Bab 7 - Perseteruan

1.6K 133 0
                                    

Seperti biasa Nadya kembali menyingkirkan obat-obatan khusus untuk Dave, ia pun selalu menerima makanan yang di berikan pelayan untuk Dave tapi setelah itu, ia menggantinya dengan makanan yang dia buat semua itu Nadya lakukan karena entah mengapa perasaannya merasa ada sesuatu hal yang tidak baik terkait obat dan makanan itu semua.

"Ini udah hari ke tiga kok tumben banget ya, Bu Irna enggak ngasih obat rutinnya Mas," ujar Dave pada Nadya.

"Kehabisan mungkin," celetuknya.
"Kalau habis kenapa enggak tebus lagi aja, kan,"
"Emang itu obat kegunaannya buat apa sih Mas?" Nadya penasaran.

"Kata dokter sih obat itu salah satu keharusan, yang harus Mas minum rutin biar kaki Mas, lekas pulih membaik," jawabnya.

"Pulih membaik?"
"Iya, Mas ini bukan mengalami kelumpuhan permanen Nadya," tutur Dave yang berhasil membuat Nadya tertegun mendengarnya.

"Oh gitu jadi.. besar kemungkinan Mas pasti bisa jalan lagi?" Nadya menatap suaminya.

"Iya Mas berharap bisa secepatnya pulih seperti dulu lagi, makannya Mas nanyain ini udah tiga hari Bu Irna enggak ngasih obat rutin ke Mas," tutur Dave berbeda dengan Nadya yang sedang pura-pura tidak tahu.

Nadya masih bisa percaya terkait Dave hanya mengalami kelumpuhan sementara dan bukan permanen tapi terkait obat-obatan itu, sulit untuk Nadya percaya jika obat-obatan itu untuk kebaikan Dave dan sebenarnya Nadya telah memberikan sempel obat-obatan tersebut kepada Robby untuk di cek kebenarannya.

***

"Pasti Mba Nadya yang menyembunyikan obat itu kan," tuding Vania pada Nadya saat Dave bertanya pada Bu Irna.

"Maaf tuan Dave tapi selama ini saya selalu memberikan obat itu pada nyonya untuk di berikan pada tuan, kalaupun tuan Dave tidak menerimanya ya mungkin obat itu sengaja di sembunyikan nyonya," ujar Bu Irna.

Dave menatap istrinya meminta Nadya bersuara, apa hal itu benar tapi jika benar apa alasan Nadya menyembunyikan obatnya.

"Kenapa jadi semuanya nuduh aku? Mas percaya kalau aku menyembunyikan obat-obat itu?" Nadya balik pertanyaan.

"Sudah cukup jangan berseteru, Bu Irna nanti Bu Irna bisa tebus lagi obatnya. Dan kalian jangan saling menuduh apalagi menyalahkan Nadya mungkin ini memang kelalaian Bu Irna," ujar Dave, dia lebih percaya pada istrinya.

Seketika Nadya merasa lega Dave lebih percaya padanya, tapi tidak dengan yang lainnya yang merasa kesal dengan keputusan Dave yang lebih memilih percaya pada Nadya.

"Dave bagaimana jika memang istri lo ternyata yang menyembunyikan obat-obatan itu?" seketika Bram ikut bergabung pada perseteruan mereka.

"Kalian punya buktinya?" ujar Dave.
"Iya gue ada buktinya, pelayan bawa tempat sampahnya kesini," seru Bram pada salah satu pelayan di rumah.

Nadya terkejut melihat tempat sampah kecil yang di bawa pelayan tersebut bukankah itu tempat sampah yang ada di dalam kamarnya.

"Ini tempat sampah yang ada di kamar lo Dave biar enggak terus mengundang kecurigaan, sorry gue terpaksa nyuruh pelayan masuk ke kamar lo buat ngambil tempat sampah ini diam-diam," ujarnya kembali dan seketika Bram menendang tempat sampahnya, langsung terjatuh dan berserakan beberapa sampah dan juga obat-obatan milik Dave terdapat di dalam sana.

"Lihat bukannya ini obat milik lo kan Dave, dan enggak mungkin juga kan lo sengaja memasukkan obat lo ke tempat sampah," sambung Bram.

"Jadi sekarang udah jelaskan, kalau Mba Nadya yang sengaja buang obat-obatannya Kak Dave," ucap Vania.

Dave masih bingung ia harus bagaimana lagi, mau memihak pada istrinya tapi kenyataannya memang siapa lagi kalau bukan Nadya yang membuangnya, karena di dalam kamar mereka hanya ada dia dan Nadya yang menempatinya.

"Sorry Bram tapi gue masih belum bisa percaya kalau Nadya yang melakukannya, bisa jadi ada seseorang yang sengaja menaruhnya di tempat sampah," elak Dave masih bersikukuh membela istrinya.

"Kak Dave nuduh pelayan di rumah ini?" ucap Vania.

"Iya bisa jadi kakak akan menyuruh orang untuk melihat cctv di dalam rumah biar jelas nanti, sudah cukup ya silahkan kalian semua kembali," ujar Dave pada beberapa pelayannya.

Hanya dengan cara ini, ia masih mempercayai Nadya karena ia pun tidak tega jika istrinya terus di pojokan seperti ini.

"Ayo Nad kita balik ke kamar,"
"Iya Mas."

Sebelum meninggalkan ruangan tengah itu Nadya sempatkan untuk tersenyum manis kearah Vania dan Bram entah mengapa Nadya hanya merasa jika dirinya selalu benar di mata Dave.

***

Merasa senang itu pasti karena Dave selalu percaya padanya, tapi sejujurnya Nadya penasaran apa Dave benar-benar percaya padanya atau jangan-jangan, pria itu hanya melakukan hal yang sudah seharusnya seorang suami lakukan pada istrinya.

"Mas kalau seandainya ternyata aku yang beneran membunyikan obat kamu gimana? Kamu pasti bakalan marah banget ya sama aku?" pertanyaan Nadya berhasil mengalihkan pandangan Dave pada aktivitas tidurnya.

"Enggak,"
"Kenapa enggak marah?"

"Aku enggak mungkin marah sama istri sendiri, kamu pasti punya alasan tersendiri kenapa menyembunyikan obat-obatan itu, tapi sekarang kan aku percaya kalau bukan kamu pastinya yang menyembunyikan obat aku ya, kan," ujarnya.

"Makasih udah selalu percaya sama aku, Mas,"

"Enggak perlu bilang makasih itu udah jadi tugas aku sebagai suami harus selalu percaya sama istrinya, udah ayo tidur kamu enggak ngantuk apa?" Nadya menggeleng.

Mereka berdua memang tengah berada di ranjang bersama, melihat Nadya tersenyum seperti ini berhasil membuat Dave merasa gemas.

"Kenapa belum ngantuk,"
"Belum ngantuk aja,"
"Udah tidur ya, ini udah malam lho," Nadya mengangguk.

Nadya berusaha memejamkan matanya tapi percuma dia benar-benar belum merasa mengantuk tapi seketika tindakan Dave berhasil membuatnya terkejut, suaminya itu tiba-tiba menarik tubuhnya untuk sedikit lebih dekat dengannya bahkan Dave tak sungkan untuk memeluknya, posisi seperti berhasil membuat Nadya merasa gugup padahal ia sudah terbiasa tidur dengan Dave, bahkan mereka sudah melakukan malam pertama mereka tapi ia masih saja di buat nervous seperti ini.

"Tidur Nadya."

Suara Dave berhasil membuat Nadya langsung memejamkan matanya dan semakin menyembunyikan wajahnya di dada bidang Dave.


To be continued..

Stuck With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang