38. Nonton Pertunjukan Wayang

95 13 0
                                    

HAI APA KABAR?

AKHIRNYA BISA UPDATE 😭

KALIAN PERNAH NONTON PERTUNJUKAN WAYANG?

*Btw konten chat story' kaya yang ada dimulmed bisa kalian lihat full di Ig aku yaa (wattpad.len) link in bio ❤️

VOTE, SAMA SPAM KOMENNYA AKU TUNGGU(✯ᴗ✯)

Happy reading ❤️

Disinilah Inara berada, tepat di depan rumah pak RT yang sudah ramai. Banyak warga setempat yang ikut datang memeriahkan acara pagelaran wayang yang di adakan oleh pak RT. Anak sulungnya kemarin resmi menjabat sebagai polisi makanya beliau mengadakan syukuran.

Tidak hanya warga yang memeriahkan, tapi juga banyak penjual aneka makanan dan mainan yang sudah dari tadi sore datang berjualan.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, tapi belum juga dimulai. Ia dan mama Ina mencari rombongan untuk diajak mengobrol.

“Ma, itu ada Tante Endah sama Mbak Mawar!” tunjuk Inara.

Mereka segera mendekati Tante Endah dan Mbak Mawar. Ada Bintang dan juga Yudha yang tengah asik memakan siomay bumbu kacang. Tapi seperti ada yang kurang, ia tidak menemukan Wildan bersama mereka. Mungkin saja sedang bersama teman-temannya.

“Mau nggak kak?” tawar Yudha dengan semangat.

“Kamu habisin ya, kakak bisa beli sendiri nanti,” balas Inara menatap mata Yudha yang berbinar.

“Tan, Wildan nggak ikut nonton ya?” tanya Inara masih dengan mata yang jelalatan mencarinya.

Tante Endah tersenyum gemas. “Ada dibelakang mu.”

Inara mengerutkan keningnya, tapi langsung memutar tubuhnya. Ternyata benar, ada Wildan dibelakangnya dengan muka masam.

“Padahal mau gue bikin kaget,” cebik Wildan kesal.

“Ayo Ra, kita jalan-jalan!” ajak Wildan kemudian.

“Kak, Yudha ikut!” lontar Yudha mengenggam tangan Inara.

“Eits ... Gak! Lo main gih, sama Bintang,” tolak Wildan.

“Punya apa kamu, sampai mau bawa anak saya jalan?” tanya Ina dengan muka galak.

Wildan menyengir, menampilkan deretan giginya. “Punya uang Tan, nanti Wildan jamin sekembalinya dari jalan-jalan, Inara kenyang.”

Mama Ina tertawa, beliau melirik Tante Endah yang sudah geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya. 

“Biasanya juga Inara yang suruh bayar,” ujar Endah.

“Plis dong Ma, jangan buka kartu di depan calon besan!” protes Wildan, mukanya sudah masam.

“Lihat raine anakmu yu,” kata mama Ina tertawa.

(Muka)

“Yaudah sana, kalau mau jalan-jalan,” ujar Mama Ina memberi izin.

“Ayo Ra!” seru Wildan bersemangat.

Mereka mulai berjalan menjauh. Disini terdapat banyak makanan, bingung ingin memakan apa. Entah Wildan sadar atau tidak bahwa tangannya menggenggam erat tangan Inara.

Hati Inara mudah menghangat jika Wildan seperti ini padanya. Ia masih terus menatap Wildan yang berjalan menatap gerobak makanan yang ada. Mencari makanan mana yang akan dimakan, tanpa sadar Inara menatapnya lekat.

Keduanya serentak berdiri di tempat, ketika mengenali aroma khas yang menusuk hidung mereka. Mata mereka ikut terpejam, seolah menikmati bau yang mereka kenali. 

AMBIVALEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang