12

4.8K 209 19
                                    

"ZERO!"

Zero mengedarkan pandangannya ke penjuru caffe, hingga dia bisa melihat seseorang yang memanggilnya tadi sedang melambaikan tangan kearahnya.

Dengan tatapan datar, Zero menggandeng lengan Laurecee dan berjalan kearah meja yang di duduki oleh tiga pria tampan yang menatapnya berbinar.

Saat sudah sampai di meja yang di duduki ketiga pria itu, Zero langsung di serang oleh beberapa pertanyaan.

"Wihh siapa nih? cakep banget anjir"
tanya pria berambut ikal sembari menatap Laurecee terpesona.

"Ini mah cakepnya ngalahin emak gue anjir" sahut pria satunya.

"Gila, gue kira lo udah nggak doyan cewek bro" celetuk pria yang sedari tadi menatap Zero dengan tampang watadosnya.

Zero yang mendengar, segera menggeplak belakang kepala pria itu.

"Bego" umpatnya kesal.

Setelah itu Zero menuntun Laurecee untuk duduk di kursi yang masih kosong. Ketiga sahabatnya menatap gerak-gerik Zero dengan terkejut. Pasalnya selama mereka berteman, tidak sekalipun mereka melihat Zero dekat dengan perempuan kecuali ibunya.

Setelah sadar dari keterkejutannya salah satu dari mereka berdehem.

"Ehem, nggak ada niatan ngenalin dia ke kita nih?"

Masih dengan tampang datarnya Zero menjawab dengan singkat.

"Nggak"

Tanpa menghiraukan jawaban Zero, pria yang bertanya tadi mengulurkan tangannya kehadapan Laurecee dan memperkenalkan dirinya.

"Gue Sebastian Earl Sanders, panggil aja Ersa, sahabat Zero"

Laurecee mengangguk dan menyambut uluran tangan Ersa singkat kemudian memperkenalkan dirinya balik.

"Laurecee"

"Oh jadi namanya Laurecee, cantik kayak orangnya" ucap Ersa sembari mengerlingkan sebelah matanya genit.

Zero yang melihat, menatap Ersa tajam dan menusuk. Ersa yang sadar akan tatapan Zero hanya cengengesan.

"Kenalin gue Daniel Isaac Lewis, biasa di panggil Daniel" ucap Daniel memperkenalkan diri.

Kali ini giliran pria berambut ikal yang memperkenalkan dirinya. Mengacak rambutnya sebentar lalu mengulurkan tangannya.

"Hallo cantik! Kalo gue Steve Roger Timothy, lo bisa panggil gue Steve, honey, baby, sweetie atau mungkin lo punya panggilan spesial gitu buat gue?" ucap Steve dengan percaya dirinya.

"Mau adu tembak?"tanya Zero menatap Steve penuh permusuhan.

"Ampun boss" Steve berucap dengan menyatukan kedua tangannya di depan dada dan menatap Zero polos.

Setelah itu Zero memanggil waiter dan memesan makanan untuk dirinya dan Laurecee.

Beberapa menit kemudian pesanannya pun datang. Laurecee makan dengan tenang sedangkan Zero sesekali menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh sahabatnya tentang bisnisnya.

Laurecee telah menghabiskan makanannya sedari 15 menit yang lalu. Kini dia menatap keempat pria yang sedang berbincang di depannya dengan datar.

Saat Laurecee bangkit perhatian keempat pria itu langsung kearahnya.

"Eh, cantik mau kemana?" Steve bertanya tanpa takut dengan tatapan Zero yang langsung menajam.

"Toilet"

Setelah itu Laurecee melenggang pergi ke toilet yang berada di caffe tersebut. Zero yang melihat segera menyusul Laurecee.

Sedangkan sahabatnya yang menyaksikan menggelengkan kepalanya takjub.

"Zero sekalinya bucin, posesif banget gila!" seru Ersa tanpa memedulikan tatapan pengunjung caffe yang mengarah kedirinya.

"Ersa anjing" umpat Daniel dan Steve bersamaan dengan kesal.

......

Di dalam toilet, Laurecee hanya mencuci tangan di wastafel dan menatap dirinya di pantulan cermin sebentar.

Saat keluar dari bilik toilet, dia di kejutkan dengan Zero yang sedang bersandar di pintu bilik toilet.

"Ngapain di sini? ini toilet perempuan"
tanya Laurecee menatap Zero bingung.

"Nyusulin kamu, takut kamu kenapa-napa"

Laurecee yang mendengar tersenyum tipis lalu mengusap lengan Zero. Dengan cepat Zero menggenggam tangan Laurecee dan menciumnya singkat.

"Kita pulang"

Setelah mengatakan itu, Zero memasukan tangannya dan tangan Laurecee yang masih saling bertautan kedalam saku sweaternya. Lalu melenggang pergi tanpa memedulikan teriakan sahabatnya yang memanggil-manggil namanya.

......

Hari telah berganti, Laurecee sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah dia langsung berjalan kekelasnya. Kondisi kelasnya masih sepi hanya ada beberapa siswa yang baru datang, karena jam masih menunjukan pukul 06.30 menit.

Laurecee memanfaatkan waktu itu untuk tidur. Dia menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan dan menutup kepalanya dengan tudung hoodie yang di pakainya.

Beberapa menit kemudian ketiga sahabatnya datang.

Saat melihat Laurecee tertidur, mereka saling tatap lalu menghembuskan nafas pelan dan membiarkan gadis itu tidur selagi guru belum datang.

Drrtt...Drrtt..Drrtt...

Laurecee terbangun saat handphone yang berada di saku hoodienya berdering. Tanpa melihat nama si penelepon Laurecee langsung mengangkat panggilan itu.

"Nanti ketemu di markas, ada yang mau aku omongin" ucap orang di seberang sana dengan nada datar.

"Hm"

Laurecee hanya menjawab dengan deheman, kemudian memutuskan sambungan telepon tersebut.

Dia menoleh kearah sahabatnya saat sadar dirinya sedang di perhatikan. Laurecee mengangkat sebelah alisnya.

"Dari dia?" tanya Nesta penasaran.
Laurecee hanya mengangguk sebagai jawaban. Sahabatnya yang melihat anggukan Laurecee tersenyum tipis.

⚔️LAZERO⚔️

Don't forget to vote and comment.

LAZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang