38. 〣 PACARNYA ALA 〣

77.8K 9.2K 491
                                    

♡HAPPY READING♡

Lelaki dengan penampilan urakan memasuki mansion megah, berlantai tiga dengan gaya Korean Modern. Ia melewati begitu saja dua orang paruh baya, yang sedang mengobrol seakan tak punya kaitan.

Kedua orang dewasa itu menatapnya datar, kemudian kembali mengobrol seperti sebelumnya, membahas bisnis baru yang akan mereka rancang.

Alaric, lelaki itu menaiki satu persatu undakan tangga, menuju lantai tiga. Namun saat akan menaiki tangga yang ada di lantai tiga menuju loteng. Tubuhnya dihadang oleh seorang lelaki yang tinggi badannya hanya sampai di mulut.

"Apa?", ujar dingin Alaric, menatap tanpa ekspresi pada Alister, kakak kembarnya.

"Jauhin Rexanne", balas Alister dengan wajah tak kalah datar.

Alaric menatap remeh, dengan senyum sinis terpampang di wajah tampannya.

"Terserah gue", ujar Alaric yang berlalu dari sana, dengan menyenggol bahu kembarannya, hingga mundur ke samping.

Alaric menaiki tangga menuju loteng, kemudian membuka kunci kamarnya, setelah itu menguncinya dari dalam setelah ia masuk.

Ia menjatuhkan tubuhnya begitu saja di atas kasur, sambil menatap langit-langit kamarnya, yang baru ia huni minggu lalu setelah sepuluh tahun ia tinggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menjatuhkan tubuhnya begitu saja di atas kasur, sambil menatap langit-langit kamarnya, yang baru ia huni minggu lalu setelah sepuluh tahun ia tinggalkan.

"Kalo udah jadi MILIK gue, nggak boleh ada yang ambil"

Alaric menolehkan kapalanya ke samping. Lelaki itu langsung berdiri, beranjak menuju almari. Ia mengambil beberapa butir obat, lalu memasukannya ke dalam mulut. Setelah itu melancarkannya ke tenggorokan dengan bantuan air mineral.

Getaran dalam sakunya, membuatnya dengan sigap mengambil benda persegi itu, lalu mengeser ikon hijau hingga sambungan via telepon pun aktif.

"Halo sayang, bagaimana kamarmu di sana?"

"Baik-baik saja", balas Alaric.

"Oma tidak ingin berlama-lama karena sangat sibuk. Opamu sudah mendapatkan dokter terbaik untukmu. Dokternya akan terbang beberapa jam lagi, Opa sudah memindahkannya ke rumah sakit sana. Sayang, jangan lupa bilang jika kedua orang tua itu menyakitimu.... Ah, sudah Oma bilangkan, kenapa tidak menatap di sini saja. Lihat saja jika mereka melukai cucu kesayangan Oma ini. Kamu sudah minum obatkan? , di sana udah siangkan? Udah makan?. Bagaimana dengan hari pertamamu  sekolah di sana? Jang-"

"Oma bilang tadi sibuk", ujar Alaric memotong ocehan wanita tua di belahan dunia sana.

"Kamu ini. Yasudah Oma tutup yaa. Jaga kesehatan di sana Boy, dahhh.."

Tut

***

Helaan napas yang kepuluhan kali keluar dari sana. Sang pelaku hanya bisa menopang dagu di atas lututnya yang ia lipat, sambil mengelus hewan bulu, yang sedang mengigit kaos kaki anak kecil pemberian Olivia.

REX-Nya ALA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang