Seperti biasa setelah makan Dave di berikan obat penenang kembali tapi kali ini Dave benar-benar tidak menelannya, setelah pelayan keluar dari dalam kamarnya ia langsung memuntahkan obatnya. Dave ingat tindakan Nadya yang tiba-tiba membuang obat-obatan yang di berikan Bram kepadanya, Dave rasa ia juga harus melakukan hal yang sama.
"Hai Dave.. selamat pagi," ujar Bram seketika masuk ke dalam kamarnya, seraya menenteng sebuah dokumen di tangannya.
Bram bisa melihat dengan jelas wajah lemas Dave seperti dulu, dan tubuh yang tidak bertenaga berhasil membuatnya merasa senang melihatnya.
"Maaf ganggu waktu istirahat lo. Gue cuma mau kasih tahu..,"
"Kemarin gue sempat ketemu sama Nadya dan dia bilang dia enggak mau ketemu sama lo, padahal gue udah berusaha sebisa mungkin bujuk dia buat pulang ke rumah ini kembali," ujarnya yang sekarang duduk di samping Dave.
"Oh iya karena lo kembali sakit kayak gini lagi, jadi gue bakalan gantiin lo buat ngurusin perusahaan pusat lagi dan lo tenang aja Dave, gue bakalan berusaha lagi buat bujuk Nadya untuk pulang ke rumah," katanya seraya menunjukkan wajah keseriusannya.
"Lo istirahat ya, gue harus segera berangkat ke kantor." kata Bram seraya menepuk pelan bahu Dave.
Tapi, entah kenapa Dave hanya diam saja. Dia merasa Bram seperti sedang berbohong dengannya, ia bisa merasakan hal itu, kemarin Dave belum benar-benar tertidur sepenuhnya, ia bisa mendengar Luna yang menggunakan ponselnya untuk menghubungi Nadya atas perintah dari Bram.
***
Wanita itu menatap pagar besi yang menjulang tinggi sebelum memasukinya ia mengatur nafasnya terlebih dahulu, tapi baru saja berapa langka kakinya masuk ke dalam area pekarangan rumah, langkahnya di cegat oleh satpam yang berjaga.
"Maaf nyonya Nadya dilarang masuk ke dalam, ini atas perintah dari tuan Dave,"
"Apa? Perintah dari Mas Dave melarang saya buat masuk ke dalam rumah?" ya, wanita itu adalah Nadya, ia ingin menemui Dave setelah mendapatkan pesan suara dari suaminya.
"Iya maaf nyonya saya tidak bisa mempersilahkan nyonya untuk masuk." kata Satpam merasa tidak enak hati pada Nadya.
Bukannya mendengarkan ucapan satpam, Nadya tetap memaksa masuk ke dalam rumah bahkan ia telah sampai di depan pintu utama rumahnya, tapi langkahnya di hentikan satpam.
"Maaf nyonya tolong jangan memaksa saya untuk bertindak keras pada nyonya," ucapnya masih dengan baik hati.
"MAS DAVE KELUAR, INI AKU NADYA..," teriak Nadya dari balik pintu utama bukan Dave yang keluar melainkan Luna dan Vania, kedua wanita yang sekarang semakin Nadya benci.
"Dimana Mas Dave?" tanya Nadya menatap mereka tajam.
"Kak Dave ada di dalam, dia udah enggak mau lagi ketemu sama kamu!" ucap Vania menatap baliknya tajam.
Nadya menggelengkan kepalanya, "Kalian pembohong, minggir jangan halangi aku.. aku mau ketemu sama Mas Dave," ia hendak masuk tapi seketika Vania mendorongnya dengan keras membuat Nadya terjatuh ke lantai.
Luna terkejut melihat aksi Vania barusan seketika ia membantu Nadya untuk berdiri, "Vania jangan bersikap kasar, Nadya itu masih kakak ipar kamu," katanya tapi sayangnya tangan Luna langsung di tepis Nadya.
"Udahlah Kak Luna enggak perlu bantuin dia, dia itu wanita arogan! Pak seret dia keluar dari sini," titahnya.
"Kamu ingat baik-baik kalimat ini.. KAK DAVE UDAH ENGGAK MAU LAGI KETEMU SAMA KAMU." ujar Vania yang langsung mengajak Luna masuk ke dalam, dan mengunci pintunya.
"Saya bisa keluar sendiri!" kata Nadya menolak sentuhan tangan dari satpam, ia memutuskan untuk keluar dari rumah besar itu.
Nadya berjanji akan kembali lagi, ia rasa seperti ada hal buruk yang terjadi mengapa Dave tiba-tiba tidak mau bertemu dengannya, lalu untuk apa pria itu mengirimkan pesan suara untuknya.
***
"Nadya..," teriak Dave dari balik pintu kamarnya, menggedor-gedor pintu kamar yang terkunci, Dave barusan mendengar suara lantang Nadya saat wanita itu memangil namanya tapi pintu kamarnya di kunci, ia tidak bisa menemui istrinya.
"Nadya.. buka pintunya..," teriak Dave yang berhasil membuat Luna dan Vania menghampiri kamar Dave dan seketika Luna membuka kunci pintu kamarnya.
Betapa terkejutnya mereka melihat Dave yang tengah bersimpuh di lantai, sedari tadi pria itu menggedor-gedor pintu melihat Dave seperti ini semakin membuat Luna tidak tahan dengan segala rencana Bram.
"Dave ayo aku bantu kamu bangun," seketika Dave menolak sentuhan tangan Luna.
"DIMANA NADYA.. DIMANA NADYA, aku tadi denger suara dia panggil nama aku, dimana Nadya..," teriak Dave frustasi.
"Enggak ada Mba Nadya disini, Kak Dave itu berhalusinasi.. Mba Nadya udah enggak mau lagi ketemu sama Kak Dave," tutur Vania tapi Dave menggelengkan kepalanya, ia sedang tidak berhalusinasi, ia mendengarnya sendiri.
"Ayo Kak bangun, Kak Dave itu harus banyak istirahat," ujar Vania yang di bantu Luna membantu Dave untuk beranjak dan berbaring di kasurnya kembali.
"Kak Dave tenang ya kita semua lagi berusaha buat bujuk Kak Nadya agar mau balik lagi ke rumah ini." ucap Vania yang sangat menunjukkan kebohongannya.
Setelah kedua wanita itu keluar, Dave seketika menangis ia juga tak segan memukuli kedua kakinya sendiri. Jika kakinya tidak lumpuh mungkin, ia bisa menemui Nadya dengan cepat tapi bodohnya, kedua kakinya tidak bisa bergerak lebih cepat.
"MEREKA SEMUA BOHONG, NADYA," ucapnya seraya menjambak rambutnya frustasi.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You (END)
FantasyMenikah dengan seorang pria lumpuh bukanlah sebuah keinginan melainkan sebuah keharusan demi menyelamatkan nyawa ibunya. Ya, Nadya Mustika Raharja harus mau menikah dengan Dave Reinhard seorang pria kaya raya yang memiliki keterbatasan pada kakinya...