9. Pertu, Perawan Tua

140 15 0
                                    

HOLLAA SEMUA APA KABAR?

HAPPY WEEKEND! KALIAN SIBUK NGAPAIN NIH? WEEKEND KALI INI, MENDING BACA AMBIVALEN XIXI🤗

OH, IYA. ADA YANG DARI KOTA KLATEN? ATAU KALIMANTAN?

ATAU KALIAN DARI KOTA JOGJA?

XIXI^^

ENJOY YA❤️

Happy reading ❤️

Suara kicauan burung bahkan tidak terdengar jelas di pagi yang cerah ini. Sebagai gantinya, dentuman keras musik koplo memekik telinga siapapun yang melewati rumah Wildan.
Papa Pram menyalakan musik tersebut dengan sangat keras, lagu dengan judul mendung tanpo udan---Ndarboy Geng itu mengalun merdu.

Wildan yang sedang mencuci motor kesayangannya pun ikut bergoyang. Ia mengoleskan sabun ke permukaan motornya, lalu dengan menggunakan spons ia meratakannya. Ia memanfaatkan hari liburnya untuk ini.

Sedangkan papa Pram asik membersihkan kandang burung miliknya. Papa Pram asli orang Kalimantan, tapi sangat suka dengan musik koplo.

Wildan mengulur selang, untuk menyemprot motornya. Setelah benar-benar bersih tanpa adanya sabun yang menempel, ia mengambil kain untuk mengelapnya.

"Ora Beat ora sosweet," celetuk Wildan Wildan bangga.

Wildan mengelus pelan jok motor miliknya. "Kapan Jenny, duduk disini? Inara Mulu perasaan." cibirnya.

Menghela napasnya, Wildan beranjak duduk di sebelah papanya yang sedang asik dengan burungnya.

"Wildan," panggil papa pelan.

Beliau mengode anaknya melalui gerakan mata. Wildan menurutinya, ia melihat arah jalanan yang papanya kode kan. Terdapat perempuan cantik dengan rambut dikucir kuda, sedang melakukan jalan pagi. Tidak lupa dengan earphone yang menyumpal telinganya. Wildan yang peka dengan yang dimaksud papanya pun berdiri dipinggir jalan.

"Wush ... Pantesan aja udaranya adem. Ternyata ada malaikat lewat," goda Wildan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Angel berhenti berjalan. Ia menatap Wildan sebentar, ia melepaskan earphone yang menyumpal telinganya. "Ada apa, Wil?"

"Selamat pagi, malaikatku," sapa Wildan tengil.

Angel mengerutkan keningnya. Tidak membalasnya, menyesal telah berhenti berjalan. Baru saja ia ingin melangkah pergi, lelaki paruh baya itu mendekatinya.

"Loh, nggak mampir dulu? Istirahat dulu, dek, sama abang." goda Pram menggoda.

"Nggak, terimakasih, om." ketus Angel.

"Jangan panggil, om. Panggil Daddy aja," bisik Pram terkekeh.

Angel memutar bola matanya kesal. Lebih baik ia melanjutkan jogging nya. Daripada mendengar gombalan maut dari ayah dan anaknya itu. Ia mulai berjalan meninggalkan mereka.

"Malaikat kok, pergi?" tanya Wildan dengan dramatis.

Ayah dan anak itu saling menatap, keduanya langsung tertawa terbahak-bahak. Melakukan high' view Untuk keberhasilan dalam menggoda mbak Angel.

"Awww ... " jerit keduanya.

Tante Endah datang dengan wajah garangnya, menjewer telinga Wildan dan suaminya. Ini keterlaluan, mereka sering menggoda siapa saja perempuan di perumahannya. Tante Endah hanya tidak suka, dan jujur saja merasa cemburu. Suaminya sedikit nakal.

AMBIVALEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang