22

2.3K 111 11
                                    

"Bodoh, kenapa dia bisa sampai ketauan? Lihat sekarang, dia mati di tangan psikopat gila itu!"

"Maafkan kami"

"Liat aja Laurecee gue akan hancurin lo sehancur-hancurnya. Jika perlu orang terdekat lo juga harus hancur"

......

Tak ada yang spesial bagi Zero selain Laurecee, kini pria itu sedang duduk dengan senyum yang terukir di bibirnya menatap foto Laurecee di ponselnya.

"You make me crazy, baby" desisnya lirih.

Zero mengalihkan pandangannya menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi dari dalam ruangan kerjanya. Matanya terfokus pada satu titik di atap sebuah gedung yang terlihat sedikit usang.

Bibirnya tertarik membentuk seringaian mengerikan, "Mencoba bermain-main denganku, heh?!"

Zero mengotak-atik ponselnya, mendial salah satu nomor. Beberapa detik kemudian panggilan tersambung.

"Hm"

"Udah makan?"

"Belum"

"Kenapa belum makan? Mau aku kirim makanan?"

"Nggak usah, ini mau ke kantin"

Sesaat keduanya terdiam, Zero berdehem pelan.

"Nggak nanya balik, aku udah makan apa belum?" Zero bertanya dengan nada setengah merajuk.

"Ngapain? Palingan jawabannya belum kan?" Tanya Laurecee di seberang sana.

Zero terkekeh kecil mendengarnya. Lucu sekali kekasihnya ini, pikirnya.

"Jangan lupa makan"

Tut

Zero menggerutu pelan saat panggilan di akhiri begitu saja oleh gadisnya.

Di sisi lain kini Laurecee sedang berjalan menuju kantin bersama sahabatnya.

"Heran gue sama Laurecee, sekarang bucin banget dia sama pacarnya" celetuk Nesta tiba-tiba saat mereka hendak mendudukan dirinya di bangku kantin.

Fresca melotot dengan jarinya yang menunjuk Nesta tepat di depan wajahnya, "Pasti iri kan lo, karena nggak punya pacar?!" tudingnya cepat.

Nesta tertawa pongah mendengarnya, "Gue? Iri?" Dia tertawa sebentar, "Iya anjir gue iri! Gue juga mau punya pacar!!" jawabnya histeris.

Laurecee melirik Nesta sekilas lalu mengangkat bahunya acuh.

"Cari cowo sana, biar bisa kaya Laurecee" saran Neira yang baru datang setelah memesan makanan.

"Gampang banget lo nyuruh gue nyari cowo, tipe cowo gue itu yang kaya Manu Rios. Jadi susah ngedapetinnya" ujar Nesta senyum-senyum sendiri dengan menunjukan foto yang di sebut Manu Rios olehnya.

Tanpa belas kasihan Neira menggeplak kepala Nesta dengan keras.

"Halu terus lo sialan, mamam tuh Manu Rios" emosi Neira dengan menyumpal mulut Nesta menggunakan foto yang di tunjukkannya tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang