EYY SELAMAT HARI SENIN
AKU KEMBALI UPDATE NIH
PAGI-PAGI BENER😭 jam 07.45
SAKING SEMANGATNYA WKWKWK
YUK, VOTE DULU! SPAM KOMEN JUGA YA SAYANG 😚😘
Happy reading ❤️
Sesuai perjanjian di grub, murid IPS 1 akan melakukan hias kelas yang dilakukan oleh para OSIS SMATUSA untuk memperingati HUT SMATUSA yang ke 56. Setiap tahun selalu diselenggarakan, dan kali ini mereka melakukannya dengan serius, ini terakhir kalinya untuk mengikuti lomba-lomba semacam ini. Karena setelahnya mereka lulus, hanya tinggal menghitung beberapa bulan lagi.
"Lama banget, mereka ngapain sih?" sungut Farhan yang mukanya sudah masam menunggu pintu kelas dibukakan.
Inara menghela napasnya, benar saja Farzan dan Yusuf belum kembali mengambil kunci kelas dari TU, entah apa yang mereka lakukan. Karena ini hari Minggu, maka hanya gerbang sekolah yang dibuka tidak dengan kelas. Itu-pun dibuka karena pihak sekolah tahu kalau para murid akan menghias kelas mereka untuk lomba.
"Sabar, duduk dulu gih." Putri menggeser posisi duduknya.
"Dari tadi kek!" seru Farhan duduk di sebelahnya.
Inara mendadak teringat sesuatu. "Eh, kalian bawa gunting dari rumah, 'kan takutnya nanti kurang kalau cuma satu."
"Iya bawa," sahut Putri mengambil gunting dari tasnya.
Sedangkan Farah hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia sibuk melihat print-print an gambar aplikasi yang sudah mereka diskusikan.
"Nah, dateng juga!" seru Putri melihat Farzan dan Yusuf yang berjalan mendekat.
"Lama bingits mas," ledek Farhan.
"Bacot!" umpat Farzan dengan muka kesal.
Farhan kebingungan sedangkan Yusuf tertawa. Ia membuka pintu kelas dengan geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, tadi Farzan hampir terpeleset di depan banyak adik kelas. Pastilah malu.
"Kenapa lo?" tanya Farhan tidak mengerti.
"Kepo," jawab Yusuf membukakan pintu.
"Sekarang mah, gitu ya, mas. Main rahasia-rahasian sama aku!" ujar Farhan dengan nada yang dibuat-buat.
"Jijik, ew!" bukan Yusuf, itu Farah yang mengatakan. Ia mendorong tubuh Farhan yang menghalangi jalan masuk.
Mereka mulai memasuki kelas, dan Putri mulai mengeluarkan barang-barang yang ada di kantung plastik hitam yang besar. Farzan melepas tali yang mengikat beberapa gabus dibantu Yusuf.
Farah memilih untuk mengambil sapu, dan berniat untuk menyapu terlebih dahulu. "Tunggu!"
Itu suara Inara, membuatnya berhenti. "Kenapa Ra?"
"Jangan dulu, nanti kotor lagi," peringat Inara mencegah.
Putri mengangguk setuju. "Lo sama gue aja sini, guntingin gambar nanti gue yang tempel ke gabus pake double tipe."
"Din, lu gambar tulisan google ya? Pinter gambar, 'kan?" minta Putri.
"Makasih loh, Put pujiannya," balas Farhan tertawa.
"Sini nyet," ujar Farhan menyeret ujung baju Farzan.
"Put, kertas karton mana ya?" tanya Inara mencari di kresek tapi tidak ada.
"Ini Ra, kita bagi," ujar Farhan.
"Okey,"
"Yuk, semangat!" seru Putri mengepalkan tangannya di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBIVALEN (End)
Novela Juvenil||follow dulu untuk update terbaru|| Priyanka Inara siswa nomor satu di SMATUSA yang terkenal akan kepintarannya jatuh cinta pada Wildan Pamungkas, siswa yang terkenal karena tingkahnya yang random juga merupakan tetangganya, tapi cinta Inara bertep...