info di chap sebelumnya ralat, Alhamdulillah author masih sempat up 🙏🏻
^^
Di hari minggu seperti ini enak nya family time, tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain itu. Jujur saja, Yohan tidak pernah merasakan piknik keluarga karena kedua orang tua nya terlalu sibuk dengan bisnis.
Apakah hari ini cita-cita Yohan itu akan tercapai. Yohan mencoba menghubungi Katrin untuk bertanya apakah wanita itu mau ikut piknik bersama nya dengan Rayyan.
"Halo, kenapa han?." Terdengar suara lembut Katrin dari seberang sana.
"Arin, kamu lagi di mana?."
"Di rumah, kenapa?."
"Arin mau ikut aku dan Rayyan gak?."
"Kemana?."
"Piknik."
"Iya, aku mau."
"Oke, sebentar aku jemput ya."
"Iyaa."
Tit.
Panggilan singkat itu berhasil membuat suasana hati Yohan berbunga-bunga, dia tidak sabar untuk piknik bersama orang-orang yang dia sayangi.
Kini pria itu sedang fokus mengemudi dengan Rayyan yang duduk di kursi sebelahnya sambil melihat pemandangan pagi kota bandung.
Matahari sudah mulai menampakkan diri nya. Sinar mentari itu menyapa wajah tampan Yohan membuat dia tidak fokus mengemudi. Pria itu mengambil kacamata hitam nya dan langsung memakainya.
"Pa, mama kenapa tidak tinggal bareng kita lagi?."
Pertanyaan Rayyan yang tiba-tiba itu membuat Yohan kebingungan tidak tahu mau menjawab apa.
Yohan berpikir sejenak untuk memberikan jawaban yang tepat untuk Rayyan. Jawaban yang tidak menyakiti anak itu dan yang masuk akal.
"Rayyan tahu kan mama kerja nya di rumah sakit?."
Rayyan mengangguk.
"Rayyan juga tahu kan kalau di rumah sakit itu banyak orang?, naahh karena itu mama sibuk banget jadi gak tinggal bareng kita lagi, nanti kalau mama udah gak sibuk dia pasti balik lagi ke rumah, tinggal bareng kita."
Rayyan ber-oh-ria. "Mama dan papa marahan?." Tanya Rayyan lagi.
Yohan mengerutkan kening nya. "Nggak, Rayyan kenapa tanya kayak gitu?."
"Cuma tanya aja, pa. Soal nya kata om Toni kalau dua orang lagi marahan pasti jauh-jauhan."
"Kan papa sudah bilang jangan dengerin om Toni."
Setelah percakapan singkat itu akhirnya mereka berdua telah sampai di depan rumah Katrin. Yohan dan Rayyan turun dari mobil, mereka berdua sangat serasi dengan topi couple berwarna biru muda.
Tok, tok, tok!
Tak lama pemilik rumah membuka nya. Tampak seorang pria paruh baya dengan senyum ramah menyapa Yohan dan Rayyan.
Saat pria tua itu ingin mengelus kepala Rayyan tiba-tiba saja lelaki kecil itu bersembunyi di belakang Yohan.
"Pa, siapa dia?." Cicit Rayyan.
Yohan menggendong Rayyan, kulit putih nya memerah dan urat urat tangan nya terlihat jelas karena Rayyan yang sudah semakin berat.
"Itu, papa nya dokter Katrin." Tutur nya, Yohan memperkenalkan Tio pada Rayyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
From 2 To 3
FanfictionKetika masih di bangku pelajar, menurut Yohan kata House dan Home adalah dua kata yang memiliki arti yang sama dan makna yang sama. Namun setelah bertemu dengan Katrin, Yohan kini mengerti kenapa papa nya lebih sering menggunakan kata Home daripada...