Sesampainya di kamar, Laurecee segera mengambil pakaian santai dan berjalan kearah kamar mandi untuk berganti.
Dan tanpa gadis itu sadari ternyata Zero mengikutinya secara diam-diam dari belakang.
Saat Laurecee sudah masuk kedalam kamar mandi, barulah Zero memasuki kamar Laurecee yang tidak di kunci. Dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur queen size si pemilik kamar.
"Huh. Jika bukan karena Laurecee aku tak akan sudi berlarian di jalanan seperti orang gila" monolog Zero dengan mengingat-ingat kejadian tadi. Ya, pria berdarah Spanyol itu sudah merencanakan kejadian tadi.
Terdengar aneh memang, namun dia melakukan hal itu agar dirinya bisa dekat dengan Laurecee. Si pemikat hatinya.
Beberapa menit kemudian Laurecee keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai, hanya kaos hitam polos dan celana setengah pahanya. Dia dikejutkan dengan kehadiran Zero yang sedang berbaring di kasurnya.
"Apa yang lo lakuin disini? dan gimana lo bisa masuk?" tanya Laurecee dengan menghampiri Zero yang masih berbaring sambil menatap dirinya.
"Menunggumu. Dan soal bagaimana aku bisa masuk, itu karena pintu kamarmu tidak dikunci" Zero menjawab dengan masih menatap Laurecee. Laurecee yang mendengar terkejut. Bukankah tadi dia sudah mengunci pintunya?
"Ck! Sekarang keluar!!" perintah Laurecee sambil menarik lengan Zero.
Namun bukannya bangun Zero malah menarik lengan Laurecee hingga gadis itu terjatuh diatas tubuh kekarnya. Saat Laurecee akan bangkit, dengan cepat Zero memeluk pinggang gadis yang berada di atasnya erat.
"Astaga lepas!!" ucap Laurecee dengan menatap Zero tajam. Sedangkan yang di tatap dengan santainya malah memejamkan matanya.
Laurecee yang melihat itu sangat kesal, dia berusaha melepaskan pelukannya.
"Diam" ucapan dingin yang keluar dari mulut Zero berhasil menghentikan pergerakan Laurecee.
Zero yang menyadari Laurecee sudah tidak berontak pun tersenyum.
"Good girl" tangan Zero terangkat mengusap pelan rambut Laurecee yang di ikat menjadi satu. Lalu pria itu mencium puncak kepala Laurecee dengan sayang.
Sedangkan Laurecee hanya diam memperhatikan wajah Zero yang jaraknya hanya terpaut beberapa centi saja. Dari jarak yang sangat dekat, Laurecee dapat merasakan jantung Zero yang berdetak sangat cepat.
"Lau, aku lapar" rengek Zero dengan membawa tubuh Laurecee yang berada didekapannya ke kanan dan ke kiri.
"Makanya lepasin dulu pelukannya, habis itu kita makan"
"Tapi kamu yang masakin" pinta Zero dengan memainkan rambut Laurecee.
"Hm" Laurecee hanya menjawab dengan deheman.
"Ihhh bilang iya gitu!!" rengek Zero menatap Laurecee kesal.
"Iya, udahkan? sekarang lepasin pelukannya" dengan tidak rela Zero melepaskan pelukannya.
Keduanya berjalan beriringan menuruni satu persatu tangga. Awalnya Zero ingin menggunakan lift saja, tetapi Laurecee menolaknya. Dan akhirnya Zero pun mengalah.
"Lo tunggu sini dulu, duduk diem jangan kemana-mana sebelum gue balik" perintah Laurecee kepada Zero sambil mendorong bahu Zero kearah ruang keluarga.
Setelah itu Laurecee berjalan pergi kearah dapur meninggalkan Zero sendirian.
Beberapa menit kemudian, saat Laurecee sedang fokus mencuci sayuran yang akan dia masak, tiba-tiba sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang. Karena terkejut, Laurecee menyikut orang yang memeluk dirinya dengan kencang.
"Akhh! Baby kenapa kau menyikutku!!" rintihan itu keluar dari mulut seorang yang memeluknya tadi. Siapa lagi jika bukan Zero.
"Shit! Kau membuatku terkejut" ujar Laurecee dengan wajah datarnya.
Tidak ada raut wajah kasihan di mukanya. Sedangkan Zero, memegangi area perut yang tadi di sikut.
"Akhh! Ini sangat sakit baby" dengan ekspresi wajah yang di buat-buat seperti orang kesakitan. Zero menatap Laurecee dengan mata berkaca-kaca. Hei ada apa dengan pria dingin ini?
"Lebay!" sarkas Laurecee.
"Aku tidak mau tau, pokoknya kamu harus mengobati perutku ini" ucap Zero tak terbantahkan.
"No!" tolak Laurecee dengan ketus.
"Aku tidak menerima penolakan!"
Mendengar itu Laurecee hanya menghela nafas pelan. 'Kenapa pria dingin ini sekarang menjadi menyebalkan hah?' batin Laurecee menjerit.
Dengan tiba-tiba Zero menarik tangan Laurecee menuju sofa ruang keluarga.
Sedangkan Laurecee yang tidak siap sedikit limbung. Saat sudah sampai di ruang keluarga, dia mendudukkan Laurecee di sofa sedangkan dirinya merebahkan tubuhnya dengan paha Laurecee sebagai bantalannya.
"Katanya mau ngobatin perutnya?" tanya Laurecee bingung dengan mengangkat sebelah alisnya. Zero yang mendengar dengan segera mengambil tangan kiri Laurecee dan meletakannya di atas perut sixpack milik pria itu.
Laurecee yang melihat,melototkan matanya. Saat hendak menarik tangannya, Zero malah menahan tangan gadis itu.
"Usapin cepet, biar perutnya nggak sakit lagi!" perintah Zero dengan menatap Laurecee menggunakan puppy eyesnya.
Laurecee yang mendengar hanya memutar bola matanya malas, tak urung juga gadis itu mengusap perut sixpack Zero pelan. Zero yang merasakan pergerakan tangan Laurecee di perutnya, tersenyum sumringah.
Sudah hampir 8 menit Laurecee melakukan kegiatan itu. Dan lihatlah, Zero dengan muka polosnya malah tertidur dengan nyenyak .Laurecee hanya bisa menghela nafas pelan.
Dengan hati-hati Laurecee memindahkan kepala Zero ke bantal yang ada di sofa. Pria itu sempat melenguh, tetapi dengan cepat Laurecee mengusap lembut rambut lebat Zero. Dan yaa, pria itu kembali tertidur.
Setelah itu, dia berjalan kearah dapur, melanjutkan pekerjaan tadi yang sempat tertunda.
Saat sedang menata makanan hasil masakannya tadi, terdengar teriakan kencang dari arah ruang keluarga.
"Huaaa baby, where are you? don't leave me!!"
⚔️LAZERO⚔️
Don't forget to vote and comment.

KAMU SEDANG MEMBACA
LAZERO
OverigBruk "Akh shit!!" umpatan keluar dari mulut gadis cantik yang tidak sengaja menabrak seseorang, sehingga membuat ponsel yang berada di genggamannya terjatuh. "Jalan liat depan, jangan liat ponsel" ucap dingin seseorang yang tidak sengaja di tabrak o...