"Hallo keponakan bibi yang tampan...."
"B-bibi....." Lirih Reyhan ketika melihat sosok Kirana berada tepat di hadapannya. Anak itu berlari cepat menuju wanita yang kini tengah tersenyum lembut ke arahnya. Memeluk tubuh itu dengan erat seolah tak ingin wanita itu pergi lagi darinya.
"Rey rindu bibi.....hiks.....kenapa baru menemui Rey???" tanya Reyhan disela isakannya.
"Maaf.....bibi sedang sibuk menyiapkan sesuatu......" Jawab Kirana sembari mengusap pelan jejak air mata sang keponakan yang ada di kedua pipi.
"Menyiapkan untuk apa?" tanya Reyhan kini menatap sang bibi dengan penuh tanda tanya.
"Untuk sebuah penyambutan spesial....." Jawab Kirana seraya tersenyum manis.
Tak berlangsung lama pertemuan antara Reyhan dan Kirana. Sosok bibinya itu perlahan menghilang.
"BIBI!!!" Teriak Reyhan ketika melihat Kirana hilang secara perlahan.
BUGH!!!
"Akh....." Reyhan merintih kesakitan ketika perutnya ditendang oleh Andrian.
Semua masih sama. Dirinya masih dalam penjara yang dibuat oleh ayah Kinan. Reyhan menatap sekilas Andrian yang tersenyum remeh ke arahnya.
Andrian mengeluarkan sebuah pisau tajam dari sakunya. Berjalan pelan menuju Reyhan yang sedang merintih kesakitan sembari memegangi perutnya.
Di arahkannya pisau itu hingga menggores pipi sebelah kiri remaja di hadapannya."Akh....." Rintih Reyhan ketika merasakan betapa tajamnya pisau yang digunakan Andrian untuk menyayat pipinya. Air mata anak itu luruh begitu saja. Sungguh rasanya begitu menyakitkan. Luka tembak di kakinya saja belum diobati dan sekarang sudah ada luka baru dalam tubuhnya.
"Akan lebih menyenangkan jika Jay melihat keadaanmu yang seperti ini......" Ujar Andrian sembari melempar pisau yang berlumuran darah milik Reyhan ke sembarang arah.
"Cepat kau tunjukkan pada mereka bagaimana kondisi anak ini!"
"Tenang saja, semua sudah beres. Aku akan lebih senang jika saja kemarin kau juga membunuh tua bangka itu. Akan mempermudahkan aku untuk mengambil semuanya....."
"Kau selalu memikirkan harta pria itu....akan aku kabulkan jika nyawa anak ini sudah pergi....."
__________________________________________
"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA PUTRAKU?!!!" Teriak Eunwoo di hadapan seluruh anggota keluarga Adhitama. Pria itu dengan tekad yang kuat pergi menemui keluarga Adhitama yang sedang berkumpul di rumah Jeffrey.
Jay mengernyitkan dahinya. Tak paham dengan yang dimaksud oleh Eunwoo. Sedangkan Jeffrey mendekat ke arah Eunwoo. Ia berusaha untuk bersikap baik pada pria yang ia kenal sebagai seseorang yang dengan tulus mau merawat Reyhan.
"Mohon maaf tuan. Apa yang anda maksud? Kami sama sekali tidak mengerti." Tanya Jeffrey pada pria di hadapannya.
Eunwoo menghela nafas panjang mencoba mengatur emosinya yang sempat membuncah ketika melihat anggota keluarga Adhitama, terutama Demian.
"Kalian sembunyikan di mana putraku Reyhan???" tanya Eunwoo yang sontak saja membuat Jay terkejut ketika mendengar nama Reyhan di sebut. Dan putranya? Apa maksud pria itu? Jay berjalan mendekat ke arah Eunwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN [END]
Teen FictionDunia terasa berhenti ketika aku menyadari bahwa kehadiraku hanyalah menjadi luka bagi kedua orang yang paling aku sayangi di muka bumi ini. Maaf jika semua tak berjalan sesuai yang kalian inginkan. Maaf telah datang sebagai luka dalam hidup kalian...