Nadya terus mendorong kursi roda yang dimana terdapat Dave yang tengah duduk di kursi itu, mereka menelusuri koridor rumah sakit siang ini Nadya sengaja mengajak Dave untuk bertemu dengan Ibunya.
Mereka sampai di depan ruangan rawat ibu Ratih saat mereka masuk, mereka berdua telah mendapati ibu Ratih yang tengah terbaring dengan sadar di ranjangnya.
"Ibu,"
"Nadya akhirnya kamu kesini juga, dia siapa?" tanya ibu Ratih seraya melirik kearah Dave."Aku kesini sama Mas Dave bu, ini suami aku, menantu ibu. Mas kenalin ini ibu aku," tutur Nadya.
"Halo Bu saya Dave maaf baru bisa kemari, maaf juga telah menikahi Nadya dengan tanpa izin ibu tapi saya kemari saya berharap ibu merestui pernikahan kami," ujar Dave dengan tulus.
Ibu Ratih mengangguk seraya tersenyum, "Iya ibu merestui pernikahan kalian, Dave ibu hanya minta tolong jaga Nadya untuk ibu," ujarnya.
"Iya Bu saya pasti akan menjaga Nadya." katanya.
Entah mengapa tiba-tiba ibu Ratih menitikkan air matanya haru, senang dan bahagia ia rasakan tapi disisi lain, rasa kesedihan terpancar di wajahnya bagaimana bisa putri semata wayangnya harus menikah dengan seorang pria lumpuh, ia tidak bisa membayangkan seumur hidup putrinya harus hidup dengan seorang pria dengan keterbatasannya. Meskipun ia bisa melihat jika Dave adalah pria yang baik.
Tapi, ibu Ratih pun sadar diri jika Nadya melakukan semua ini demi dirinya.
***
Nadya tahu keputusannya ini sudah ia ambil dengan tekad yang bulat meskipun ia pun tidak tahu untuk kedepannya akan bagaimana kehidupannya, akankah perasaan cinta tumbuh di dalam hatinya.
Saat ini mereka tengah berada di dalam mobil dengan supir yang membawanya, dan Dave masih duduk dengan tenang ia tahu situasi seperti ini memang masih belum terbiasa, jadi ia pun bingung jika harus memulai pembicaraan dari mana.
"Nad, kamu mau makan dulu atau langsung pulang?"
"Terserah kamu aja mas,"
"Kita makan dulu aja ya? Habis itu kita langsung pulang,"
"Pak kita mampir ke restoran BBQ yang dulu biasa saya makan di sana ya." kata Dave pada sang supirnya.Melihat Nadya yang lebih banyak diam berhasil membuat Dave sedikit khawatir, apa jangan-jangan sekarang Nadya sedang menyesali keputusan menikah dengan pria yang lumpuh seperti dirinya.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di restoran favorit Dave mereka langsung menuju dalam restorannya, Dave yang semangat ia langsung memesan menu kesukaannya termasuk untuk Nadya juga.
"Kamu biasa makan disini mas?"
"Dulu, dan baru sekarang aku kesini lagi itupun sama kamu," jawabnya di sela-sela makannya.
"Dulu jadi kamu dulu sering kemari?"Dave nampak berpikir menjawabnya, "Iya sebelum kaki ini lumpuh, Mas sering kemari,"
"Sama temen-temen kamu?" entah mengapa Nadya jadi penasaran.
"Iya dulu sama temen-temen tapi sekarang keadaan udah berbeda." Nadya terdiam dia mengerti maksud Dave barusan.Teman ya itu dulu saat Dave masih bisa berjalan setelah keadaannya seperti ini, teman-temannya sudah tidak ada lagi yang menemuinya pertemanannya sudah tidak seperti dulu. Begitu juga dengan kisah asmaranya yang tragis hanya karena keterbatasan yang sekarang Dave miliki.
***
Mereka kembali ke rumah.. rumah Dave memang sangat luas tapi hanya berisikan beberapa orang dan suasana rumah pun tidak begitu menyenangkan itulah yang sekarang Nadya rasakan.
"Rumah ini suasananya sepi banget ya, Mas," kata Nadya pada Dave yang sibuk dengan bacaan bukunya.
"Masa sih? Mungkin kamu belum terbiasa aja,"
"Mau terbiasa ataupun belum juga tetap sama aja sih buat aku suasananya, mungkin harus ada beberapa yang di rubah deh di rumah ini biar kelihatan enak aja gitu," ujarnya asal bicara.
"Maksud kamu di dekorasi ulang begitu?"
"Iya seperti warna cat tembok, terus juga ruang tamu yang ada di tengah itu terlalu gelap warnanya harusnya bisa di desain lebih bagus lagi," tuturnya.
Nadya berujar begitu sangat enteng seakan jika ini adalah rumahnya, tapi sebenarnya ia bukan berujar asal-asalan pasalnya Nadya memang sedikit paham mengenai tentang dekor mendekorasi rumah, mungkin karena rumah ini peninggalan orang tua ataupun memang sengaja tidak pernah di perbaiki desain dalamnya.
"Kalau kamu memang merasa ada yang kurang dalam rumah ini, kamu boleh kok menambahkan atau merubah sesuatu yang menurut kamu kurang nyaman untuk kamu," ujar Dave memberikan kebebasan untuk Nadya.
"Enggak deh Mas, kesannya aku lancang banget merubah isi dalam rumah kamu," katanya.
"Ini kan rumah kamu juga jadi enggak perlu merasa sungkan," ucap Dave menatap istrinya.
Nadya terpaku mendengarnya dan seketika ia tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, "Oke, kalau gitu nanti aku rubah sedikit," ucapnya.
"Banyak juga enggak apa-apa," timpal Dave.
Seketika Nadya tersenyum lebar mendengarnya tapi senyumnya langsung pudar setelah mendengar ketukan pintu kamar mereka.
"Biar aku aja yang buka," kata Nadya.
Saat menarik handle pintu kamarnya, ia mendapati Bram di depan pintu seraya tersenyum ramah dan mengatakan jika ia mencari Dave.
"Mas, ada Bram cari kamu," ujarnya tanpa beranjak pergi dari depan pintu.
"Oh iya, gimana Bram ada perlu apa?" kata Dave tanpa beranjak dari sofa yang terdapat di kamarnya.
"Sorry Dave ganggu waktu lo tapi gue kesini mau ngasih berkas ini," ujar Bram menghampirinya seraya memberikan beberapa map pada Dave.
"Beberapa dokumen itu isinya tentang pembangunan pabrik baru yang harus lo tanda tangani Dave, besok pagi gue harap lo udah menandatangani dokumen itu semua soalnya gue perlu banget persetujuan dari lo," ujar Bram.
"Nanti gue baca dulu, thanks Bram lo udah mau nanganin urusan kantor dengan baik," katanya.
"Lo tenang aja urusan perusahaan biar gue yang handle, iya udah kalau gitu gue harus balik ke kamar gue lagi. Silahkan melanjutkan rutinitas pasutri kalian." ujar Bram di selingi senyumnya.
Melihat Bram yang sudah pergi dari hadapan mereka entah mengapa Nadya merasa jika senyum Bram barusan tidaklah benar-benar tulus. Entah itu hanya perasaan Nadya saja atau memang sebuah kenyataan jika Bram memang punya niat lain pada Dave.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You (END)
FantasíaMenikah dengan seorang pria lumpuh bukanlah sebuah keinginan melainkan sebuah keharusan demi menyelamatkan nyawa ibunya. Ya, Nadya Mustika Raharja harus mau menikah dengan Dave Reinhard seorang pria kaya raya yang memiliki keterbatasan pada kakinya...