14

1.1K 123 9
                                    













'Dia laki-laki kak. Lihat, matanya sama kaya kamu. Tapi pipinya mirip sama aku. Chubby ya nak.....'

'Gantengnya nurun dari aku sayang....'

'Iya jelas. Kamu kan ayahnya. Dia lahir tepat saat matahari terbit kak......'

'Kita kasih nama siapa?'

'Terserah kakak sih....Selama itu mengandung makna yang baik, aku setuju kak.'

'Aditya Raka Mahendra'

'Aku setuju kak. Namanya bagus banget. Oh ya, artinya apa kak?'

'Artinya seorang yang ceria dan bersinar bagai matahari serta sabar dalam menghadapi segala ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.'

'Arti nama kamu bagus banget nak. Bunda sama ayah akan selalu berdoa yang terbaik untuk kamu.....'





__________________________________________







          "Ayo masuk nak. Maaf kalo rumahnya sedikit berantakan. Bapak belum sempat beresin rumah." Ajak Eunwoo pada Reyhan yang masih berdiri di depan pintu masuk.




"Pak....."

"Iya?"


"Terima kasih banyak....."

"Sama-sama. Ya udah, bapak mau masak buat makan malam kita. Kamu mandi dulu aja. Untuk barang-barang, biar bapak minta tolong sama mang Ujang."

"Siap pak. Reyhan mandi dulu ya pak....."

"Iya nak....."

















'Terima kasih Tuhan. Engkau telah mempertemukan aku dengan Reyhan. Aku akan menjaganya dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Aku berjanji akan hal itu. Dan aku mohon Tuhan. permudahkanlah segala urusan kami serta limpahkan kebahagiaan dalam keluarga kecil hamba dengan putra hamba, Reyhan.'




__________________________________________




     
      "Reyhan dimana?" Sejam yang lalu, Jay akhirnya bangun dari tidur panjangnya. Dan sosok pertama kali yang ia cari adalah Reyhan. Sebelum kecelakaan terjadi, Jay berniat untuk meminta maaf karena telah berlaku kasar pada anak itu.






      "Jangan pernah mencarinya. Dia sudah pergi." Tegas Demian saat mendengar Jay yang menanyakan Reyhan.

      "Pergi? Kemana? Tania, kau memberinya izin pergi kemana?" Kini Jay beralih bertanya pada istrinya. Tania hanya bisa terdiam menahan air mata yang rasanya sudah menumpuk di pelupuk mata.



       "Dengarkan papa Jay. Anak itu sudah pergi jauh. Sangat jauh. Jangan pernah mencarinya lagi atau membawa dia kembali." Tegas Demian sekali lagi pada Jay. Sedangkan putranya itu hanya mengernyit bingung sambil menatap satu persatu dari mereka. Dan tatapannya berhenti pada satu sosok yang berdiri agak jauh darinya.





















"Kinan?!!!"


       Sontak semua mata tertuju pada wanita yang kini sedang menyembunyikan wajahnya pada dada bidang David. Isak tangis yang sejak tadi belum berhenti, membuat Kinan malu jika orang lain melihatnya saat ini.


Saat ia mendengar seseorang memanggilnya, Kinan langsung menatap sumber suara itu.




"Alex?"






PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang