22

1.3K 127 3
                                    

Rumah Jeffrey




"Apa papa akan datang terlambat? Tidak biasanya beliau datang tidak tepat waktu seperti ini." Jay menatap pintu luar rumah kakaknya. Memastikan bahwa Demian belum juga datang ke rumah Jeffrey.


Saat ini semua sedang berkumpul di rumah Jeffrey, putra sulung Demian Adhitama. Mereka berencana untuk merayakan anniversary Demian dan Ratna. Dengan perasaan cemas, Ratna menanti kedatangan suaminya. Ia berharap tidak ada hal buruk yang menimpa sang suami.


Setelah lama menunggu, terdengar dering telepon milik Jay.



Ting ting ting......


"Hallo....."


"Tuan, tolong kami. Tuan Demian saat ini sedang dihadang oleh tuan Andrian Nugroho. Pasukan kami telah mereka habisi. Hanya tersisa saya dan tuan Demian."


"APA?!!! CEPAT KIRIMKAN LOKASI KALIAN SEKARANG!!!"

"DOR" Jay mendengar suara tembakan dari seberang dan laki-laki itu yakini bahwa anak buahnya baru saja mati tepat setelah suara tembakan itu terdengar.

"Sial..."


"Ada apa Jay? Siapa yang menelpon?" tanya Jeffrey pada adiknya. Menatap sang adik dengan khawatir karena tidak biasanya anak itu membentak saat mengangkat telepon.


"Andrian menghadang papa di tengah jalan kak. Pasukan kita telah di habisi semua oleh Andrian. Kita harus segera menyelamatkan papa." Jawab Jay dengan cepat.









"Ya Tuhan.......tolong lindungi suamiku....." Batin Ratna saat mendengar apa yang telah diucapkan putranya.

_________________________________________






"GARA-GARA PUTRAMU.....MASA DEPAN PUTRIKU JADI HANCUR!!! TAK AKAN AKU MAAFKAN KESALAHAN PUTRAMU ITU!!! AKAN KU BUAT KAU DAN KELUARGAMU MENDERITA DEMIAN ADHITAMA!!!"



Langkah Reyhan terhenti ketika melihat segerombolan orang mengepung sosok yang ia kenal. Demian Adhitama. Sosok yang Reyhan anggap sebagai kakeknya itu kini sedang bersujud di kaki seorang pria paruh baya yang usianya tak jauh berbeda dari Demian. Ayah Kinan, Andrian Nugroho. Demian saat ini sedang bersujud tepat di hadapan laki-laki itu. Semua pengawalnya telah dibunuh dan kini hanya tersisa dirinya seorang.



Andrian meletakkan pistolnya tepat di kepala Demian. Menertawakan pria itu dengan sepuasnya. Demian memohon untuk nyawanya sendiri. Ia belum ingin tiada hari ini juga.


Reyhan berlari cepat menuju Demian. Tanpa di sadari, Reyhan berhasil melepaskan pistol dari tangan Andrian. Jika kalian tanya bagaimana bisa Reyhan melakukannya, anak itu melepas salah satu sepatunya dan melemparkan sepatu tepat pada tangan Andrian yang memegang pistol.



"DASAR BOCAH NAKAL!!! KAU?!!! APA KAU INGIN TIADA LEBIH DULU SEBELUM TUA BANGKA ITU?!!!" Teriak Andrian marah ke arah Reyhan. Sedangkan remaja dihadapannya benar-benar tidak peduli.


Reyhan mulai menyerang satu persatu pasukan Andrian.






BUGH!!!





BUGH!!!





BUGH!!!



Jika kalian menebak Reyhan akan kalah, salah. Kini anak itu sudah berhasil menghajar habis-habisan pasukan Andrian.


Demian bernafas lega saat menemukan sosok Reyhan berada tak jauh darinya. Setidaknya keberadaan Reyhan akan membuat Andrian lebih fokus pada anak itu daripada dirinya. Ini akan membuat kesempatan kabur untuknya lebih besar. Bisa dikatakan dirinya ingin mengorbankan Reyhan pada Andrian.


PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang