Bab 28 - Mencoba

924 85 0
                                    

"Nadya..," panggil Dave tapi sang pemilik nama tidak menanggapinya, pria itu terus mendorong kursi rodanya mencari keberadaan istrinya, tapi ia tidak menemukannya di sudut mana pun.
"Vania kamu ngeliat Nadya enggak?" tanya Dave saat ia melihat adiknya sedang terburu-buru hendak pergi.

"Aku enggak lihat Kak Dave,"
"Kamu mau kemana Van udah rapi kayak gini?" tanyanya kembali melihat dandanan dan pakaian adiknya yang begitu sangat rapi.
"Mau pergi sama temen-temen, aku pergi dulu ya Kak,"
"Pulangnya jangan sampai larut malam ya," Vania mengangguk dan secepatnya pergi meninggalkan Dave.

Hari ini memanglah hari weekend sampai Dave juga tidak pergi berangkat ke kantor tapi istrinya itu pergi pagi-pagi buta tanpa izin darinya, bahkan ponselnya tidak dapat di hubungi berhasil membuat Dave kesal.

"Kemana sih Nadya pergi kok enggak bilang-bilang kebiasaan banget dia sekarang," gerutunya.
"Kamu ngomong sama siapa Dave?" suara Luna yang menghampirinya berhasil membuatnya melihat ke sumber suara.
"Aku nyari Nadya, kamu lihat dia enggak?"
"Tadi pagi-pagi banget sih aku lihat dia buru-buru pergi enggak tahu kemana, emangnya dia enggak ngomong sama kamu dulu ya, kalau mau pergi?" Dave menggeleng.

"Kamu udah coba hubungi dia belum?"
"Sudah tapi HP nya enggak aktif," jawabnya.

Dave hendak melenggang pergi tapi Luna menahannya wanita itu menawarkan untuk minum teh bersama katanya dari pada bosan di kamar sendirian, karena Luna juga bosan di rumah sebesar ini hanya berada di kamar terus, dan entah setan dari mana Dave menerima ajakan minum teh bersama itu, seperti sekarang ini mereka tengah duduk berdua di teras depan taman rumah.

"Kamu udah enggak kerja lagi Luna?"
"Bram ngelarang aku buat kerja," Dave tersenyum simpul.
"Ngapain kamu harus nurutin perkataan dia memangnya dia suami kamu apa," ucap Dave yang berhasil membuat Luna terdiam sejenak.

"Dia emang belum jadi suamiku Dave tapi mungkin sebentar lagi, dan selama aku menjalani hubungan sama dia, Bram selalu memenuhi kebutuhan di keluarga ku jadi aku enggak perlu kerja," ujarnya.

"Oh jadi itu alasan kenapa dia sering ngambil uang dana proyek?" Luna terkejut mendengarnya.
"Maksud kamu?"
"Kamu tanyakan saja sama orangnya," kata Dave seraya menyeruput teh hangat buatan Luna.
"Dave aku boleh tanya sesuatu?" Dave mengangguk.

Luna nampak sedang berpikir menyusun kata pertanyaan yang tepat untuk di tanyakan, ia takut pertanyaannya itu akan membuat Dave tersinggung.

"Kamu mau nanya apa?"
"Kenapa kamu mau menikah dengan Nadya?"
"Maksud kamu?"
"Iya aku dengar dari Bram, kalau kalian menikah karena di jodohkan kenapa kamu mau menikahi Nadya, sedangkan kamu mengetahui keluarga Nadya bagaimana sekarang?" tutur Luna.

Bukannya menjawab Dave nampak terdiam seraya memperhatikan bayangan wajahnya di dalam secangkir teh hangat itu.

"Enggak mungkin kan Dave kamu langsung jatuh cinta sama Nadya?" tanya Luna kembali.

"Iya memang tidak mungkin untuk langsung jatuh cinta tapi setelah menikah kita berdua sepakat untuk saling mengenal satu sama lain," jawab Dave masih dengan ekspresi wajah yang sama.

"Jadi kamu sekarang masih belum mencintai Nadya?"

"Dulu sulit untuk membangun perasaan cinta pada orang yang baru kita kenali, tapi setelah menikah perasaan itu seiringnya waktu tumbuh sendiri tanpa di minta," ujarnya seraya menaruh gelas itu di meja tanpa di sadari Dave sudah menghabiskan teh miliknya.

"Dan pada akhirnya aku bisa mencintai Nadya dan jika bukan karena keberadaan Nadya aku enggak mungkin memiliki semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik." Dave beranjak pergi setelah menaruh gelasnya.

Pria itu beranjak pergi ia tidak seharusnya berlama-lama bersama Luna, ia harus tahu batasannya karena sekarang dirinya bukanlah lagi Dave yang dulu, karena sekarang Dave telah memiliki Nadya istrinya dan ia harus mengingat hal itu.

***

Nadya pulang dalam keadaan menampilkan wajah kusutnya ia terlihat sangat kelelahan, ia juga mendapati suaminya yang tidak ada di kamar entah sedang ada dimana Nadya sedang malas mencarinya.

"Jam segini baru pulang habis darimana aja kamu?" tanya Dave yang saat ini memasuki kamar melihat Nadya yang sedang duduk seraya memegangi kepalanya.

"Maaf Mas, aku lupa ngasih tau kamu tadi pagi, aku buru-buru langsung pergi saat dapat kabar dari Robby kalau ibu masuk rumah sakit, aku minta maaf enggak sempat ngabarin kamu," tutur Nadya tapi Dave yang mendengarnya semakin dia buat kesal.

Pria itu tidak menjawab apapun ia malah mengurungkan niatnya untuk masuk kamar dan beralih keluar kembali, sikapnya itu berhasil membuat Nadya bingung.

Drrtt...
"Kata dokter nyokap lo, besok udah boleh pulang dari rumah sakit ." pesan dari Robby berhasil membuat Nadya merasa lega.

Pasalnya tadi pagi Robby menghubunginya, jika ibunya mengalami kecelakaan saat beliau sedang menuju ke pasar untuk berbelanja alhasil Nadya yang panik dia langsung pergi begitu saja karena tidak mungkin juga, ia membangunkan Dave yang sedang tertidur lelap.

Setengah jam kemudian, Nadya berada di kamarnya tapi ia tidak melihat suaminya memasuki kamar, padahal Nadya sudah menunggunya setelah dirinya sudah selesai membersihkan diri.

"Kemana sih Mas Dave, apa dia marah sama aku?" kata Nadya seraya beranjak dari tempat tidurnya memutuskan untuk keluar, mencari suaminya yang sepertinya tengah marah kepadanya.

Nadya sudah mencari Dave di ruang kerjanya dan juga ruang baca yang biasa Dave singgahi tapi sayangnya dia tidak melihat keberadaan Dave, di tambah sekarang rumah besar ini terasa sunyi karena ada beberapa pelayan yang mengambil cuti kerja juga.

"Lucu juga sih ya, tapi aneh aja kok ada ya orang seperti itu hahaha..,"

Tapi saat Nadya menuruni anak tangga ia tak sengaja mendengar suara seseorang tengah tertawa sumber suara itu berhasil membuat Nadya penasaran. Saat ia mencari tahu, ia melihat Luna sedang berada di living room bersama Dave sedang santai seraya menonton acara televisi.

"Mas?"

***

To be continued..
Minta vote dan komentarnya ya karena keduanya sangat mendukung author untuk terus melanjutkan ceritanya.

Stuck With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang