Vania baru saja pulang dari sekolahnya ia di buat terkejut karena di dalam rumah keadaannya tengah berantakan, ia melihat beberapa orang tengah mendekorasi isi rumahnya sekarang.
"Kalian siapa? Di suruh siapa kalian ngelakuin ini?" tanya Vania pada salah satu orang yang tengah bekerja itu, mereka hanya diam.
"Aku yang menyuruh mereka Van," ujar Nadya yang kini tengah menghampiri Vania.
"Kamu? Kamu enggak berhak merubah suasana di rumah ini," Vania menunjuknya.
"Aku enggak merubahnya Van, aku cuma mau mendesain agar lebih enak di lihat saja. Apa kamu enggak merasakan rumah ini keadaannya terlalu sunyi?" ujar Nadya.
"Rumah ini udah dari dulu seperti ini keadaannya dan kamu enggak berhak buat main rubah gitu aja!" katanya seraya menatapnya tajam.
"Aku udah minta izin sama Mas Dave, dan Mas Dave ngizinin kenapa jadi kamu yang protes sih?" Nadya mulai jengah, ia berusaha bicara sebaik mungkin tapi Vania selalu meninggikan suaranya.
"Jangan mentang-mentang kamu istrinya Kak Dave, terus kamu bisa berhak merubah segalanya di rumah ini," ucap Vania dia langsung bergegas mencari keberadaan Dave, ia harus berbicara dengan kakaknya itu. Vania benar-benar tidak menyukai sikap Nadya sekarang.
Nadya sekarang sudah benar-benar berani menunjukkan sikapnya, Vania pikir Nadya hanya wanita biasa yang dapat dengan mudah dia kendalikan tapi sekarang wanita itu selalu berdiri dengan tameng nama Dave suaminya.
"Kak Dave.." teriaknya.
"Vania kamu kenapa sih sampai teriak begitu manggilnya?" tanya Dave yang kini sedang berada di ruang bacanya."Kak, Mba Nadya itu udah mulai enggak tahu diri. Kakak lihat deh, sekarang di ruang tengah sana. Mba Nadya mau mencoba merubah segalanya di rumah ini," tuturnya.
"Oh tentang itu, Kakak udah tahu,"
"APA! Kak Dave udah tahu dan Kak Dave cuma diam saja, kak Dave sadar enggak sih rumah ini tuh, rumah peninggalan Mama Chintya terus Kak Dave ngebiarin gitu aja Mba Nadya merubah segalanya di rumah ini," ujar Vania dengan rasa kesal yang di tahan.
"Vania kamu tenang ya, Nadya enggak merubah semuanya dia cuma ingin menambahkan beberapa interior agar rumah ini jauh terlihat lebih enak di lihat," Dave mencoba menenangkan adiknya.
"CK! Kak Dave sekarang mulai berubah, Kakak selalu belain dia terus!" ucapnya yang langsung keluar dari ruangan perpustakaan rumah, sambil membanting pintunya dengan keras.
Nadya yang menguping pembicaraan mereka ia hanya bisa tersenyum puas karena Dave selalu memihaknya dengan begini, pergerakan Bram dan Vania pasti akan sulit untuk mengendalikannya. Untuk sekarang ini Dave memang tidak bisa berjalan tapi keberadaan Nadya sangat menyulitkan kakak beradik itu.
***
"Tadi Vania marah-marah sama kamu?" Nadya mengangguk.
"Maafin sikap Vania ya, tapi kamu tenang aja aku suka kok dengan suasana perubahan di rumah ini, jauh terlihat lebih nyaman untuk di lihat. Mungkin setelah ini aku akan terbiasa duduk dengan nyaman di living room," tutur Dave.
Saat ini keduanya memang sedang berada di living room seraya menikmati tontonan film yang di rekomendasikan Nadya, tak lupa dengan cemilan ringan, juga dua secangkir teh hangat menemani mereka berdua di sore hari ini.
"Mas aku boleh tanya sesuatu?"
"Tanyakan saja pasti aku jawab,"
"Sebelum kamu kecelakaan kamu dulu yang mengurusi perusahaan?" Dave mengangguk ."Iya dulu pernah tapi setelah kecelakaan aku mempercayakan perusahaan ke Bram, kenapa kamu tanya tentang hal itu?" Dave menatapnya.
"Pengen tahu aja, terus sekarang kamu enggak mau kerja lagi?" Nadya mulai kepo.
"Pengen sih tapi kamu lihat sendiri keadaan aku sekarang kayak gimana," Nadya mengangguk.
"Emang ada apa dengan keadaan kamu? Mas asal kamu tahu ya, salah satu anggota tubuh kita boleh sakit tapi jangan sampai ngebuat semangat kita menurun,"
"Kan sekarang ada aku, aku bisa menemani kamu kerja nanti. Aku akan jadi kaki untuk kamu," sambung Nadya dengan serius.
"Kamu emang benar sih meskipun sekarang aku lumpuh tapi bukan berarti aku enggak bisa memimpin perusahaan," kata Dave.
"Nah itu yang aku maksud, aku akan menemani kemanapun kamu pergi," Dave tersenyum mendengarnya.
"Nanti kamu capek, kamu enggak tahu dunia bisnis seperti apa," Nadya menggeleng.
"Iya capek itu pasti Mas, diem di rumah aja capek apa lagi kerja. Tapi kan kalau capeknya bareng-bareng, jadi enggak akan terlalu capek banget rasanya," Nadya terus berusaha membujuk.
"Iya udah iya nanti Mas pikirin ya, soalnya Mas juga enggak enakan sama Bram, kalau tiba-tiba mengambil alih kembali ke pemimpinan di perusahaan yang lagi di pimpin Bram sekarang," ujarnya.
"Kenapa harus enggak enakan, perusahaan itu kan punya kamu," Dave mengangguk, apa yang dikatakan Nadya memang benar.
"Iya-iya nanti Mas pikirin, kamu pengen banget nemenin aku kerja kayaknya," Nadya tersenyum mendengarnya.
"Bukannya gitu Mas, kalau kamu ada aktivitas kan kali aja otot-otot di tulang tungkai kamu jadinya lemas, kalau di bawa diem aja nanti kan kaku itung-itung biar kamu juga bisa latihan beraktivitas kembali." tuturnya dengan ada benarnya.
Apa yang Nadya katakan memang ada benarnya, Dave sudah terlalu lama di dalam rumah, ia juga bahkan jarang fisioterapi tapi sekarang Nadya sepertinya benar-benar ingin membuat Dave sembuh dan kembali berjalan dengan normal. Dan hanya ini satu-satunya cara yang bisa Nadya lakukan agar membuat semangat Dave kembali membara.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You (END)
FantasyMenikah dengan seorang pria lumpuh bukanlah sebuah keinginan melainkan sebuah keharusan demi menyelamatkan nyawa ibunya. Ya, Nadya Mustika Raharja harus mau menikah dengan Dave Reinhard seorang pria kaya raya yang memiliki keterbatasan pada kakinya...