Seorang gadis berjalan dengan tatapan datar di lorong sebuah ruangan yang hanya di terangi lentera di setiap sudut ruangannya.
Sampainya di depan pintu berwarna hitam, gadis itu langsung memutar knop. Matanya di suguhkan dengan pemandangan dua orang yang sedang duduk menyilangkan kaki di sofa yang ada di ruangan tersebut.
Kakinya melangkah mendekati kedua orang itu dan mendaratkan bokongnya di sebelah pria tampan yang berumur kisaran dua puluh satu tahun.
Matanya mengedar memperhatikan setiap inci barang-barang yang berada di ruangan tersebut.
"Masih sama" gumamnya lirih.
Pria yang duduk tepat di depannya tersenyum tipis mendengar gumaman gadis itu.
Seketika tatapannya berubah menjadi sendu saat ia menatap lekat wajah yang mirip dengan seseorang yang di rindukannya. Kemudian pria itu berdehem pelan memecah keheningan yang membuat kedua orang di depannya mengalihkan perhatian kearahnya.
"How are you, dear?"
Sang gadis mengangkat alisnya kemudian menganggukan kepalanya singkat.
"I miss you so bad" setelah mengatakan itu, pria di sampingnya memeluk erat tubuh sang gadis membuat sang empu berdecak kesal karena terkejut. Namun tak urung tangannya membalas pelukan pria yang setia menemaninya sedari kecil.
......
Laurecee di kejutkan dengan Zero yang berada di teras depan mansionnya. Dia turun dari motor, kemudian melepas helm full face nya, dan berjalan menghampiri Zero yang menatapnya tajam.
Sesampainya di depan Zero, Laurecee hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Dari mana?" tanya Zero dengan nada dingin.
Laurecee meliriknya sekilas, kemudian berjalan mendahului Zero memasuki mansion.
"Nyari angin"
Zero yang mendengar jawaban Laurecee menaikan sebelah alisnya. Kemudian menyusul gadisnya yang sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Kenapa kesini?" tanya Laurecee dengan mata terpejam.
"Nggak boleh?" bukannya menjawab Zero malah berbalik tanya.
Laurecee yang mendengar menghembuskan nafasnya pelan, kemudian berdiri dan melangkah ke dapur untuk mengambil minuman.
Setelah sampai di dapur, dia langsung mengambil minuman yang berada di lemari pendingin kemudian menegaknya hingga tandas.
Saat hendak berbalik lagi-lagi dia di kejutkan dengan Zero, yang sudah berdiri di depannya.
Zero menatap mata indah Laurecee dalam dengan tatapan yang sulit di artikan. Kemudian mendekap tubuh Laurecee erat.
"Kangen" rengek nya dengan kepala yang di sembunyikan di ceruk leher Laurecee.
Laurecee menahan nafasnya sesaat sebelum menghembuskannya dengan kasar.
Tangannya terangkat untuk mengusap punggung tegap milik Zero dengan lembut.
Selang beberapa menit Laurecee melepas pelukannya dan menangkup wajah Zero dengan kedua tangannya.
"Kangen hm?" tanya Laurecee yang langsung di angguki cepat oleh Zero. Laurecee yang melihat tersenyum tipis kemudian mengusap lembut pipi Zero dengan perlahan.
Saat itu juga, jantung Zero berdetak dengan cepat tidak seperti biasanya. Matanya terpejam tak berani menatap Laurecee, kemudian melepas tangan Laurecee yang masih berada di wajahnya dan melenggang pergi tanpa sepatah katapun.
Sedangkan Laurecee, dia masih berdiri mengamati punggung Zero yang semakin jauh dengan kekehan geli.
Saat Laurecee kembali ke ruang tamu, dia sudah tidak menemukan sosok Zero di sana.
Saat hendak menuju tangga yang menghubungkan dengan lantai dua ponsel yang berada di sakunya berdering.
Nama "Zero" terpampang di layar ponsel miliknya. Tanpa berlama-lama dia langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Aku pulang dulu,nanti malam aku jemput kamu" ucap pria di seberang sana dengan cepat, kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Tut
Laurecee menggelengkan kepalanya pelan, kemudian kembali berjalan menaiki tangga hingga sampai di depan kamarnya.
......
Sesuai ucapannya tadi di telepon, kini Zero sudah berada di depan pintu mansion milik Laurecee dengan pakaian santai nya.
Zero menekan bel, hingga tak berselang lama pintu di buka menampilkan seorang gadis dengan kaos hitam polos dengan celana yang senada dengan warna kaos yang di kenakannya dan sneakers putih.
Tanpa sadar keduanya memakai warna baju yang sama. Yang membedakan hanya, Zero memakai sweater sedangkan Laurecee memakai kaos lengan pendek.
Setelah beberapa saat terpesona dengan wajah cantik Laurecee yang nampak natural tanpa polesan make up, Zero berdehem lalu mengajak Laurecee menaiki mobil nya.
Di dalam mobil keduanya sama-sama diam. Hingga selang beberapa menit mobil yang di tumpangi keduanya berhenti di parkiran caffe yang ramai pengunjung.
Zero keluar terlebih dahulu kemudian hendak membukakan pintu untuk Laurecee. Namun belum sempat tangannya memegang pintu, Laurecee terlebih dahulu membukanya dengan menatap datar Zero yang sudah mengerucutkan bibirnya kesal.
Tanpa di duga Laurecee menggandeng lengan kekar Zero seraya mengusapnya pelan. Zero yang di perlakukan seperti itu, bibirnya berkedut menahan senyum.
Keduanya memasuki caffe hendak menuju meja yang kosong, terhenti kala teriakan dari seseorang memanggil nama Zero.
"Zero!"
⚔️LAZERO⚔️
Don't forget to vote and comment.

KAMU SEDANG MEMBACA
LAZERO
RandomBruk "Akh shit!!" umpatan keluar dari mulut gadis cantik yang tidak sengaja menabrak seseorang, sehingga membuat ponsel yang berada di genggamannya terjatuh. "Jalan liat depan, jangan liat ponsel" ucap dingin seseorang yang tidak sengaja di tabrak o...