Flashback
London, 20 Januari 2008
"Eh Na, lo nanti ikut ke pesta David nggak? Ikut yuk......sekalian temenin gue." Ajak Kirana pada sahabatnya. Kinan. Remaja perempuan yang seusia dengannya. Walaupun dari keluarga yang cukup sederhana, Kirana tetap mau berteman dengan Kinan. Karena ia berteman bukan karena latar belakang seseorang, tapi karena ketulusan hati seseorang. Kinan adalah teman yang baik menurut Kirana. Perempuan itu selalu menolongnya saat ada beberapa anak yang memalak dirinya di sekolah.
Kinan tidak sefeminim Kirana. Ia lebih suka menggunakan kaos dengan celana sederhana saat di luar lingkungan sekolah. Di sekolah pun tidak ada yang berani menganggu anak itu. Karena sekali menganggu Kinan, sama dengan cari mati.
"Kayaknya nggak bisa deh Ra. Gue belum pernah dateng ke pesta yang diadain malem-malem. Gue takut Ra." Kinan berusaha menolak ajakan sahabatnya. Sungguh ia tidak berani untuk keluar malam. Meskipun ia jago dalam hal bela diri, tetap saja tidak ada yang tahu apa yang mungkin bisa terjadi padanya saat keluar pada malam hari.
"Kan ada gue. Ada David juga. Nggak usah takut. Gue jagain deh. Ikut ya........." Kirana mencoba meyakinkan Kinan dengan ekspresi memelas. Seperti anak kucing yang sedang meminta makanan pada induknya.
"Tap-"
"Nggak ada tapi-tapian Nan. Lo ikut gue ke pesta malem ini. Nanti gue suruh David jemput lo." Kirana benar-benar keras kepala. Itulah definisi seorang Kirana dari Kinan.
Putri Andrian Nugroho itu hanya bisa menghela nafas pasrah dengan paksaan Kirana. Semoga saja ia baik-baik saja malam ini. Harapnya.
__________________
Malam Pesta David
"Nan, lo tahu di mana Kirana nggak? Gue belum lihat dia daritadi. Katanya dia sampai lebih dulu dari yang lain. Tapi di cari, malah anaknya nggak ada." Tanya David pada Kinan sambil melirik sekilas sekelilingnya, berharap ia bisa menemukan Kirana.
"Kalo nggak salah dia tadi bilang mau ke taman depan." Jawab Kinan pelan.
'Apa beneran David suka sama Kirana ya???' Batin Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN [END]
Teen FictionDunia terasa berhenti ketika aku menyadari bahwa kehadiraku hanyalah menjadi luka bagi kedua orang yang paling aku sayangi di muka bumi ini. Maaf jika semua tak berjalan sesuai yang kalian inginkan. Maaf telah datang sebagai luka dalam hidup kalian...