Explode

303 16 1
                                    

Kepulan asap rokok menguar di udara, Yuuta yang baru tiga hari lalu rawat inap sudah berani merokok di roof top sekolahnya. Ia seharusnya masih berbaring di ruang rawat inap khusus itu namun keras kepala lelaki jangkung satu ini tidak ada yang bisa melawan, termasuk Toge.

"Si bego udah ngudud aja, gak kapok dimarahin lu?" Tanya Kokichi yang mencari-cari pemantik apinya. Yuuta meliriknya dan memegang kedua pipi Kokichi, menyatukan ujung rokok keduanya dan membakar milik Kokichi. Lelaki di hadapannya sedikit terguncang. Baru kali ini ada seorang lelaki yang tak pernah merasa masalah melakukan kontak fisik lumayan dekat dengan sejenis.

"Chi, maaf maaf nih ya...gua tau gua emang pesona nya gak bisa dilawan saking gantengnya tapi gua setia sama Toge" Ucap Yuuta sambil meniupkan asap rokoknya ke udara. Kokichi menempeleng si surai gelap dihadapannya.

"Stress lu anjing..." Serapahnya, mengikuti Yuuta yang juga bersandar pada balkon.

"Abisan diem aje abis dibakarin...by the way, udah ada kemajuan apa nih sama Miwa, Ceilaaaaah...temen gua dari kecil akhirnya punya gebetan" Goda Yuuta sambil menyikut Kokichi yang berusaha menutupi wajah tersipunya.

"Ya gitu...dia minta ditembak mulu...padahal gua pengennya tuh selesai ujian aja biar sama-sama fokus. Awalnya ngamuk sih dia, nyangka gua ada yang disuka selain dia. YAKALI?! Gak tau aja dia gua sebucin apa ke dia" Ucap Kokichi.

"Perlu gak gua bikin makalah list perbucinan lu ke Miwa?" Tanya Yuuta. Keduanya tertawa keras.

"Baju lu kenapa ga dikancing? Ganteng begitu? Najis banget" Omel Kokichi.

"Gerah, tadi abis latihan juga di Dojo, ac nya mati sialan..." Umpat Yuuta.

"Gua ada kepikiran join tapi gua udah nyaman di panahan ama basket" Ucap Kokichi.

"Gak usah, ntar sok kegantengan lu. Males gua" Ucap Yuuta. Keduanya terkekeh.

"Jadi, katanya Kamo...Toge udah inget semuanya?" Tanya Kokichi, melirik Yuuta yang menerawang menatap langit mendung.

"Iya...tapi kayak ada yang aneh" Ucap Yuuta, raut khawatir muncul di wajahnya. "Gua ngerasa kayak dia nyembunyiin sesuatu dari gua tapi gua gak mau curigain juga" Lanjut Yuuta.

"Mungkin belum sepenuhnya yang dia ingat? kayak apa ya...nyari-nyari kebenaran? Yah gua juga ga tahu sih gimana rasanya ga inget apa-apa" Komentar Kokichi, Yuuta meliriknya balik dan tersenyum.

"Masa sih? Lu diajarin aljabar aja langsung lupa lima menit kemudian" Ejek Yuuta.

"Itu lain lagi bangsat...gak usah bawa-bawa perintilan sekolahan dah...please" Rengek Kokichi, Yuuta tertawa terbahak-bahak.

"Yaelah dicariin taunya disini..." Ucap Megumi. Yuuta panik dan dengan cepat dibuangnya puntung rokoknya setelah diinjaknya untuk mematikan baranya. Kokichi tertawa hingga tersedak asap rokoknya sendiri melihat tingkah panik Yuuta. Karena jika Megumi disini, sudah pasti ada...

"Yuuta kenapa bajunya kayak gitu? Mau cepet mati?" Sindir Toge yang berjalan cepat kearahnya seraya memasangkan satu persatu kancing baju Yuuta, menutupi tubuh sixpacknya. Yuuta memerhatikannya dari dekat dan menghirup puncak kepala Toge. Megumi, Kokichi, Kamo, dan Yuji hanya bisa menggelengkan kepala, sudah tak heran dengan kelakuan Yuuta.

"Kamu udah makan?" Tanya Yuuta lembut sambil menyelipkan poni Toge kebelakang telinganya. Lelaki mungil di depannya ini menggeleng pelan. Yuuta mengalihkan pandangannya pada Megumi dan Yuji.

"Dia mau nyari lu dulu katanya...kita-kita sih udah makan" Ucap Megumi. Yuuta menghela napas panjang saat Toge menyengir tanpa dosa. Ditepuknya pundak Kokichi dan berpamitan pada yang lain untuk membawa Toge ke kantin sekolah. Keduanya menghilang dibalik tangga darurat.

Undeniable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang