26 (END)

2.3K 109 6
                                    





Langit begitu gelap, diiringi rintik hujan yang turun dengan perlahan ketika semua orang hendak mengantarkan seorang remaja ke rumah masa depannya.



Reyhan Gionino Adhitama



Remaja itu sudah menyerah pada takdir tepat di hari ulang tahu Eunwoo, orang yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. Ia memilih untuk menepati janjinya dengan Kirana dan meninggalkan Eunwoo, laki-laki yang telah memberinya kasih sayang layaknya seorang ayah kepada anaknya.

Keadaan semua orang bisa dikatakan sedang tidak baik-baik saja. Suara tangis terus saja terdengar sejak dini hari. Bahkan kedua wanita yang berperan sangat dalam bagi perjalanan hidup Reyhan, kini terbaring lemah di atas ranjang. Kinan dan Tania, kedua wanita itu seakan merasa telah hilang jiwa dan hancur hidupnya ketika mendengar pernyataan dokter yang menyatakan Reyhan telah meninggal.

Kinan, wanita itu telah sadar dari pingsannya. Akan tetapi pandangan yang ia keluarkan sejak tadi hanyalah kosong. David masih setia berada di sampingnya. Berbeda dengan Tania, wanita itu masih terbaring lemah. Vino sedari tadi menatap sendu ke arah sang ibu.

Indra penglihatan yang diberikan Reyhan untuknya benar-benar membuat dirinya selalu merasa bersalah pada anak itu. Namun, ia berjanji pada sang adik sebelum Reyhan pergi, ia akan membawa mata ini untuk melihat hal-hal yang indah. Dan sang adik hanya tersenyum sembari berkata.

"Anggap saja saat itu kakak sedang mengajak Reyhan untuk melihat hal yang indah. Aku akan merasa sangat senang. Dan jangan lupa kak, ajak aku untuk melihat konser Justin Bieber, aku belum pernah menontonnya secara langsung. Aku ingin kakak bisa membawaku untuk melihatnya secara langsung dengan mata ini....."


Tepat di dekat pintu, berdiri seorang perempuan yang telah memberi bantuan untuk Reyhan di masa terakhir hidup remaja itu. Karina. Sosok wanita yang memiliki wajah mirip mendiang bibinya. Mata yang sembab juga terlihat pada wajahnya. Tidak berani mendekat, Karina hanya memandang tubuh keponakannya yang terbujur kaku dari jauh.

'Maaf bibi datang disaat kamu akan pergi. Anak yang dulu selalu membuat saudara kembar bibi tertawa bahagia, kini kamu harus meninggalkan dunia ini dengan senyuman yang indah. Bibi harap kamu akan selalu bahagia baik dalam kehidupan setelah ini dan kedepannya.'

'Pengorbanan yang kau ambil sudah terlalu besar nak.....jika kau meminta keikhlasan kami, bibi akan mengabulkannya. Tolong sampaikan pada Kirana, bibi di sini hidup dalam keadaan baik. Sampaikan rasa terima kasih bibi pada Kirana yang telah mempertemukan kita. Bibi tidak berhak meminta lebih di saat Sang Pencipta memintamu untuk kembali. Hadirmu menjadi kenangan yang indah dalam hidup bibi, Reyhan Gionino Adhitama.'





Semua orang berkumpul di ruangan luas yang ada dalam mansion Jay Adhitama, kecuali Kinan, David, Vino dan Tania. Eunwoo sedari tadi hanya menatap lemat-lemat ke arah jasad Reyhan sebelum benar-benar akan di kebumikan.

Ia masih merasa bahwa semua ini hanyalah mimpi. Dan ia ingin segera mengakhirinya. Ia ingin bangun dan memeluk tubuh sang anak dengan erat. Mimpi ini adalah mimpi yang buruk baginya.

Tak berbeda jauh dengan Eunwoo, Jay juga terlihat sangat lemah. Wajah sembabnya begitu ketara. Air mata yang sedari tadi mengalir begitu saja membuat orang-orang yang melihatnya merasa iba. Mereka tahu bahwa kehilangan seseorang yang kita cinta dan sayangi itu tidak mudah.

PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang