Matanya semakin sembab ia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, nomor suaminya bahkan sudah tidak bisa di hubungi lagi, seminggu yang lalu ia sudah menghadiri persidangan perceraiannya dan ia merasa bersyukur karena hakim memutuskan untuk mengundur persidangan di karenakan Dave tidak bisa hadir saat persidangan kemarin, ia tidak bisa membayangkan jika Dave benar-benar hadir di persidangan kemarin.
"Nadya..," matanya menatap sang ibunda yang kini tengah menatapnya dengan rasa iba.
"Iya Bu kenapa?"
"Ada Fredi di depan," mendengar nama pria itu berhasil membuat dahinya bergelombang.
"Mau ngapain dia kesini Bu?"
"Ibu juga enggak tahu, katanya dia mau ketemu sama kamu, udah sana kamu temui dia." Nadya mengangguk.Sejujurnya Nadya sedang tidak ingin di ganggu tapi mau bagaimana lagi Fredi sudah jauh-jauh kemari hanya untuk mau bertemu dengannya, setidaknya menemuinya sebentar tidak apa-apa bukan. Sekitar sebulan yang lalu ia melihat wajah tenang pria itu saat di rumah sakit mengenakan stelan pakaian dokternya dan sekarang Nadya melihatnya kembali.
"Hai Nad..,"
"Hai.. tumben kamu mampir kesini?"
"Iya ada sesuatu yang mau aku obrolin sama kamu Nad,"
"Sesuatu yang penting?" Fredi menganggukkan kepalanya.Ratih membawakan dua teh hangat untuk keduanya, Fredi tersenyum ramah untuk seorang wanita yang pernah dia klaim akan menjadi ibu mertuanya tapi takdir berkata lain untuknya.
"Terimakasih Bu,"
"Di minum dulu tehnya Di." Fredi mengangguk meminum tehnya.Nadya masih terduduk dengan pikirannya bahkan di saat seperti ini ada Fredi yang menemuinya tapi pikirannya masih memikirkan Dave suaminya.
***
Nadya menatap datar Bram dan Luna yang sekarang ada di persidangan dengannya kali ini, di sampingnya Jessica terus-terusan memberikan semangat untuknya dan benar saja dugaannya, ia tidak melihat keberadaan Dave di persidangan.
"Saudara Dave tidak bisa hadir dikarenakan sedang sakit dan sidang kali ini di wakilkan oleh saudara Bramantyo saudara dari pihak penggugat," ujar sang pengacara dari pihak Dave di hadapan majelis hakim.
Dan beberapa menit kemudian hakim memutuskan untuk mengundur persidangan sampai Dave kembali pulih, pernyataan itu berhasil membuat Bram emosi ia sudah rela mengosongkan waktunya untuk hadir ke persidangan tapi nyatanya hasilnya di undur.
"Sial! Kenapa bisa diundur sih?"
"Tenang saja Bram saya pastikan persidangan kedua, hakim pasti akan mengabulkan putusannya bahkan jika pihak Mba Nadya menolaknya hakim pasti akan mengabulkannya, karena mereka tidak memiliki alasan yang kuat untuk persidangan ini." ujar pengacara berkacamata hitam itu.Ya, saat ini Nadya memang belum memiliki alasan yang kuat mengapa ia tidak mau berpisah dengan Dave.
"Dimana Mas Dave?" tanya Nadya yang langsung di hadapan keduanya.
"Dave sedang sakit jadi dia enggak bisa hadir saudara ipar," ucap Bram di selingi senyum manisnya.
"Kalau gitu aku mau ketemu sama Mas Dave," Bram menggelengkan kepalanya.
"Nadya masih istri sah Dave enggak seharusnya kalian melarang mereka untuk bertemu," ujar Jessica yang sudah mulai geram.
"Dave tidak mau bertemu kamu Nadya," celetuk Bram.
"Bram udah..," Luna melerainya, ia benar-benar merasa kasihan melihat mata Nadya yang sudah memerah.
"Maaf Nad, nanti aku akan usahakan Dave untuk bertemu sama kamu, tapi saat ini biarkan Dave benar-benar pulih dari sakitnya." ujar Luna seraya menarik Bram menjauh dari mereka."Stres banget ya mereka, ngelarang suami istri buat ketemu." kata Jessica menggebu-gebu.
Seketika kepala Nadya terasa pusing, pandangan mengabur dan tubuhnya seketika langsung ambruk saat itu juga. Jessica yang melihatnya ia terkejut, beruntung di persidangan masih lumayan ramai beberapa dari mereka membantunya membawa Nadya ke rumah sakit.
***
Nadya paham dengan keadaannya, ia menatap ibunya berharap sang ibu mengerti dan beruntung Ratih langsung mengerti, membiarkan keduanya untuk berbicara serius berdua.
"Gimana katanya ada yang mau kamu bicarakan?"
"Minggu lalu aku ke rumah suami kamu..,"
"Kamu ngapain ke sana?"
"Aku dapat tugas dari rumah sakit untuk menangani pasien yang lagi di rawat di rumahnya, dan aku enggak nyangka kalau pasien yang aku tangani itu Dave suami kamu," ujar Fredi yang berhasil membuat Nadya penasaran.Sedetik kemudian Fredi menceritakan semuanya.
Ya, minggu lalu dokter yang di hubungi Luna adalah Fredi, pria itu juga cukup terkejut karena pasien yang di tanganinya adalah Dave, tapi satu hal yang paling membuatnya terkejut adalah pada saat ia menanyakan keberadaan istri Dave, seketika Luna mengatakan jika dia adalah istri Dave tapi mau bagaimana lagi Fredi hanya bisa mempercayainya dan ia sedikit merasa curiga dengan keadaan di rumah besar itu.
"Aku menemukan obat-obatan yang tidak seharusnya di konsumsi Dave, tapi mereka bilang obat itu di buat khusus oleh dokter khusus yang menangani Dave dulu," ujarnya.
"Kenapa kamu enggak menyarankan mereka untuk membawa Mas Dave ke rumah sakit?"
"Aku sudah menyarankannya Nad, tapi mereka hanya mau merawat Dave di rumah saja," mendengar semua cerita dari Fredi berhasil membuat Nadya semakin merasa kesal, ia semakin yakin jika Bram telah memberikan obat-obatan yang tidak seharusnya di konsumsi Dave.
"Aku tahu kamu kamu dilarang mereka untuk menemui Dave, aku pernah dengar hal itu dari satpam penjaga rumah."
Saat Fredi hendak pulang dari rumah besar Dave, ia tak sengaja mendengar obrolan dari dua satpam penjaga rumah besar itu.
"Kasihan banget ya Nyonya Nadya tidak di perbolehkan bertemu dengan Tuan Dave padahal Tuan Dave sedang sakit,"
"Kita mau bagaimana lagi Pak Bram yang melarang, apalagi sekarang Tuan Dave lagi enggak bisa melakukan apapun."
"Eh.. Dokter Fredi mau pulang dok?"
"Iya Pak tolong bukakan gerbangnya,"
"Oh iya baik dok." Fredi masih ingat betul dengan semua percakapan mereka.Nadya menatap sendu, "Apa kamu bisa bantu aku Di?" Fredi mengangguk mantap.
"Aku bisa bantu kamu Nad, aku akan pertemukan kamu dengan Dave." ujarnya seraya tersenyum lebar.
Meskipun ia masih memiliki rasa pada wanita yang ada di hadapannya sekarang bahkan wanita itu telah bersuami tapi Fredi juga manusia yang masih memiliki hati, mana tega ia membiarkan wanita yang dicintainya kebingungan dalam masalah yang sedang di hadapinya.
***
Duh.. author nulisnya kepanjangan enggak sih, maaf ya kalau terlalu panjang di part ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You (END)
FantasyMenikah dengan seorang pria lumpuh bukanlah sebuah keinginan melainkan sebuah keharusan demi menyelamatkan nyawa ibunya. Ya, Nadya Mustika Raharja harus mau menikah dengan Dave Reinhard seorang pria kaya raya yang memiliki keterbatasan pada kakinya...