8

1.3K 130 13
                                    

 


       Reyhan terbangun dari tidur panjangnya. Dua hari telah berlalu sejak ayahnya pamit pergi bersama Tania, ibunya. Bahkan selama dua hari ini ia juga tidak pernah bertemu dengan ketiga kakaknya. Ia berharap bisa bertemu dengan Vino dan Saga di sekolah. Berharap bahwa apa yang dikatakan ayahnya adalah sebuah kejujuran. Namun harapannya dipatahkan ketika ia sama sekali tidak bertemu dengan anggota keluarganya selama dua hari ini.

    
      Mereka seolah-olah hilang ditelan bumi. Reyhan tahu, ia sangat bodoh berharap apa yang dikatakan ayahnya adalah sebuah kejujuran ketika dirinya sendiri telah mendengar fakta yang sebenarnya terjadi.










"Kok pagi-pagi gue kangen ciloknya mang Ucok....???"

"Apa gue sebenarnya demen ma mang Ucok kali ya?"

"Kalo iya berarti gue......"

Plak

     Reyhan terkejut ketika pipinya baru saja ditampar oleh angin.

     "Heh kok main tampar sih!!! Mentang-mentang tak kasat mata enak aja main tampar-tampar sembarangan. Gue pecat ntar dari rumah. Lo pada nongkrong noh depan warung pak Samsudin. Sekalian aja lo semua bantu pak Samsudin jualan. Ntar gue pesen es teh hangat segelas nggak pakai teh nggak pakai air. Harus manis no more gula-gula." Reyhan menatap sengit ke arah sekelilingnya.

'Nyerocos bae nih anak satu. Gue tenggelemin di closet selesai riwayat lu.'


Wush......



      Angin bertiup kencang melewati Reyhan. Hawa rumah tiba-tiba menjadi sangat dingin.

"Dingin bet yak...."






"Oh iya subuh-subuh....pantes dingin...." Reyhan nenepuk jidatnya pelan.

     "Dah ya lo pada pergi cari uang gih. Gue mau sekolah dulu. Biar you-you semua bisa gue undang ke acara kelulusan gue dengan bangga. Bye sayangkuh....." Pamit Reyhan pada 'makhluk tak kasat mata'.



__________________________________________
Di sekolah





      "Reyhan!!!"

      "Paman???"

      "Apa kabar?" "Kabarku baik paman. Kabar paman?" "Kabarku juga baik. Kau sendirian di sini? Tidak bersama Haikal?" Tanya David ketika melihat Reyhan sendirian berada di kantin. "Ah Haikal sedang ada rapat dengan anggota PMR lainnya." Jawab Reyhan.

      "Paman sedang apa di sekolah?" Tanya Reyhan pelan. "Aku sedang mengurus berkas perusahaan. Asal kau tahu, kepala sekolahmu adalah teman bisnisku." Jawab David. "Pak Basuki? Teman bisnis paman?" David menganggukkan kepalanya. "Wah dunia memang sempit ya....." David mendekat ke arah Reyhan dan membisikkan sesuatu.


"Bisakah ikut dengan paman setelah pulang sekolah?"

"Kemana?"

"Menemani paman bertemu dengan Kinan."

"Paman ingin bertemu bibi kenapa harus membawaku?"

"Aku disana tidak hanya akan bertemu dengan Kinan. Tapi juga orang tuanya. Jika kau ikut, atensi mereka akan tertuju padamu dan mereka tidak akan membahas tentang rencana pertunangan antara paman dan Kinan."

"Paman sedang memanfaatkanku?"

"Aku sedang meminta tolong padamu."

"Apa imbalannya?"

PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang