Malam hari setelah kunjungan ke Negeri Es, di kamarnya Clara, Raja Yuan dan Ratu Lynn berbincang bersama. Mereka membahas tentang perjodohan Clara dengan Asher.
"Jadi, bagaimana menurutmu, Nak? Kau sudah menemui Pangeran Asher?" Yuan bertanya pada putrinya itu.
Clara mengangguk. "Ya! Aku sudah menemuinya. Hah, sangat sulit untuk bertemu dengannya."
"Bukankah Asher ada saat makan siang? Kenapa kau berkata sangat sulit bertemu dengannya?" Yuan bertanya lagi.
"Ayah, aku harus ke kamarnya untuk membahas soal perjodohan ini. Dia tidak ada saat kami berkeliling istana." Clara menjawab.
"Oh, ya? Jadi, bagaimana tanggapannya? Apa dia setuju? Apakah kau bersedia dijodohkan dengannya?" Tanya ayahnya lagi.
"Aku sepertinya tidak cocok dengannya, Ayah." Clara menjawab lagi.
"Kenapa? Apa pangeran es itu kurang baik?" Kini giliran Lynn bertanya pada Clara.
"Uhm, dia sepertinya orang yang baik. Ah, aku juga tidak yakin. Namun, Bunda, dia sendiri berterus terang kalau ia tak mau perjodohan ini terjadi."
"Apa? Dia tidak mau?"
***
Sementara itu, di malam hari setelah kunjungan ke Negeri Es, Aurora dan Abner juga berbincang mengenai kejadian yang mereka alami seharian. Mereka duduk di taman dan mencoba membuat bunga api untuk menerangi sekeliling mereka.
"Baiklah, Kak, aku akan jujur." Aurora menatap Abner yang dari tadi melatih kemampuan sihirnya di taman.
"Ada apa, Aurora?"
"Jujur, Kak. Aku suka pada pangeran Asher." Aurora berterus terang.
Abner seketika berhenti dan melihat ke arah Aurora. "Kau menyukai Pangeran Asher?"
"Ah, iya! Kakak pasti mengerti. Dia tampan, dia juga hebat." Aurora tersenyum, ia teringat kembali akan sosok Asher tersebut.
Abner melangkah dan duduk di samping Aurora. "Begini, Aurora, kakak tidak memaksa apa kau suka Pangeran Asher atau tidak. Namun, kau harus tahu, adiknya itu ..."
"Namanya Ryan, Kak. Oh, iya! Aku dan Pangeran Ryan sekarang berteman, Kak."
"Benarkah? Itu sangat bagus."
"Tetapi, sejujurnya Pangeran Es, Ryan, menyukai dirimu, Aurora." Abner membatin.
Aurora menatap kakaknya. "Ngomong-ngomong, apa kakak mendapat hal spesial saat berkunjung ke kerajaan es?"
Abner tersenyum dan menatap telapak tangan kanannya. "Tentu saja."
"Kalau aku boleh tahu ..."
"Ah, itu mengenai Clara," ujar Abner.
Aurora tersenyum saat menebak isi pikiran kakaknya. Dia kemudian tertawa. "Apa kakak jatuh cinta pada Kak Clara?"
Terlihat Abner tersenyum malu saat adiknya tertawa. "Kamu jangan membuat kakak malu, tolonglah."
"Saat aku di taman dengannya, aku tiba-tiba tidak bisa mengendalikan Elemen Api dalam diriku. Ice Flower yang ada di sekitarku begitu dingin, dan telapak tanganku tiba-tiba saja mengeluarkan api untuk memusnahkan beberapa bunga yang ada di sekelilingku. Clara pun mencoba menghentikannya dengan menggenggam telapak tangan kakak. Dia bisa mengeluarkan air, hebat sekali." Abner menengadah ke langit gelap itu. Dia tersenyum kembali.
"Ah, dia kan Putri Air, bagaimana mungkin ia tak bisa mengeluarkan air dalam dirinya? Kak Clara memang hebat."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Element [On Going]
FantasyAir, Api, dan Es. *** Start: 25 Oktober 2021 End: - Tidak ada izin copyright baik untuk kepentingan umum maupun pribadi!