Sudah jam 8 malam. Yohan dan Katrin sedang dalam perjalanan pulang. Sebelum mengantar Katrin pulang ke rumah, Yohan mengajak wanita itu untuk makan malam di rumahnya.
Setelah memarkirkan mobil nya di garasi. Yohan dan Katrin berjalan beriringan untuk masuk ke dalam rumah.
Mereka berdua tertawa geli setelah saling melemparkan lelucon. Tawa mereka memudar setelah sadar ada kehadiran seseorang di ruang tamu.
"Hana?." Gumam Yohan.
"Yohan!!!." wanita yang berumur dua puluh tahun itu berlari menghampiri Yohan dan langsung memeluk pria itu.
Mata Katrin sedikit melebar karena kaget wanita yang ia tidak kenal itu tiba-tiba memeluk Yohan.
Yohan sama sekali tidak membalas pelukan Hana, malahan ia justru kaget tiba-tiba Hana berada di rumah nya.
Wanita itu melepaskan pelukan nya dari Yohan. Ia tersenyum gembira menatap wajah Yohan yang masih menelaah situasi saat ini.
Katrin sama sekali tidak membuka suara. Dia hanya diam membisu menunggu penjelasan dari Yohan.
"Hana?, Lo ngapain di sini?." Tanya Yohan.
Hana mendengus malas. "Gue baru datang dari Jepang, kok gak di sambut sih." Kesal nya.
Tatapan Hana beralih pada Katrin yang berdiri di samping Yohan.
"Eh Han siapa ini?, teman lo ya?." Tanya Hana dengan semangat.
"Nggak, dia tunangan gue." Jawab Yohan.
Katrin berusaha tersenyum ramah pada Hana.
"Ah masa sih?, bukan nya lo bilang kalau lo cuma mau menikah sama gue?." Ledek Hana.
Katrin tersedak ludah nya sendiri, dia menatap tajam ke arah Yohan. Pria yang ia tatapan langsung panik. Mata nya melotot dengan sempurna.
"Ehhh jangan asal ngomong ya, g-gue gak pernah bilang kayak gitu!."
Hana tersenyum jahil. "Yang bener?, terus siapa dong yang bilang 'Hana, nikah yuk' sama gue?, perasaan lo deh."
"I-itu waktu kecil ya!, gue waktu itu belum tahu apa-apa!."
Kepala Katrin rasanya terbakar, siapa pun tolong panggilkan pemadam kebakaran sekarang.
Jika saja tidak ada Hana di sini mungkin Katrin sudah meninju wajah Yohan hingga tak berbentuk. Yohan sama sekali tidak pernah menceritakan siapa Hana kepada nya.
"Katrin mari duduk." Hana mempersilahkan Katrin duduk di sofa. Yang di ajak pun mengangguk kecil.
Yohan melamun memikirkan nasib nya. Katrin pasti sedang marah kepada nya.
"Hana, mending lo pergi ke hotel sana." Usir Yohan.
"Kok lo jahat sih." Balas Hana.
"Lo ganggu tahu gak sih?."
KAMU SEDANG MEMBACA
From 2 To 3
FanfictionKetika masih di bangku pelajar, menurut Yohan kata House dan Home adalah dua kata yang memiliki arti yang sama dan makna yang sama. Namun setelah bertemu dengan Katrin, Yohan kini mengerti kenapa papa nya lebih sering menggunakan kata Home daripada...