1. Waktu SMATUSA Bagian Bacot

1K 54 39
                                    

HALLO SEMUAA😚

INI CERITA LENY KE-4

JANGAN LUPA BUAT VOTE<3

*BTW, diatas ada spoiler chat story' dari tokoh ambivalen. Kalau mau full nya kalian bisa lihat di Instagram aku. (Wattpad.len) ada juga chat story' dari tokoh ceritaku yang lain.

Puluhan siswa laki-laki saling bertatapan dengan sorot mata penuh benci. Di sebelah kanan, terdapat Siswa dengan seragam sekolah lengkap dan rapi. Tapi dari arah yang berlawanan, terdapat siswa dengan seragam tanpa atribut lengkap. Baju dikeluarkan, dan rambut yang berantakan.

Suasana terlihat sangat tegang dan mencekam. Dari siswa dengan kubu kiri sudah tersulut emosi sedari tadi. Jika kalian pikir ini adalah tawuran atar sekolah, kalian salah. Ini juga bukan tawuran antar gang motor seperti yang ada di novel. Bukan juga ajang adu jotos, tapi adu bacot!

"Mau lo apa sih, nyet?!" tanya Wildan Pamungkas lelaki berkulit sawo matang dengan rambutnya yang hitam legam. Warna kulitnya yang eksotis membuat para perempuan tergila-gila, yang sedari tadi kesal, karena hanya diam saja.

"Gue nggak terima atas hasil futsal kemarin. Anak IPS kemarin pasti curang!" tuduh Ilham, salah satu murid dari jurusan IPA.

"Yaelah, terima nasip aja deh," timpal Edwin Wibisono teman dekat dari Wildan. Lelaki dengan tubuh gempalnya.

"Pokoknya, gue nggak terima!" bantah Ilham ngotot.

"Keras kepala. Emang gitu, ya? Anak IPA selalu egois, mau menang sendiri," kata Ariel Nugroho satu kelas dengan Wildan dan Edwin. Lelaki dengan tubuh atletis serta alisnya yang tebal, banyak perempuan di SMA Tunas Bangsa yang mengidolakannya.

"Betul, anak kesayangan guru!" timpal Yusuf Irawan, lelaki dengan tubuh setinggi tiang.

"Maksud lo, apa?" tanya Eko, tidak terima dengan ucapan Yusuf.

"Anak IPA, 'kan emang kesayangan para guru." Yusuf mengulang kembali ucapannya.

Ilham menyunggingkan senyumnya, "Iri, ya? Anak IPS, 'kan bisanya cuma buat onar!"


"Bacot, lo! Sok-sokan milih jurusan IPA, eh, tahunya besok linjur!" ledek Wildan membuat teman-teman nya tertawa.

Ilham dan temannya, terdiam. Merasa ada benarnya juga ucapan Wildan. Tapi, Ilham tidak diam saja, saat mereka mengejek anak IPA. Ia harus membalasnya.

"Terserah anak IPA dong. Kita pintar, punya kekuasaan. Diberi soal jurusan IPS aja kita bisa," ujar Ilham sombong.

"Songong banget lo. Sini maju!" tantang Edwin emosi.

Melihat anak IPS emosi membuat anak IPA merasa senang. Mereka saling melakukan high five satu sama lainnya.

"Diem! Jurusan lo ngebosenin. Ngitung mulu, emang otak kuat? Pasti pada rontok, 'kan rambut lo?" tanya Wildan.

"Ngebosenin darimana nya? Dari ilmu fisika kita jadi tahu, kenapa apel bisa jatuh dari pohon!" sanggah Eko.

"Apel jatuh aja kudu mikir. Fisika kebanyakan gaya!" ledek Ariel.

AMBIVALEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang