Beberapa hari berlalu, misi pencarian pangeran Asher belum membuahkan hasil. Robert King mulai merasa putus asa karena tak pernah melihat atau menemukan keberadaan putra sulungnya tersebut.
Rupanya, Asher masih tinggal di hutan lebat itu bersama dengan Lucy dan Kenneth. Ia tak tega saat beberapa waktu lalu Lucy memohon padanya. Ia akhirnya memutuskan untuk tinggal sementara waktu di hutan tersebut.
Lucy membawa Asher ke sebuah tempat. Asher hanya bisa mengikuti ajakan dari perempuan itu. Mereka berdua sampai di sebuah Padang Bunga yang cukup indah dan luas.
"Asher, tempat ini luar biasa, kan?" tanya Lucy sambil berlarian untuk menikmati harum bunga-bunga tersebut.
"Jadi, ini tempat hebat yang ingin kau perlihatkan padaku?" Asher berbalik bertanya dengan nada datar. Ia meraba bunga-bunga yang mekar di sana.
"Biasa saja," lanjut Asher.
"Menurutmu ini tidak luar biasa? Kau ini agak aneh, ya!" Lucy mendekat ke arah Asher dan menarik tangannya.
"Kita main kejar-kejaran, yuk!"
"Aku bukan anak kecil!" Asher menolak.
"Ayolah! Ayo! Sebentar lagi, aku akan berburu. Jadi, aku ingin bersenang-senang sedikit lagi!" Lucy terus membujuk.
"Aku bilang, aku tidak mau!" Asher segera pergi dari sana. Ia mulai menjauh dari Lucy.
Melihat Asher pergi, Lucy berlari ke arah pria itu. Ia menepuk bahu Asher lalu tertawa. "Kalau begitu, temani aku berburu sore ini!"
Asher menggeleng tanpa jawaban.
"Kau harus menemaniku! Tidak ada jawaban tidak mau!"
"Bukankah setiap sore aku sudah menemanimu berburu? Untuk apa aku buang-buang waktu sore ini lagi?" Asher sedikit kesal.
"Aku ingin memperlihatkan caraku memanah burung sore ini! Jadi, kau harus tetap bersamaku sebelum kau melihat aksi hebatku!" Lucy memaksa.
"Ngomong-ngomong, sihirmu sangat hebat, ya! Kau bisa memunculkan es dari tanganmu. Itu benar-benar membuatku terpukau! Bisa kau perlihatkan padaku sihirmu itu besok? Aku ingin melihatnya lagi, tapi yang lebih fantastis dari kemarin. Boleh, ya?"
Lucy terus berbicara sepanjang mereka berjalan. Asher tak menjawab satupun pertanyaan, tetapi Lucy tak juga berhenti mengoceh.
***
Clara kini belajar sendirian tanpa Kael. Ia tak pernah bertemu Kael lagi sejak kejadian beberapa waktu lalu. Clara merasa kesepian. Ia mendapati kabar bahwa Kael sedang menginap di rumah orang tuanya. Entah kapan Kael akan kembali lagi ke istana, Clara tak tahu.
Namun, sore itu rupanya Kael kembali ke istana. Clara senang mendengar hal itu dan segera menghampiri temannya tersebut. Kael melihat Clara berlari ke arahnya.
"Clara!"
"Hai, Kael!"
"Hati-hati, jangan berlari!" Kael memperingati.
"Lama tidak bertemu! Aku sangat merindukanmu!" Clara memegang tangan Kael. "Aku senang kau kembali," lanjutnya.
"Kau merindukanku? Lucu sekali," celetuk Kael sembari tertawa.
"Aku menginap di rumah orang tuaku beberapa hari ini. Mereka berkata bahwa mereka merindukan aku. Jadi, aku memutuskan untuk pergi sementara." Kael menjelaskan.
Clara menghela napas dan menggandeng tangan Kael. "Aku kesepian selama ini. Tidak ada teman belajar, jadi ruangan terasa sepi."
"Kupikir kau marah padaku karena kejadian waktu itu," lanjut Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Element [On Going]
FantasyAir, Api, dan Es. *** Start: 25 Oktober 2021 End: - Tidak ada izin copyright baik untuk kepentingan umum maupun pribadi!