Seperti mawar yang indah namun berduri, begitulah dirinya. Sosok yang selama ini aku cintai, yang selalu kupandang indah tapi ternyata sangat menyakitkan untuk hati.
Mungkin aku bisa dibilang alay karena terlalu mengidolakannya sampai-sampai rasa terobsesi memiliki itu hadir.
Mau bagaimana lagi, rasanya hidup sekarang itu sulit. Permintaan hati merupakan suatu hal yang merumitkan hati dan pikiran.
****
Alexa namanya, seorang gadis yang kini ada di jenjang terakhir sekolah menengah akhir, bisa dibilang dia adalah senior yang sama sekali tak pernah seperti senior lainnya.
Yang selalu mengurusi diri mereka sendiri-sendiri, berbeda dengan yang lain, akan memarahi junior juniornya walaupun tak bersalah.
Dia adalah bentukan anak yang tidak diakui biasa saja oleh orang orang ternama di sekolah karena nilai-nilai dan prestasinya.
Semua orang mengakui kalau Alexa adalah gadis yang bekerja keras, gadis yang cerdas, juga seorang gadis yang patut menjadi panutan.
Tapi hal itu berbeda di mata lelaki yang disukai oleh Alexa, di mata lelaki itu Alexa adalah adalah seorang gadis yang terlalu berlebihan saat memandang seseorang.
Padahal tanpa ia sadari lelaki itu juga mulai menyukai gadis yang sering menatapnya aneh tersebut.
Bukankah seharusnya lelaki itu sadar bahwa Alexa memandangi dirinya seperti itu karena Alexa suka kepadanya?
Kenapa lelaki itu malah marah-marah tak jelas dan selalu saja menatap bengis saat Alexa menatapnya dengan tatapan cinta yang ia anggap aneh itu?
"Al,"
Gadis berseragam putih abu tersebut menoleh.
"Apa, Yan?" tanya Alexa.
Pada salah satu teman satu kelasnya.
"Natap Arkan sampai gitu banget," sindir Ryan.
Alexa mengerucutkan bibirnya kesal saat mendapatkan ucapan menyebalkan dari temannya tersebut.
"Santai dong bibirnya itu," telak Ryan.
"Lha terus aku harus gimana? Kamu sih, emang salah aku menatap Kak Arkan sampai kayak gitu? Aneh tahu nggak sih kamu tuh, Yan," cibir Alexa.
"Nih bocah, dikasih tahu bandel aja bawaannya," sarkas Ryan.
"Kak Arkan, euyyy, jijay aku, Al dengernya sumpah," ucap Ryan menirukan wajah berbinar Alexa saat menatap lelaki yang ada di seberang meja sana.
"Apaan sih kamu tuh, Ryan. Dukung aku kenapa?" gerutu Alexa.
Gadis itu beranjak dari duduknya sembari memegang buku pinjamannya dari perpustakaan dan minuman kemasan yang baru saja dibelinya.
Alexa sedikit melirik Arkan yang nampak tak acuh dengan kepergiannya.
"Baiklah, kali ini dia boleh mengacuhkanmu, Al. Tapi jangan harap besok-besok dia bisa mengacuhkanmu lagi," gumam Alexa mulai bertekad.
Perlu diapresiasi memang keteguhan hati seorang Alexa ini!
"Kak Alexa,"
Alexa menoleh, dia mengerutkan kening saat seorang lelaki yang dari seragamnya dan panggilan lelaki itu kepada Alexa bisa ia tebak kalau lelaki itu adalah adik kelasnya.
"Iya?" Alexa mengulum senyum.
"Boleh minta tanda tangannya?" pinta lelaki itu.
Alexa menahan tawanya tak kuasa saat ia melihat wajah memelas adik kelasnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN CERPEN DAN CERMIN
Short StoryPoject rutin dari member & admin komunitas Incredible Pen Literacy. Kumpulan cermin dan cerpen menarik, serta beragam tema. [Jangan lupa dukungannya dengan vote dan comment]