1: Kabar Baru

156 28 20
                                    

Seorang perempuan berparas cantik sedang menangis di tengah hutan lebat. Dia seperti memiliki beban yang banyak dalam hidupnya. Tangisannya terdengar memilukan seakan ia sedang memiliki masalah hidup yang begitu berat.

"Jika alam memberiku seorang anak, maka aku rela kehilangan nyawaku. Aku ... aku sudah tidak kuat lagi dengan semua ini! Aku ingin hamil! Aku ingin memiliki seorang anak. Entah itu perempuan atau laki-laki, entah dengan mendapatkannya aku akan mati atau tidak. Aku tidak peduli. Sekarang aku ingin hamil dan memiliki seorang anak! Aku bersedia jika alam mengambil nyawaku asal aku bisa hamil!"

Wanita itu berteriak. Lalu terisak sambil memukul perutnya. "Aku ingin hamil ..."

"Berhenti menyakiti dirimu, Belle!" Seseorang tiba-tiba datang dan langsung memeluk wanita itu, lalu menyuruhnya untuk berhenti menangis.

"Kau tidak perlu takut! Kita akan selalu bersama di sini, dengan atau tanpa anak! Kita bisa melakukannya." lanjut pria yang memeluk wanita bernama Belle itu.

Belle mengangguk sambil terisak. Dia menghapus air matanya saat itu lalu tersenyum untuk suaminya.

Ajaibnya, beberapa minggu kemudian, Belle terus merasa mual dan pusing. Sepertinya, itu adalah tanda-tanda bahwa ia sedang mengandung. Ia dan suaminya itu tidak bisa pergi ke tabib untuk memeriksa kepastiannya. Ia dan suaminya itu harus tetap berada di hutan ini selalu, Hutan Pengasingan.

***

Beberapa bulan kemudian ...

Kerajaan Negeri Es mendapatkan kabar baik yang harus disebarkan di seluruh penjuru negeri. Pangeran pertama mereka lahir ke dunia dengan kondisi sehat dan sempurna. Tentu saja pangeran kecil itu akan menjadi raja penerus kerajaan ini nantinya.

Suara tangisan bayi terdengar di sebuah ruangan persalinan Sang Ratu. Terlihat sosok yang disebut Raja itu menunggu di luar dengan penuh rasa senang mendengar dirinya mendapatkan seorang putra yang ia inginkan selama ini.

Sang Raja yang akhirnya diijinkan untuk menggendong putranya itu sangat senang. Ia menatap wajah kemerahan bayinya dengan senyuman. "Selamat datang, pangeran kecilku."

Di saat ini sang Ratu juga sangat senang akhirnya bisa melahirkan seorang putra untuk Sang Raja Negeri Es. Dia tersenyum dan memandang suaminya itu.

"Sayang, dia mirip sepertimu. Baiklah, sekarang kita beri dia nama siapa?"

Raja menoleh ke arah sang istri. "Uhm? Aku telah memikirkannya selama ini. Bagaimana kalau Asher?"

Ratu bernama Arella itu mengangguk. "Asher? Kenapa harus Asher? Apa karena namaku berawalan huruf A?"

Raja itu menggeleng. "Tidak. Ini lebih dari itu. Aku ingin anak ini memiliki keberuntungan yang berlipat ganda dalam hidupnya. Dia harus mendapatkan segala kebahagiaan di dunia ini karena ia adalah calon penerusku nantinya."

"Baiklah ... Asher juga nama yang bagus." Sang Ratu tersenyum memandang suaminya itu, si Raja Robert.

***

Kabar lahirnya pangeran Kerajaan Negeri Es terdengar sampai di telinga Raja Negeri Api. Raja yang bernama Drake King itu menatap istrinya yang sedang menggendong putra mereka.

"Akhirnya Robert memiliki seorang putra." ucap Permaisuri Raja itu. Dia sedari tadi terlihat menimang sang putra.

Drake King, atau dipanggil Drake itu mengangguk. "Aku berharap, hubungan antar kerajaan tetap baik-baik saja saat kelak roda pemerintahan ini berganti."

"Ngomong-ngomong, apa kau sudah dengar kabar dari Kerajaan Negeri Air? Apakah permaisuri di sana sudah bersalin?" tanya sang istri raja bernama Cyra itu.

Drake menggeleng. "Belum. Beberapa hari yang lalu, mereka memberiku pesan bahwa mungkin permaisuri mereka akan bersalin dalam waktu dekat."

***

Lynn, permaisuri Raja Negeri Air akhirnya bersalin. Setelah kabar kelahiran pangeran Negeri Es terdengar, tak lama kemudian kabar tentang Putri Kerajaan Negeri Air menjadi topik pembahasan yang hangat bagi rakyat.

Sang Raja Negeri Air, Raja Yuan segera berlari menuju ruangan persalinan istrinya. Dia benar-benar bahagia saat menyentuh pipi putrinya itu. Mata sang bayi kecil belum terbuka, tetapi wajahnya sudah memancarkan aura yang cantik.

Raja Yuan melihat istrinya yang tertunduk lesu. "Ada apa? Kenapa kau seperti gelisah? Bergembiralah! Putri kita telah lahir."

Sang istri menggeleng. "Apa kau tidak kecewa? Aku melahirkan seorang perempuan untukmu."

Yuan menggeleng dan kebingungan. "Apa yang harus dikecewakan?"

"Bukankah kau menginginkan seorang putra? Seorang bayi laki-laki yang akan meneruskan posisimu nantinya?" tanya sang istri dengan kepala tertunduk.

"Heh? Kau tidak boleh begitu. Laki-laki dan perempuan sama saja bagiku. Kau tidak perlu khawatir."

"Namun, di luar sana pasti banyak orang yang membicarakan tentang Putri kita. Aku merasa tidak enak dengan rakyat yang sudah lama berharap akan mendapatkan pangeran."

Raja Yuan tersenyum dan mengangkat Putri kecilnya. "Tak usah dipikirkan. Nanti mereka juga akan merubah pandangan mereka tentang Putri kita. Kau tidak perlu khawatir. Kau tahu, aku telah memikirkan ini untuk memberi nama Putri kita Clara."

"Clara? Namanya cantik sekali."

***

Di tengah kebahagiaan Kerajaan Air sekarang, ada dua orang yang penuh penderitaan malam ini. Dua orang itu adalah Belle dan suaminya. Belle hendak bersalin, tetapi tidak ada tabib untuk dimintai bantuan. Ya, Belle benar-benar mengandung.

Badai salju turun dengan derasnya. Membuat Kondisi Belle menurun drastis saat itu. Dia berjuang untuk melahirkan anaknya. Napasnya mulai memendek. Terlihat sang suami yang menggenggam erat tangan Belle. Dia menyemangati istrinya saat itu.

"Sebentar lagi, Sayang. Kau harus kuat! Semesta, tolong bantu kami. Istriku, Belle, dia kesakitan." Kenneth menangis dengan sakit yang sangat amat ia rasakan saat itu.

Belle mengambil napas dalam-dalam. Dia terus mendorong sekuat tenaga. Di tengah badai salju yang menerjang, Belle malah terlihat mengeluarkan keringat yang banyak.

Hingga akhirnya, suara tangisan bayi pun terdengar. Semuanya berakhir sangat menyedihkan malam ini.






T. B. C.

Element [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang