; Contract

1K 158 3
                                    

Pagi. Sinar surya menyapa seorang wanita yang tengah tertidur lelap. Akibat cahaya matahari yang tembus lewat jendela nya ia terbangun.

Sesekali wanita itu menguap dan merenggangkan tubuh nya.

"HAH?! Udah jam 7?!." Katrin terbelalak setelah melihat jam.

Dengan cepat dia memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu ia berganti pakaian. Yang awal nya baju tidur, ia mengganti nya dengan kemeja putih dan rok jeans yang panjangnya melewati lututnya, tak lupa dia juga memakai jas putih yang menandakan dia adalah seorang dokter.

Katrin menyisir rambut nya secepat kilat lalu keluar dari kamar.

Di ruang makan dia melihat Yohan sudah rapi dengan jas kantor nya. Sedangkan Rayyan baru saja selesai mandi, ia tahu karena rambut hazel Rayyan masih basah.

Yohan dan Rayyan sedang memakan sarapan mereka, dan menoleh secara bersamaan setelah melihat Katrin menuruni anak tangga.

Mereka berdua tampak seperti anak kembar, sangat mirip.

"Katrin, ayo makan." Ajak Yohan.

"Nanti aja, gue lagi buru-buru" Tolak Katrin.

Yohan mengerutkan kening nya dengan bingung.

"Kamu mau kemana?."

"Ke rumah sakit lah." Jawab Katrin yang tengah mengikat tali sepatu nya.

"Kamu lupa kontrak kita?, kamu harus terus fokus pada pemulihan Rayyan dan sudah ada dokter pengganti yang menggantikan tugasmu di rumah sakit."

Katrin mengusap kasar wajah nya. Andai kan dia ingat dari tadi, pasti sekarang dia masih di alam mimpi.

"Ya udah, gue masuk ke kamar lagi aja."

"Sarapan?."

"Gak selera."

Yohan menghela nafas berat. Ia menggigit potongan terakhir pada roti selai kacang nya.

Rayyan memberikan dua lapis roti dan kaleng selai pada Yohan. Kemudian ia menuliskan sesuatu di ipad nya.

Buatkan dokter Katrin sarapan

"Kamu aja yang buat." Tolak Yohan.

Rayyan memasang raut wajah marah. Lalu dia berteriak.

"AAAAAA—."

"I-iyaa, iyaa, papa yang buat sarapan nya."

Yohan menaruh roti yang habis dia oleskan selai di atas piring, tak lupa dengan susu hangat di samping piring tersebut.

Yohan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Katrin. Dia mengetok pintu namun tidak ada jawaban dari wanita tersebut.

"Katrin?," Panggil Yohan.

"Katrin, sarapan dulu yaaa."

Terdengar kunci pintu kamar di buka oleh sang pemilik kamar. Yohan tersenyum kecil setelah mengetahui Katrin membuka kamar.

Katrin sedikit terkejut melihat Yohan membawakan nya sarapan.

"Inii."

Katrin menerima nya dengan rasa tidak enak.

"Gue aja yang ambil di bawah, gak usah di anterin ke kamar segala."

Yohan menggeleng. "it's okay."

"Yohan, gue boleh minta kontrak nya di ubah gak?, gue bakal terus rawat Rayyan sampai di pulih tapi please gue juga mau bekerja di rumah sakit."

From 2 To 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang