduh Yuuta, Sukuna tersedak kopinya sendiri.

"Sembarangan! Yuuji! Yuuji ngirimin chat dia sama cewek yang nembak dia di kelas gemes banget gua, adek gua cinta-cintaan era cuy!" Ucap Sukuna semangat. Yuuta memutar bola matanya.

"Hidup lu delapan puluh persennya Yuuji semua ya?" Tanya Yuuta. Sukuna mengangguk semangat.

"Sesayang itu gua emang sama dia, Taaa! Gua gak siap kalo dia nikah nanti bakal misah ama gua! Gak bisa membayangkan Yuuji kecil gua dewasa, gak mau!" Ucap Sukuna.

"Brocon lu ini butuh dibawa ke psikiater, udah gak sehat" Ucap Yuuta terkekeh.

"Ryuuta juga pasti gitu, gua yakin dia sesayang dan secinta itu sama lu" Ucap Sukuna sambil berpangku tangan.

"Semoga aja dia cepat pulih, banyak hal yang mau gua bicarain sama dia" Ucap Yuuta sedikit sedih.

"Saran gua sih pelan-pelan dulu, Ta. Di masa-masa recovery sih kalo bisa jangan lu tanya macem-macem dulu, mulai pelan-pelan" Ucap Sukuna. Yuuta mengangguk setuju.

"Iya gantengku" Ucap Yuuta. Sukuna tersedak untuk kedua kalinya.

"Kontol, kurang-kurangin coba" Omel Sukuna.

"Dih? Kenapa gua gak boleh terus Yuuji boleh begitu? LU—APA HANYA GUA YANG MENGANGGAP HUBUNGAN KITA SPESIAL?!" Tanya Yuuta dengan eskpresi shock yang dibuat-buat. Sukuna terkekeh dan menempeleng kepalanya.

"Gua segan sama Toge, sat!" Omel Sukuna.

"Ya beda lah! Toge itu cantiknya gua, sayangnya gua, cinta dalam hidup gua, ahh jadi kangen" Keluh Yuuta, Sukuna menempelengnya untuk kedua kalinya.

"Pegang janji lu untuk ga tinggalin dia, Ta" Ucap Sukuna. Yuuta mengangguk seraya tersenyum manis. Sukuna jengah dan memutar bola matanya.

"Lu kayak gini juga gak sih sama anak lain? Tebar pesona gini" Tanya Sukuna.

"Sorry Na, gua gak ada tujuan tebar pesona sih. Kalo lu mikir gua begitu berarti lu terpesona ama kegantengan gua" Ucap Yuuta. 

"Ya emang kan?" Tanya Sukuna padanya.

"Emang terpesona?" Tanya si surai hitam.

"Emang goblok! HAHAHAHA!" Sukuna puas tertawa saat Yuuta sudah bersiap memukulnya namun terjatuh dan tertimpa minumannya sendiri hingga membasahi kaos hitamnya. Sukuna menertawakannya terlebih dulu baru membantu mengeringkannya. Membuat Yuuta memukul kepalanya keras. Dan tawa keduanya tak berhenti.


—to be continued—

Undeniable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang