Sepulang sekolah sesuai ucapan seseorang yang tadi meneleponnya ,kini Laurecee sudah dalam perjalanan ke "markas" yang terletak jauh dari permukiman warga.
Lebih tepatnya terletak di tengah-tengah hutan.Sesampainya di "markas" , Laurecee langsung masuk melewati gerbang yang menjulang tinggi, yang di jaga oleh banyak pria berbadan kekar.
Saat dia datang, semua orang yang berada di halaman bangunan itu langsung menunduk hormat. Laurecee hanya menganggukan kepalanya singkat.
Laurecee langsung memarkirkan motornya, melepas helm, lalu berjalan masuk dengan raut wajah datar andalannya.
Melewati lorong yang sepi dan gelap, yang hanya di terangi lentera di setiap sudutnya. Hingga tiba di depan pintu berwarna hitam, tanpa mengetuk pintu dia masuk.
Kedatangan Laurecee berhasil mengalihkan perhatian seseorang yang sedang duduk di sofa sambil memejamkan matanya.
Laurecee berjalan kearah seseorang itu, lalu memeluk singkat dan duduk di depan orang tersebut.
"Ada apa?" tanya Laurecee menatap pria di depannya datar.
"Nggak ada apa-apa sih sebenernya, cuma mau ketemu lo aja" jawab orang di depannya dengan tampang polos yang di buat-buat.
"Charles sialan" umpat Laurecee kesal.
"Nggak kangen lo sama gue?" tanya Charles dengan alis yang di naik turunkan.
"Ogah kangen sama makhluk modelan kayak lo"
Setelah mengatakan itu, Laurecee bangkit hendak pergi namun tangannya lebih dulu di cekal oleh Charles dan menariknya hingga dia jatuh di atas pangkuan pria itu.
Tangan Charles melingkar di perut Laurecee erat, lalu meletakan kepalanya di pundak gadis itu sembari memejamkan matanya.
"Jangan pergi dulu, gue masih kangen"
Laurecee mendengus pelan, "Kemarin juga baru ketemu"
Charles yang mendengar hanya terkekeh kecil.
"Capek"
"Istirahat"
"Nggak mau, maunya peluk lo lama-lama aja"dengan mengeratkan pelukannya.
"Manja" cibir Laurecee sembari mengelus lengan kekar Charles dengan lembut.
......
Pukul delapan malam,Laurecee baru tiba di mansionnya.
Setelah memarkirkan motornya di garasi, dia masuk dan langsung naik kekamarnya.
Laurecee merebahkan tubuhnya sebentar lalu masuk kedalam kamar mandi.
Setelah beberapa menit, gadis itu selesai mandi dan berencana akan mengambil minuman kaleng di bawah.
Sebelum dia menginjakan kakinya di dapur, langkahnya terhenti kala pintu mansion di gedor dengan keras dari luar.
Karena penasaran dia pun bergegas untuk melihat siapa orang yang datang malam-malam begini.
Saat tiba di depan pintu, tanpa ragu Laurecee membukanya. Dan saat itu juga tubuhnya langsung di terjang oleh pelukan orang yang sedari tadi menggedor-gedor pintu mansionnya.
"Kenapa seharian ini nggak ngabarin?" tanya Zero dengan nada khawatir. Ya, orang yang tadi menggedor-gedor pintu adalah Zero.
"Lupa" jujur Laurecee.
Zero yang mendengar, mengerucutkan bibirnya merajuk.
"Jahat"
Setelah mengatakan itu, Zero melepas pelukannya dan berjalan masuk kearah ruang tamu, lalu mendudukan tubuhnya dengan tangan bersedekap dada.
Laurecee menyusul Zero hingga tiba di ruang tamu dia duduk di depan pria itu. Kemudian Laurecee meneliti penampilan Zero.
Alisnya terangkat, "Baru pulang kerja?" tanya Laurecee memastikan, saat melihat Zero masih menggunakan kemeja dan celana panjang hitam, ah dan jangan lupakan dia juga masih menggunakan sepatu pantofel hitam mengkilapnya.
Zero mengangguk singkat, lalu memejamkan matanya.
"Kenapa nggak langsung pulang kerumah?"
Matanya perlahan terbuka, menatap Laurecee datar. Lalu mencondongkan badannya kedepan.
"Khawatir sama kamu,sampai lupa buat pulang kerumah" jawab Zero tenang.
Senyum tipis Laurecee tercipta, dia bangkit lalu duduk di sebelah Zero. Tangannya terangkat mengelus surai hitam Zero yang sudah acak-acakan dengan lembut.
"Pasti capek?"
"Nggak apa-apa, demi masa depan kita juga" jawabnya menatap mata Laurecee dalam. Sedangkan yang di tatap menarik sedikit kencang rambut Zero.
"Laper" rengek Zero dengan memainkan jari lentik Laurecee.
"Mau pesen apa?" tanya Laurecee sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Gerakannya terhenti kala Zero menahan tangannya.
"Mau di masakin Laurecee aja" pintanya dengan mata yang di kedip-kedipkan.
"Oke"
Setelah itu bangkit, lalu berjalan kearah dapur di ikuti dengan Zero di belakangnya.
"Mau makan apa?" tanya nya setelah sampai di depan kulkas yang berisi sayuran dan sebagainya.
Zero menoleh kearah Laurecee, lalu melongok kearah kulkas sebentar."Apa aja, asal kamu yang masak pasti aku makan"
Laurecee berbalik, mengambil bahan yang akan di gunakan untuk memasak.
Sedangkan Zero, dia setia membuntuti kemanapun Laurecee bergerak.Karena jengah, Laurecee berhenti dan berbalik menatap Zero yang juga menatapnya, "Duduk" perintahnya sembari menunjuk meja makan dengan dagunya.
Zero menurut, duduk dengan tenang menatap setiap pergerakan Laurecee.
Selang beberapa menit, nasi beserta lauk pauknya sudah berjajar rapi di atas meja makan.
Laurecee mengambil piring, kemudian menyodorkannya kedepan Zero.
"Laurecee nggak makan?" tanya Zero saat melihat Laurecee hanya mengambil satu piring untuk dirinya.
"Udah tadi" Laurecee berucap sebaliknya, padahal dia belum makan sedari pagi.
Zero mengangguk singkat, mulai mengambil nasi. Kemudian menyendok sesuap nasi dan mengarahkannya kedepan mulut Laurecee.
"Makan"
"Nggak" tolak Laurecee menghindar dari sendok yang di genggam Zero.
"Makan atau mau lewat mulut aku dulu hm?" Laurecee melotot, dengan malas dia membuka mulutnya lalu menerima suapan Zero.
"Good girl"
Mereka makan dengan tenang, dengan sesekali Zero menyuapi Laurecee.
⚔️LAZERO⚔️
Don't forget to vote and comment.

KAMU SEDANG MEMBACA
LAZERO
RandomBruk "Akh shit!!" umpatan keluar dari mulut gadis cantik yang tidak sengaja menabrak seseorang, sehingga membuat ponsel yang berada di genggamannya terjatuh. "Jalan liat depan, jangan liat ponsel" ucap dingin seseorang yang tidak sengaja di tabrak o...