Assalamu'alaikum semuanya!!, ketemu lagi nihhh, apa kabar???
.
"Katrin mana bu?." Tanya Yohan pada yang baru saja turun dari anak tangga terakhir.
Bu Yuli yang sedang menyiapkan sarapan langsung menoleh. "Mbak Katrin ada di halaman belakang, lagi telepon kayaknya."
Yohan ber-oh-ria. Lelaki kecil bernama Rayyan keluar dari kamar nya. Rayyan menggendong boneka dinosaurus di tangan nya.
"Selamat pagi, Ray." Sapa Yohan pada Rayyan.
"Pagi, pa."
Bu Yuli langsung menjatuhkan sendok dari tangannya. Dia terkejut mendengar suara Rayyan.
"Hah? R-Rayyan udah bisa ngomong?."
Yohan tertawa kecil melihat reaksi bu Yuli. "Udah bu, tapi masih sedikit-dikit."
Jujur saja bu Yuli sangat terharu, sudah lama dia tidak mendengar suara Rayyan yang lucu.
Yohan melihat Katrin yang terlihat sangat serius berbicara di telepon. Seperti nya wanita itu sedang berdebat dengan seseorang.
"Ray, tunggu sini dulu ya."
Rayyan mengangguk. Dia duduk di kursi sambil menunggu sarapan yang di masak bu Yuli siap.
Yohan menyusuli Katrin yang berada di halaman belakang.
"Pa?, pa?, dengerin Katrin dulu."
Tit.
Telepon di matikan secara sepihak. Katrin mengacak-acak rambut nya dengan frustrasi.
"Rin, ayo sarapan."
Katrin membalikkan badan nya. "I-iya, ayoo."
Yohan menghela nafas berat. Ada apa dengan Katrin?, Mimik wajah nya pagi ini tidak terlihat seperti biasa nya.
Di meja makan mereka bertiga makan tanpa ada satu pun yang memulai percakapan.
"Ray, kamu mau gak papa masukin sekolah?." Tanya Yohan memulai pembicaraan.
Rayyan mengangguk dengan semangat. "Mau!." Seru nya.
Yohan tersenyum. "Oke, sebentar pulang kantor papa daftarin sekolah."
Kini Yohan mengalihkan pandangan nya dari Rayyan ke Katrin. Dia heran kenapa sedari tadi Katrin terus melamun.
Suara bel rumah berbunyi, tiba-tiba saja Katrin bangkit dari kursi nya membuat Yohan dan Rayyan kaget.
"Rin, lo kenapa?. "
"B-biar gue aja yang bukain pintu nya."
Dengan langkah besar Katrin menuju ruang tamu untuk membuka pintu.
"Mana Yohan?!." Teriak seorang pria tua yang baru saja memasuki rumah.
Yohan terkejut. Suara itu terdengar tidak asing. Pria jangkung itu berlari kecil menuju ruang tamu.
PLAK!
Wajah Yohan di tampar oleh Tio-papa Katrin. Suara nya begitu keras meninggalkan bekas merah di pipi pria tersebut.
Rayyan yang penasaran dengan apa yang terjadi di ruang tamu pun menyusul ke sana.
"Pa, dengerin Katrin dulu." Cegah Katrin.
"Katrin, kamu diam dulu!." Ucap Tio.
Tio menunjuk Yohan tepat di depan wajah pria itu. "Kamu, kamu kenapa menyuruh anak saya untuk tinggal seatap dengan kamu!."
KAMU SEDANG MEMBACA
From 2 To 3
FanfictionKetika masih di bangku pelajar, menurut Yohan kata House dan Home adalah dua kata yang memiliki arti yang sama dan makna yang sama. Namun setelah bertemu dengan Katrin, Yohan kini mengerti kenapa papa nya lebih sering menggunakan kata Home daripada...