Hal pertama yang dilihat oleh sepasang netra violet itu adalah wajah sang kakak, Gojo. Tengah tertidur di sisi kanan ranjangnya. Di sisi kirinya terdapat Geto. Ia edarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Yuuji, Megumi, dan Sukuna berada disana. Semua berada disana tapi tidak dengan Yuuta nya. Toge bertanya-tanya kemana perginya lelaki itu. Jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Ia resah dan dengan perlahan keluar dari selimut, turun dari ranjang yang lumayan tinggi itu. Merasakan dinginnya lantai menyergap telapak kakinya yang telanjang. Sedikit bergidik, Toge menyeret tiang infusnya mulai berjalan perlahan ke arah luar. Dan tepat saat ia hendak membukanya, Yuuta juga memegang gagang pintu tersebut dari luar. Keduanya sama-sama terkejut.
"Sayang?!...Kamu mau kemana?" Tanya Yuuta langsung meraih pergelangan tangan Toge yang tanpa aba memeluknya.
"Nyari kamu" Jawabnya singkat. Toge membenamkan wajahnya pada dada bidang Yuuta. Menghirup aroma tubuh yang begitu ia rindukan. Rasanya lama sekali ia tak memeluk Yuuta.
"Berapa lama aku gak sadar?" Tanya Toge saat Yuuta menggendongnya dan menyeret kembali tiang infus itu kembali ke sisi ranjang.
"Dua minggu, nyenyak banget sayangnya Yuuta boboknya" Ucap Yuuta, Toge tertawa kecil. Geto terbangun karena Yuuta sedikit kesusahan meletakkan Toge kembali ke ranjangnya. Gojo juga turut terbangun.
"Lha?! Adek udah bangun?" Tanya Geto sambil mengusap matanya.
"Dari mana kalian?" Tanya Gojo, bantu merapikan selimut adiknya itu.
"Dia nyari gua keluar, gua abis ngerokok" Jawab Yuuta singkat.
"Gak kerasa ya dia bangun, Sat" Ucap Geto.
"Lu emang kebo sih" Sahut Geto.
"LU JUGA GA KEBANGUN YA BANGSAT" Omel Gojo. Toge tertawa kecil.
"Ta, temenin gua dah ke ruangan Shoko...laporin keadaan Toge" Ucap Geto seraya merangkul Yuuta. Toge menggeleng sambil memeluk satu tangan Yuuta. Persis seperti bocah yang tak mau mainannya diambil.
"Sebentar adek" Ucap Gojo.
"Tapi nanti kesini lagi ya?! Awas aja nggak!" Ucap Toge mengancam Geto. Yuuta dan Geto serentak mengacungkan ibu jari ke arah Toge untuk menenangkannya. Si surai putih itu kembali tenang, kini menatap ke arah Gojo yang nampaknya ingin menyampaikan sesuatu yang cukup serius.
♪¨̮⑅*⋆。˚✩.*・☆.。.:*・°☆.。♪¨̮⑅*⋆。˚✩.*・゚
"Gua udah tahu kita bakal bahas apa disini" Ucap Yuuta sembari menghembuskan asap rokoknya ke udara dingin. Ditatapnya kedua netra gelap Geto, lelaki bersurai panjang yang dicepol ke atas itu menatapnya balik. Meminta pemantik api di tangan Yuuta, lantas Yuuta nyalakan untuk membakar rokok yang sudah terselip di bibir lelaki itu.
"Apaan coba? Sotoy banget bocah" Ucap Geto, merespon ucapan Yuuta sebelumnya dengan tawa renyah. Yuuta tersenyum.
"Soal kasus Toge...ada kaitannya sama keluarga gua yang brengsek itu, kan? Kalau gua bilang kejadian hari ini karena gua, lu bakal marah gak?" Tanya Yuuta, raut wajahnya menegang. Geto ikut memasang ekspresi seriusnya.
"Lu udah paham sejauh itu, gak minat masuk kepolisian atau intel bareng gua sama Gosat?" Tanya Geto seraya mengusak lembut helaian rambut Yuuta, seperti yang ia kerap lakukan pada Toge.
"Apa gua harus jauhin Toge lagi kali ini?" Tanya Yuuta, mati-matian menahan airmatanya.
"Justru gua mau minta lu untuk jagain dia, dan harus ada di sisi dia. Misi gua ama Gosat kali ini emang agak beresiko karena kita jujur aja make lu sebagai umpan. Percayalah, kejadian hari ini udah ada dalam rencananya Gosat, cuma eksekusinya kali ini cukup berantakan dan bikin kacau...jadi, tujuan gua ajak lu keluar kali ini...gua pengen lu ikut dalam misi...dan lu harus dengerin arahan yang gua sama Gosat kasih ke lu" Ucap Geto. Netra biru gelap Yuuta membesar. Rasa penasarannya meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undeniable Feelings
Fiksi PenggemarHanya sepenggal kisah kehidupan seorang Inumaki Toge dan lelaki kesayangannya, Yuuta Okkotsu . . . . . . . ⚠️warning⚠️ This is BL CONTENT Y'All! yang minor, dan homophobic, you know what to do right? Also, I'll make this lil bit fluff so...the 18+...