Clara sedang belajar hari ini. Putri mahkota Negeri Air itu ditemani oleh laki-laki seumurannya bernama Kael. Keduanya berteman dari kecil. Kael selalu menjadi teman belajar Clara sampai sekarang. Namun, waktu bersama mereka tidak begitu banyak, mengingat mereka hanya bersama ketika belajar saja.
Kael seorang pemuda manis merupakan cucu perdana menteri Negeri Air. Kedua orang tua Kael adalah pedagang besar. Anak itu spesial dibesarkan di istana dan tinggal bersama kakeknya. Sang Kakek merupakan salah satu sosok yang pernah berjasa bagi Negeri Air.
Rencananya di kemudian hari, Kael akan diangkat menjadi perdana menteri baru menggantikan kakeknya. Untuk itulah, ia bersama dengan Clara digabungkan dalam satu ruangan belajar.
"Apakah kau sudah bicara dengan pangeran Asher kemarin?" tanya Kael yang mulai jenuh belajar.
Clara mengangguk. "Ya, dan dia tak setuju dengan perjodohan ini."
"Serius?" Kael terlihat kaget. Dia tersenyum kecil mendengar hal itu.
"Hm, kami sepakat untuk tidak melanjutkan perjodohan ini. Ya, begitulah! Aku pikir, mungkin aku sudah mengecewakan perasaan ayah."
"Tidak! Tidak mungkin. Yang Mulia ingin yang terbaik untuk kamu. Kalau kalian tak ingin melanjutkannya, Yang Mulia pasti paham." Kael berpendapat.
"Iya, aku rasa kau benar. Huh, semuanya berlalu cukup cepat kemarin!" Clara menatap Kael.
"Selain pangeran Negeri Es, kamu bertemu siapa lagi? Aku dengar, anggota keluarga Kerajaan Api juga ikut ke pertemuan bangsawan itu," ujar Kael lalu menutup buku pelajarannya.
Clara mengangguk dan ikut menutup buku pelajarannya. "Ya!"
"Siapa saja yang kau temui?"
"Aku bertemu pangeran mahkota Negeri Api, dan adiknya. Namanya Abner, dan adiknya Aurora. Mereka sangat menyenangkan!" Clara tersenyum.
"Ah, setiap melihatmu tersenyum, entah kenapa aku ikut tersenyum!" Kael tersenyum lalu tertawa.
Clara ikut tertawa. Dia memukul pundak temannya itu. "Eh, eh, aku ingin mengatakan sesuatu!"
"Apa itu?"
"Abner, pangeran mahkota itu, sepertinya aku mulai menyukainya." Clara berterus-terang dengan cepat. Pipinya terlihat memerah.
Kael yang mendengar itu kaget. Raut mukanya berubah dengan cepat.
"Apa? Kau, kau menyukainya?"
"Iya! Aku memang menyukainya. Ini agak aneh, karena kami tidak lama kenalan. Mungkinkah ini yang dinamakan cinta pertama?"
Kael mengangguk pelan. Ia menatap Clara sesaat.
"Jadi, Clara mulai jatuh cinta pada seseorang," batinnya.***
Kegan berjalan-jalan mengelilingi istana. Mukanya tak menggambarkan kebahagiaan sama sekali. Dia menatap beberapa pelayan yang bekerja mengurusi istana. Namun, ia tak sadar bahwa beberapa pelayan mengawasinya. Pelayan yang termasuk bagian kelompok pemberontak itu menargetkan Kegan untuk menjadi anggota baru mereka.
Anak tertua dari raja itu menuju dapur kerajaan. Ia mulai memikirkan hal yang bodoh di sana.
"Haruskah, haruskah aku melakukannya?" Kegan ragu akan dirinya. Rupanya, ia berencana meracuni seluruh anggota keluarga kerajaan.
Rasanya sangat berat untuk memulai rencana busuknya itu. Ia menatap salah satu pelayan, dan memberi kode agar pelayan itu mendekat. Pelayan yang juga sedang mengawasi gerak-gerik Kegan mengerti kode tersebut dan mendekat.
Kegan memberikan sebotol racun kepada pelayan tersebut. Pelayan itu menerimanya, dan paham akan perintah Kegan yang berniat meracuni keluarga kerajaan. Pelayan tersebut segera pergi menjalankan misinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Element [On Going]
FantasyAir, Api, dan Es. *** Start: 25 Oktober 2021 End: - Tidak ada izin copyright baik untuk kepentingan umum maupun pribadi!