Suguru and the girls

137 8 2
                                    

Setengah jam sudah berlalu sejak Satoru memintanya untuk menunggu di dekat tempat kejadian perkara siang ini. Ambulans dan tim bantuan sudah berlalu lalang sejak tadi. Rokok di jari lelaki bersurai panjang itu sudah yang ke lima batang. Tidak ada tanda-tanda lelaki bersurai putih lembut itu akan muncul. Suguru resah dan mulai meraih ponselnya. Tepat saat jemari panjangnya akan mengetik sesuatu di kolom chat, Satoru datang dan memeluk pinggangnya, mengusal ke ceruk lehernya. Tahu persis bagaimana menebus kesalahan karena telah membuat lelakinya menunggu setengah jam lamanya. Suguru mendengus sedikit lalu menoleh dan mengecup lembut pipi Satoru.

"Lemot lu" Ejeknya. Lelaki yang kerap dipanggil Gojo itu menjulurkan lidahnya dan tertawa kecil.

"Maaf...Yuuta tadi minta anter ke rumah, jadinya aku muter lagi padahal udah setengah jalan" Ucap Satoru.

"Udah beres disini, nanti kamu yang ngetik laporannya ya? Aku mau melakukan sesuatu yang lebih penting" Ucap Suguru. Satoru mengerutkan alisnya bingung namun sedetik kemudian ia menjentikkan jarinya.

"Mimiko sama Hanako hari ini dijemputnya?" Tanya Gojo. Geto mengangguk semangat.

"Mom udah bising banget dari pagi nyuruh gua jangan telat jemput bocah, dari pagi lho! Bayangin aja jam lima pagi dia udah ke kamar aku" Ucap Geto. Lelaki bersurai putih di hadapannya hanya tertawa menanggapi ucapan kekasihnya itu.

"Lu mau gak kalo gua bawa Toge ikut jemput?" Tanya Geto. Gojo menengadah memikirkan ide barusan.

"Dia inget gak ya? Lu gak lupa kan kalo adek lu ingatannya kacau? Terakhir dia ketemu Mimi Nana kan umur tujuhan...gak apa-apa sih ya harusnya" Ucap Gojo. Geto mengangguk.


----------------------------

Maka disinilah sekarang Toge duduk, di antara kedua gadis yang nampak beberapa tahun lebih muda darinya itu. Toge sesekali melirik ke arah keduanya dan menggaruk belakang lehernya.

"Kakak gak inget kita dulu suka gangguin kak Ieri nanam kaktus? Inget gak?" Tanya Nanako sambil menggerak-gerakkan lengan Toge. Yang ditanyai hanya tersenyum bingung. Kedua abangnya tak membantunya sama sekali sebab asik bercengkrama di kursi depan mobil milik Geto itu.

"Oh iya...kalo temen kakak satu lagi itu kemana?" Tanya Mimiko. Toge memiringkan kepalanya bingung.

"Ehh ummh, yang mana?" Tanya lelaki itu.

"Yang jahil banget! Rambutnya hitam...kalau gak salah namanya Okkotsu..." Ucap Nanako. Wajah Toge berubah sumringah.

"Ohh!! Yuuta?! Dia sekarang hmm mungkin baru selesai latihan kendo, mungkin lagi jalan ke bakery tempat kerjanya" Ucap Toge panjang lebar. Kedua gadis itu tertegun melihat Toge bisa berbicara sepanjang itu dan dengan semangat yang menggebu-gebu.

"Kakak...suka kak Yuuta?" Tanya Mimiko. Nanako terkejut dengan pertanyaan kembarannya itu.

"Hehe...aku...pacarnya" Jawab Toge. Kini keduanya yang terkejut bukan main.

"Pantesan kakak semangat banget! Nanako juga begitu kalo ngomongin..." Kalimat Mimiko menggantung kala tangan panjang Nanako mencubit pipinya, membuat Toge terkejut dan tertawa kecil.

"Sssshhh! Jangan! Nanti kita dimarahin abang kalau ketahuan! Ih kamu ini!" Omel Nanako. Mimiko tersenyum licik. Toge beralih menatapnya.

"Coba kasih tahu kakak aja, Nana punya pacar?" Tanya Toge. Nanako awalnya ragu namun akhirnya membisikkan sebuah nama dan menceritakan singkat siapa lelaki yang ia sukai di kelasnya itu. Toge mengangguk-angguk sambil tersenyum kecil.

"Kalo Mimiko? Gak punya pacar juga kayak Nanako?" Tanya Toge sambil membenarkan letak jepit rambut gadis yang kini sedikit tersipu malu itu.

"Aku sukanya sama kakak soalnya" Jawab gadis itu enteng. Toge terkejut dan menunjuk wajahnya sendiri.

Undeniable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang