Bab 42 - Permintaan Maaf

1.4K 84 2
                                    

Wanita itu masih menatap ruangan yang ada di hadapannya ia ragu untuk memasukinya tapi ia harus masuk ke dalamnya, apakah kedua pasangan itu mau menerima kedatangannya meskipun ragu, ia akan mencoba menghilangkan keraguannya, ia akan menghadapi mereka.

Suara pintu terbuka menampakkan seorang wanita yang mereka kenali, melihat kedatangan wanita itu Nadya langsung mencabikkan bibirnya, dia masih kesal dengan segala sikap wanita itu.

"Maaf menganggu waktu kalian, aku kemari ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan kalian," Dave mengangguk, dia mau mendengarkan apa yang ingin di sampaikan mantan kekasihnya itu.

"Luna apa yang mau kamu bicarakan sama kita berdua?" tanya Dave yang masih berbaring di ranjang rumah sakit.

"Aku ingin minta maaf sama kalian berdua terutama Nadya, aku mau minta maaf sama kamu Nad, atas apa yang telah aku lakukan,"

"Aku benar-benar enggak tahu kenyataannya, aku aja baru tahu kalau Bram adalah orang yang pernah meneror keluarga aku, dia juga orang yang sudah merencanakan kecelakaan yang menimpa adikku dulu, aku sangat menyesal telah menyakiti kalian," Nadya terkejut mendengarnya, jadi Bram juga menyakiti keluarga Luna. 

"Jadi Bram pelakunya?" tanya Dave masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Aku pikir selama ini dia baik sama aku karena benar-benar mencintai aku, tapi ternyata dia hanya memanfaatkan aku untuk memisahkan kalian berdua," ujarnya kembali matanya mulai berkaca, Luna benar-benar menyesali perbuatannya.

"Aku sudah memaafkan kamu Luna, dari awal kamu memang tidak ada niatan untuk menyakiti aku, aku bisa melihat saat kamu memohon sama Bram untuk memanggil dokter ke rumah, aku sudah maafin kamu," tutur Dave.

Dia tahu Luna wanita yang baik, selama ini Luna diam-diam merawat Dave sampai wanita itu juga ikut menyembunyikan obat-obatan dari Bram, yang harusnya di minum Dave.

Luna menatap Nadya dia sangat berharap Nadya mau memaafkannya dari tadi wanita itu hanya diam tidak bersuara, ia tahu perbuatannya memang sudah keterlaluan dengan mencoba merusak rumah tangga mereka.

"Nadya aku sangat menyesal dengan apa yang telah aku perbuat, aku benar-benar minta maaf sama kamu," ucapnya sekali lagi seraya menyatukan kedua telapak tangannya.

"Mungkin ini sangat berat untuk aku mau memaafkan kamu tapi mendengar kamu yang merawat mas Dave di saat aku tidak ada di rumah, jadi aku rasa.. aku harus memaafkan kamu,"

"Jadi mari lupakan apa yang sudah terjadi dan aku harap kamu tidak mengulanginya lagi," sambungnya disertai senyuman tulusnya.

Lega rasanya saat mendengar Nadya mau memaafkannya, Luna berjanji dia tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi, dia juga sangat berharap Bram mendapatkan hukuman yang sepadan dengan apa yang sudah dia perbuat.

***

Zahid dan Kalina menjenguk Dave mereka langsung memutuskan untuk pulang ke Jakarta setelah mendengar permasalahan diantara anak-anak mereka. Zahid selaku ayahnya masih belum percaya, jika Bram tega melakukan tindakan yang begitu keji pada Dave putra kandungnya.

"Bagaimana keadaan kamu Dave, maaf Papa baru sempat menjenguk kamu, maaf juga saat kalian menikah kami tidak hadir di pernikahan kalian," ujar Zahid seraya menatap Dave tapi yang di tatap memasang wajah datarnya, keduanya memang tidak pernah akur setelah Zahid memutuskan untuk menikah lagi.

"Keadaan Mas Dave sudah lebih baik Pa, enggak apa-apa kok Pa, lagi pula pernikahan kami juga di lakukan secara tertutup, terimakasih karena Papa sudah mau menyempatkan waktu untuk menjenguk Mas Dave," tutur Nadya merespon ucapan mertuanya.

Berbeda dengan Kalina ibu tirinya itu hanya diam saja, dia tidak bersuara ia tahu betul Dave seperti apa jadi percuma juga dia berbicara tidak ada gunanya.

"Pa kapan kita akan menjenguk Bram,"
"Ma,"
"Bram sekarang ada di penjara, setelah ini dia harus menjalani hukuman sesuai perbuatanny  jadi saya harap kalian tidak membelanya nanti saat di pengadilan," ujar Dave menatap mereka sinis.
"Kamu tenang saja, Papa tidak akan memihak pada Bram seperti yang kamu bilang dia harus mendapatkan hukuman sesuai perbuatannya," ucap Zahid mendukung penuh putranya.

Setelah itu kedua orangtuanya berpamitan pulang, Nadya mengantar mertuanya sampai depan pintu ruangan ia tidak enakan berdiam diri saja, sudah cukup suaminya saja yang bersikap dingin pada mereka.

"Nadya saya titip Dave pada kamu, saya sangat percaya kamu adalah wanita yang baik," ucap Zahid.

"Iya Pa, aku pasti akan menjaga Mas Dave dengan baik, maaf atas sikap Mas Dave barusan," katanya yang merasa tidak enakan.

"Sudah tidak apa-apa, dia dari dulu memang sudah seperti itu," jawab Zahid.

"Ayo Pa, kapan kita pulangnya, kita juga kan harus menjenguk Bram," celetuk Kalina yang merasa jengah.

"Iya sudah kalau begitu kami harus segera pulang Nadya, titipkan salam kami pada Dave." Nadya mengangguk selepas itu kedua mertuanya pergi dari rumah sakit.

Pantas saja Dave bersikap begitu dingin barusan ternyata ibu tirinya bersikap tidak selayaknya ibu pada anaknya, dia hanya memikirkan anak kandungnya saja tidak memikirkan anak tirinya juga, sekarang Nadya jadi paham.

***

Plak! Tamparan keras mengenai wajah Bram ini sudah ke berapa kalinya dia mendapatkan tamparan.

"Dasar anak tidak tahu diri, sudah baik saya izinkan kamu tinggal hidup enak dengan Dave tapi kamu malah berniat ingin membunuh putra saya!" Zahid murka, dia ingin sekali menghajar wajah Bram tapi beruntung istrinya melarangnya.

"Pa sudah cukup, jangan terus menghakimi Bram," ucapnya.

"Diam! Kamu jangan terus membela anak kamu yang tidak tahu diri ini, dia pantas di perlakukan seperti ini, kamu dengar saya baik-baik! SAYA PASTIKAN KAMU AKAN MENDAPATKAN, HUKUMAN YANG SETIMPAL DENGAN PERBUATAN KAMU!" ujar Zahid tapi Bram malah tertawa mendengarnya.

"Kalau saya jahat sudah dari awal anakmu yang lumpuh itu saya bunuh! Masih baik saya hanya meracuni dia," cibirnya.

Bugh! Kali ini Zahid memukul wajah Bram tapi pria itu tidak membalasnya, dia hanya menunjukkan senyum dan tawanya, dia sudah biasa di perlakukan tidak adil oleh ayah tirinya.

"Ayo pukul lagi!"
"Brengsek kamu,"
"Sudah Pa.. sudah ayo kita pulang saja." Kalina menghentikan aksi Zahid yang hendak memukul Bram kembali, dia tidak tega melihat wajah putranya yang sudah penuh luka lebam itu.

Bram melihat kedua orang tuanya pergi, dia kembali di bawa ke dalam sel tahanan seketika ia menangis menitikkan air matanya, dari kecil ia sudah sering mendapatkan pukulan jadi ia sudah terbiasatapi ia juga sangat membenci ayah tirinya itu.

Itulah sebabnya mengapa Bram sangat membenci Dave meskipun Zahid sering berpergian jauh tapi beliau tetap ayah kandung Dave, ayah mana yang tidak akan memihak putra kandungnya, Dave selalu mendapatkan dukungan dari Zahid seperti sekarang pria itu menampar dan memukulinya hanya karena ia telah menyakiti putra kandungnya.


To be continued..

Stuck With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang