Menjadi Teman?

599 68 2
                                    

Halo Halo selamat pagi, siang, sore, malam, tengah malam serah kalean bacanya kapan. Balik lagi dengan saia Afa. Update yeey, hayuk kita mulai!!




Suara bel yang ditunggu-tunggu oleh para murid pun berbunyi, menandakan waktunya untuk pulang.

Solar dan Mari keluar dari UKS setelah saudaranya datang tentunya.

Sebelum pulang Mari memberikan kata-kata isyarat yang kalau diartikan 'Terima kasih'

Solar hanya tersenyum tipis sebagai jawaban terakhir sebelum mereka keluar area sekolah.

.

.

.

Sesampainya dirumah~

Tentu Solar disuruh kayang //plak// maksudnya istirahat setelah kejadian Solar hampir pingsan disekolah.

Ping

Suara notif ponsel Solar berbunyi menandakan ada yang mengirim pesan padanya. Solar melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya dan ternyata itu adalah anak yang bersamanya tadi di UKS. Yap, itu Mari anak yang satu sekolah dengannya juga tetangganya.

"Solar... Um.. Hai apa kau sudah lebih baik"

Sementara disisi Maripos~

Jika kalian ingin tahu sebenarnya Mari ingin mengajak Solar untuk berteman dengannya. Tapi sejak kejadian 'Itu' Mari sedikit sulit bergaul, bukannya mendapat teman yang ia inginkan, tapi malah bulian, cacian dan juga selalu dianggap aneh.

Teman-teman lamanya bahkan mulai menjauh dikarenakan Mari entah sejak kapan jadi pendiam dan tidak berbicara.

Mari berpikir kalau masa lalunya dengan Solar mirip bisa membuatnya dekat dengan Solar dan dengan tulus ingin berteman dengannya.

Tapi... Balik lagi dimana Mari adalah anak yang sedikit sulit bergaul dan dikarenakan makhluk itu... Juga semakin membuatnya dijauhi karna tidak dapat berbicara.

(Maapkeun saia kalau ketik karena itu karna, soalnya udah kebiasaan dan itu bkn typo tp sengaja :v)

" Mungkin sedikit lebih baik, ada apa? "

Solar menjawab pesan dari Mari, itu membuat Mari merasa jika ia akan memiliki teman dekat selain sahabatnya Leon yang kini sudah menjadi saudaranya walau itu hanya saudara tiri.

"Tidak ada... Hanya.... " Mari ingin mengobrol lagi dengan Solar, namun apa daya ia kehabisan topik untuk dibicarakan.

"Maaf menyela, tapi bisakah kau beritahu aku sejak kapan makhluk itu selalu didekatmu? "

Satu pesan lagi masuk di ponsel Mari.

Sebenarnya Mari tidak mau membicarakan itu lagi, tapi... Ia pun tidak bisa berbuat apa-apa juga selain meminta bantuan Solar.

"Sejak... Suatu pagi aku terbangun dengan perasaan yang bercampur aduk, dan saat itu juga aku hampir saja menabrakkan diriku pada mobil dijalan.... Kalau bukan karna Leon.. Mungkin..... "

Mari tak sanggup melanjutkan kata-kata yang ia ketik di ponselnya untuk dikirim ke Solar. Takut......

"Baiklah, jika kau tidak mau bahas lebih detail. Tenang saja aku paham. "

Mari tersenyum tipis.





















Dan seperti itulah awal Mari dan Solar berkenalan akankah Solar bisa membantu Mari untuk mendapatkan lisannya kembali?































Solar IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang