7

1.2K 130 12
                                    







"Pergi kamu!!!"

"M-mama.....ini Rey a-anak mama....hiks...."

"Kamu bukan anak saya!!! Pergi kamu dari sini!!!"

"M-mama.....hiks....mama kenapa?"

"Hentikan tangisanmu itu!!! Jangan menangis di hadapanku!!!"

"Berhenti!!! Jangan menyentuhku!!! Kau anak pembawa sial!!!"



Plak



"KAKAK!!! Apa yang kakak lakukan?"

"Cepat bawa dia pergi Kirana! Aku tidak ingin melihat wajahnya!!!"

"Mas Jay menceraikanku karena kehadirannya Kirana!!! Aku menyesal.....aku menyesal telah menerima dia dalam keluarga kecilku...."






"Kak...."

"Bibi....."

"Kemari sayang.....hari ini Rey bersama bibi saja ya. Mama sedang kecapean dan butuh waktu untuk istirahat. Jadi Reyhan hari ini main dengan bibi saja ya...."

"Sudah jangan menangis, Rey kan keponakan bibi yang kuat. Bibi akan belikan ice cream kesukaan Rey...."



"Apa bibi sudah bahagia di atas sana? Bibi....Rey merindukan bibi. Apa bisa malam ini bibi datang ke dalam mimpi Rey? Bisakah malam ini Rey menghabiskan waktu dengan bibi di alam mimpi? Aku harap bibi mendengar permintaan ponakanmu yang saat ini sedang kesepian......"




"Rey...."



      Reyhan dengan cepat membalikkan badannya ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Tubuhnya seketika menegang ketika melihat sosok yang kini tengah tersenyum ke arahnya.

     Sosok itu berjalan mendekat ke arah Reyhan. Sungguh Reyhan tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang sangat ia rindukan.











"Bibi...."

     Kirana, sosok itu memeluk erat tubuh keponakannya. Reyhan membalas pelukan itu tak kalah eratnya seolah ia tidak ingin dipisahkan lagi dengan bibinya.










"Kenapa menangis hmmm? Bukankah bibi sudah bilang untuk tidak menangis."


"Aku rindu bibi....."


"Bibi juga merindukanmu sayang.....maafkan bibi....."



"Bibi tidak salah. Reyhan yang seharusnya minta maaf. Seharusnya Rey dulu mendengarkan perintah bibi untuk tidak menyebrang sembarangan. Jika saja waktu itu Rey menaati perintah bibi, Rey pasti masih bisa bersama bibi. Rey sangat sayang pada bibi. Rey mohon jangan tinggalkan Rey sendirian disini bibi."



"Jagoan bibi. Dengarkan apa yang bibi katakan. Semua yang terjadi pada kita itu sudah digariskan oleh takdir. Semua yang terjadi atas izin-Nya. Kita tidak bisa menolaknya. Bahagia maupun duka. Jangan pernah menyesali kejadian di masa lalu. Cukup belajar dan ambil hikmah dari kejadian yang telah berlalu. Dan memperbaiki diri untuk kehidupan di masa depan."


"A-apa bisa Rey ikut bibi? Rey kesepian disini....."

"Kenapa merasa kesepian? Semua orang menyayangi Reyhan....."


"Tidak bibi. Mereka tidak sayang pada Reyhan. Hanya bibi yang sayang Reyhan."


"Jangan berbicara seperti itu. Rey tidak ingat bagaimana papa Jay selalu menghabiskan waktunya untuk bermain dengan Reyhan kecil? Apa Rey juga lupa ketika mama Rania menyuapi Rey makanan karena Rey saat itu sedang sakit hmmm?"


PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang