14. Janda Bolong Bikin Heboh

130 15 0
                                    

HALLO APAKABAR NIH?

SIAPA YANG HOBI BERKEBUN☝️

ADA YANG PUNYA JANDA BOLONG JUGA?

PERNAH VIRAL PADA MASANYA YA, KAN???

YUK, SIMAK CERITA INARA SAAT PERGI KE TOKO TEMPAT IBUNYA BEKERJA🤗

happy reading ❤️

Inara berdiri tepat di depan lautan manusia yang memenuhi toko tanaman hias, tempat mamanya bekerja. Ia terheran, tidak seperti biasanya, toko ini terlihat sangat ramai. Bahkan terlihat seperti orang yang sedang berdemo saja.

Inara menarik napasnya, lalu memaksakan diri untuk masuk ke dalam kerumunan. Ia bernapas lega saat melihat mamanya serta empat karyawan yang bekerja. Mereka sedang berdiri sejajar. Mama mengkode kan Inara untuk mendekat.

Mama Ina mengambil toa untuk menghentikan suara orang-orang yang ingin membeli tanaman.

“CEK ... CEK ...”

“Dengar! Saya mengerti apa yang kalian inginkan. Maka demi kenyamanan bersama, saya akan membagi tugas.”

“Bagi yang ingin memesan tanaman seperti janda bolong, atau apapun yang tidak tersedia disini. Kalian bisa pesan dulu ke saya dan ketiga teman yang berada di sebelah kiri saya ...”

“ ... Dan bagi yang ingin membeli tanaman hias yang ada disini, kalian bisa membeli dengan memesan pada karyawan dan anak saya di sebelah kanan saya.”

“Silakan semuanya.”

Begitu mendengar intruksi, mereka semua bubar. Mendekati para karyawan yang ditugaskan, termasuk Inara yang juga bersiap untuk melayani mereka.

Kali ini, Inara bekerja ditemani oleh kak Nila, umurnya masih dua puluhan, jadi ia tidak harus merasa canggung. Tapi yang membuatnya bingung adalah, mengapa mereka sampai berdemo seperti tadi.

“Kak, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Inara penasaran.

“Mereka rebutan janda bolong dek,” jawab kak Nila menghela napasnya.

“Hah? Namanya lucu!” seru Inara terperangah.

Kak Nila terkekeh. “Belum tahu aja harganya berapa.”

“Emang berapa kak?”

“Tiga puluh, sampai empat puluh juta,” sebut kak Nila membuat Inara terkejut.

“Wow ... Mereka rela membeli tanaman yang daunnya bolong-bolong yang harganya berjuta-juta?!” pekik Inara.

Kak Nila tertawa. “Namanya juga lagi viral dek, pasti pada kepo dan beli.”

“Iya sih, kak. Akhir-akhir ini memang pada demam tanaman hias,” sahut Inara percaya.

Belakangan ini, ibu-ibu memang senang berkebun. Inara bahkan mendengar berita di tv banyak yang memburu tanaman hias hanya karena 'ingin seperti yang lain' tidak heran jika akhir-akhir ini toko tanaman hias tempat mamanya bekerja ramai pengunjung.

“Kakak ke sana dulu dek, ada yang perlu dibantu.” pamit kak Nila.

“Oke kak!”

Inara melihat seorang ibu yang mengandeng anak kecil seperti kebingungan. Ia mendekatinya, sebenarnya ia merasa gugup jika sedang  melayani pelanggan seperti ini.

“Ada yang bisa saya bantu, Bu?” tanya Inara sopan.

“Ah, iya nak. Dari tadi saya muter-muter nyari tanaman Sirih Gading. Kok, nggak ada?” tanyanya.

AMBIVALEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang