Beberapa hari kemudian... Wanita itu masih menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya di meja, ia masih bingung dengan segalanya apakah Dave benar-benar sudah tidak ingin lagi bertemu dengannya, atau mereka sengaja menjauhkan dirinya dari Dave.
"Nad di makan makanannya," mendengar suara Jessica ia menengadah kan wajahnya, melihat sahabatnya yang sekarang ada di sampingnya.
Melihat Nadya yang seperti ini berhasil membuat Jessica merasa iba, ia masih tidak yakin jika suami dari sahabatnya itu seketika tiba-tiba menghindari istrinya sendiri.
Suara ketukan dari arah pintu berhasil membuat Ratih keluar dari dalam kamarnya, dan ia berujar biarkan dia yang membukakan pintunya. Ya, saat ini Jessica sedang menemui Nadya di rumahnya, Ratih menceritakan pada kedua sahabat anaknya itu, jika Nadya selalu mengurung dirinya di kamar.
"Maaf Bu apa benar ini rumah Nadya Mustika Raharja?" tanya seorang pengirim paket. Ratih mengiyakannya.
"Ini Bu saya mengirimkan surat untuk Ibu Nadya, tolong di tanda tangani bukti pengirimannya." ujar sang pengirim paket dan setelah itu Ratih memasuki rumahnya kembali, memberikan surat itu kepada Nadya.
Perlahan Nadya membuka amplop berwarna cokelat itu yang berisikan kertas putih yang isinya berhasil membuat Nadya terkejut.
"Surat apa Nad?" Jessica penasaran.
"Surat dari pengadilan agama, Mas Dave menggugat cerai gue." ujarnya dengan bibir yang bergetar hebat.Kepala Nadya semakin terasa penat mendapati surat gugatan itu, ia tidak menyangka Dave akan menceraikannya padahal ia sudah memberitahu, jika ia butuh waktu untuk menenangkan diri tapi bukan berarti mereka berpisah.
"Nad..,"
"Gue yakin banget Jes, ini semua bukan keinginan Mas Dave,"
"Maksud lo, ada orang di balik ini semua?" Nadya menganggukkan kepalanya."Gue yakin banget ini semua pasti rencana mereka, minggu lalu Mas Dave kirim pesan suara ke gue kalau dia membutuhkan gue, tapi pas waktu gue ke rumah, gue malah di usir dan sekarang gue malah dapat surat gugatan." ujarnya dengan dada yang terasa sesak sekarang.
Nadya semakin yakin jika semua ini rencana Bram dan antek-anteknya.
"Hari senin gue bakalan datang ke pengadilan,"
"Lo mau ngapain Nad, kan tadi lo bilang kalau ini semua bukan keinginan suami lo, udah enggak perlu datang," Nadya menggelengkan kepalanya.
"Gue datang ke sana bukan berarti gue mau bercerai dengan suami gue, tapi gue mau lihat apa Mas Dave hadir disana juga," ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Kalau ternyata Dave ada disana gimana?" tanya Jessica hati-hati.
"Gue bakalan turutin kemauannya untuk bercerai," jawabnya dengan wajah menunduk.
"Iya udah kalau lo emang mau datang ke sana, gue temenin lo ya." ujarnya yang di balas senyuman hangat oleh Nadya.Nadya merasa bersyukur karena di saat-saat seperti ini, sahabatnya ada untuknya.
***
"Gimana dengan berkasnya udah lengkap semua?" tanya Bram pada Dirman.
"Sudah Pak Bram, semuanya sudah lengkap," kata Dirman seraya memberikan berkas penting perusahaan di meja kerja Bram.
Bram tersenyum senang ia akhirnya mendapatkan dokumen penting perusahaan, dokumen-dokumen itu berkaitan dengan isi pemilik saham dan juga hak pemilik perusahaan yang mana semuanya atas nama Dave Reinhard, ia berencana akan merubah isi dalam dokumen itu semua menjadi namanya.
"Oh iya untuk kamu Dirman, minggu depan kamu sudah bisa menempati posisi kamu sebagai direktur di perusahaan cabang yang ada, di kota yang kamu inginkan," ujar Bram.
"Terimakasih Pak Bram sudah menepati janjinya,"
"Tidak perlu berterimakasih kita ini kan partner." kata Bram seraya tersenyum menang.
Jadi, dari awal Dirman memang sudah bekerjasama dengan Bram bahkan saat Dave belum bertemu dengan Nadya, tapi saat Dave bertemu dengan Nadya seketika mereka mengetahui rencana Nadya, jadilah keduanya harus memerankan peran mereka kembali dengan baik di hadapan Dave.
"Halo iya kenapa Luna sayang?" katanya dengan lembut.
"Dave keadaannya semakin memburuk, badannya panas banget. Aku mau minta izin sama kamu buat panggil dokter untuk periksa keadaan Dave." ujar Luna dari sebrang sana, mendengar Luna yang begitu perhatian pada Dave berhasil membuat Bram merasa geram.
"Iya udah iya aku izinkan tapi ingat jangan lupa untuk terus memberikan obat yang aku beli untuk Dave." Luna mengiyakannya dan seketika sambungan mereka terputus.
Jika Bram boleh berharap ia ingin sekali Dave kehabisan nafasnya, lalu meninggal dengan begitu ia bisa mendapatkan segalanya tanpa kebanyakan drama, tapi sayangnya sepertinya Tuhan selalu melindungi nyawa Dave sampai-sampai sebanyak apapun obat yang di berikan tidak membuat Dave meninggal jua.
***Luna tengah mondar-mandir menunggu dokter yang sudah dia hubungi, tapi sampai sekarang belum datang juga melihat sikap Luna yang berlebihan, berhasil mengundang rasa tak suka dari Vania yang baru saja pulang dari sekolahnya.
"Kenapa sih Kak Luna dari tadi aku perhatiin mondar-mandir terus,"
"Dave keadaannya semakin memburuk, dan ini juga dokternya dari tadi belum datang juga,"
"Kasih aja sih Kak obat yang biasa di minum Kak Dave nanti juga langsung baikan keadaannya." ujarnya tapi Luna tidak menanggapinya.Luna tahu betul obat yang di berikan Bram bukanlah obat yang baik untuk tubuh Dave, mana mungkin ia bisa setega itu membuat sepasang suami istri berpisah, tapi Luna juga manusia yang masih memiliki rasa kasihan, ia tidak mungkin membiarkan Dave sebegitu terpuruknya.
"Maaf Non, dokternya sudah tiba beliau ada di depan rumah," ujar pelayan yang menghadap langsung Luna.
"Suruh langsung masuk aja Mba." titahnya dan seketika dokter yang ia hubungi langsung menemui Luna.
"Maaf Bu Luna saya terlambat, jalanan sangat macet,"
"Iya enggak apa-apa dokter, ayo dok langsung ke lantai atas." katanya seraya bergegas menaiki anak tangga.Saat mereka sampai di kamar Dave bagaimana dokter tidak terkejut melihat keadaan Dave yang begitu sangat tidak bertenaga dengan wajah yang begitu pucat pasih.
"Seharusnya jika keadaannya sudah seperti ini, harus segera di bawa ke rumah sakit." ujar Dokter seraya memeriksa denyut nadi di tangan Dave.
Ya, Luna juga berpikiran yang sama seperti yang dokter sampaikan tapi mau bagaimana lagi Bram tidak akan mengizinkan Dave untuk keluar dari kamarnya, sekedar untuk berjemur di teras depan rumah saja tidak di perbolehkan sepertinya Bram benar-benar menginginkan kematian Dave.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You (END)
FantasyMenikah dengan seorang pria lumpuh bukanlah sebuah keinginan melainkan sebuah keharusan demi menyelamatkan nyawa ibunya. Ya, Nadya Mustika Raharja harus mau menikah dengan Dave Reinhard seorang pria kaya raya yang memiliki keterbatasan pada kakinya...