"Makasi ya." Ucap Katrin pada Yohan setelah keluar dari Cafe.
"Sama-sama,"
"Gue pergi kantor dulu." Pamit Yohan.
Katrin membalas dengan anggukan. Setelah mobil Yohan lenyap dari pandangannya ia baru menyadari Eka berdiri di samping nya.
"Rin, maaf soal kejadian tadi, gue kira lo beneran pacaran sama mas Yohan."
"Iya, gapapa."
"Oh ya, Rin bilang ke mas Yohan gue berterima kasih banyak atas traktiran nya."
"Sip, eh ojol gue udah datang, gue deluan ya."
"Iya Rin, hati-hati." Eka melambaikan tangan nya pada Katrin.
Dalam perjalanan pulang Katrin terus saja mengotak atik handphone nya. Sebenarnya dia hanya keluar masuk galeri karena paket data nya sudah habis. Dia sengaja melakukan itu biar keliatan kayak orang sibuk.
"Mbak masih kuliah?." Tanya Mas pengemudi ojek online. Pria yang terlihat berumur 30an tahun itu membuka topik karena sedari tadi suasana nya agak canggung.
"Enggak, saya udah kerja sekarang."
"Hahaha saya kira masih kuliah, keliatan masih muda kayak mahasiswi baru." Gurau pria itu.
Katrin hanya tertawa kikuk membalas gurauan pria tersebut.
"Mbak nya kerja apa?."
"Psikolog anak, mas."
"wahh keren tuh, mbak nya pasti suka anak-anak."
"Iyaa."
"Pasti berat ya mbak harus terlihat ceria di depan anak-anak."
tiba-tiba saja entah mengapa suasana nya menjadi sedih bagi Katrin. Memang benar apa yang pria itu katakan. Kadang Katrin harus berakting seolah-olah tidak terjadi apa-apa pada diri nya di depan anak-anak, walaupun sebenarnya dia telah melalui hari yang sulit.
"Lumayan sih, mas."
Pria itu terkekeh. Mata nya masih fokus mengemudi.
Jalan raya di kota bandung hari ini sangat ramai. Terik panas matahari sangat menyengat, Katrin terus saja memuji dirinya sendiri di dalam hati karena telah memesan ojek online mobil, karena sebenarnya tadi dia berniat memesan ojek online yang motor.
Beberapa saat kemudian tak terasa Katrin telah sampai di tempat tujuan. Rumah Yohan.
"Wahh rumah mbak nya gede banget."
"Hahaha nggak mas, ini rumah teman." Ucap Katrin sambil memberikan ongkos.
"Oalah, kirain rumah mbak."
Katrin tertawa kecil. "Saya pamit ya mas, terima kasih."
"Yoii, sama-sama mbak!."
Katrin keluar dari mobil tersebut. Dia berjalan memasuki halaman rumah Yohan yang begitu luas. Andaikan Katrin bisa teleport sudah dari tadi dia melakukan nya.
"Eh, bu dokter udah pulang." Sambut bu Yuli.
"Loh, Bu Yuli kapan pulang nya?."
"Belum lama sih, Bu dokter mau saya bikinin minuman apa?."
Katrin terkekeh. "Panggil Katrin aja, bu."
Bu Yuli tertawa kecil. "Mbak Katrin aja deh."
"Terserah bu Yuli aja, yang penting jangan bu Dokter,"
"Eh bu!, Rayyan mana?."
"Noh di kamar nya, setelah mas Toni pulang dia gak mau makan."
"Kenapa bu?."
KAMU SEDANG MEMBACA
From 2 To 3
FanfictionKetika masih di bangku pelajar, menurut Yohan kata House dan Home adalah dua kata yang memiliki arti yang sama dan makna yang sama. Namun setelah bertemu dengan Katrin, Yohan kini mengerti kenapa papa nya lebih sering menggunakan kata Home daripada...