21. 〣 KEPULANGAN 〣

93.7K 11.2K 1.2K
                                    

Hoyy kalian yg minta double up, sampe mata saya hampir keluar liat spam nextnya banyak amat
😭🤣😅 hehe. Otak saya ngelag mikir alurnya lohh yaa.

Saya kira awalnya cerita ini bakalan sepi, karna udh banyak cerita kyk gini, apalagi saya cmn penulis abal2, kurangnya sana sini. Btw lunas yaa bestiee🤝




♡Happy Reading♡



Rexanne membuka pintu rumahnya, bersiap berangkat ke sekolah dengan seragam khas sekolah yang sudah melekat di tubuhnya.

"HEH! KALIAN NGAPAIN KE SINI?! NGAMEN. SORRY-SORRY AJA NIHH YEE, SAYA ORANGNYA PELIT"

Seperti biasanya, Rexanne tidak pernah tidak teriak dalam sehari saja. Buktinya, gadis itu baru saja meneriaki kumpulan pria dengan seragam hitam, yang berjaga di depan rumah, samping, serta seluruh sudut luar rumah.

"Maafkan kami nona, tuan menyuruh kami untuk menjaga anda 24 jam, begitupun kami mengawasi anda di luar jika anda berada di rumah", ujar salah satu dari mereka.

"TUAN YANG MANA?!"

Mereka semua memejamkan mata, saat anak majikannya itu benar-benar merusak ketentraman telinga mereka.

"Tuan William nona", ujar mereka serentak.

"HEH! LO PIKIR GUE TAHANAN APA? PAKE DIAWASIN SEGALA?! SANA LO PADA", ujar menggelar Rexanne.


"Tidak bisa nona, tuan bisa memecat kami", ujar salah satu dari mereka.

"Mana ponsel lo, biar gue hubungin itu si tua bangka, bener-bener deh nguras emosi", ujar ketus Rexanne.

Mereka saling melirik kemudian mengangguk, salah seorang dari depan, memberikan ponselnya pada Rexanne yang sudah terhubung pada William.

"Ada apa? Apa anak itu sudah berangkat?"

Suara bariton dari seberang menyambut pendengaran Rexanne, menghentikan niat gadis itu untuk berteriak.

"Heh tuan! Ngapain nihh pasukan anda di depan rumah saya pagi-pagi gini. Mau vocal group atau mau cosplay jadi patung?", ujar ketus Rexanne.

"Valerie? Kamu belum berangkat? Papa ngirim mereka ke sana hanya untuk menjaga kamu, karena pelaku yang menyelakaimu belum ditemukan", ujar William dengan tenang.

"Saya nggak butuh ya belas kasihan dari anda, sekarang anda tarik nih semua Om-om ini, sebelum saya penggal satu-satu", ujar sinis Rexanne sambil menatap para suruhan William dengan mata bak predaktor.

"Apa Papa takut dengan itu Valerie? Pilih mereka awasin kamu atau tinggal di sini bersama Papa, Mama, dan juga Kakak kamu Irina", ujar William dengan tegas membuat sudut bibir Rexanne tertarik ke atas membentuk sebuah seringai.

"Oh bagus dong tuan, saya bakalan tinggal bersama anda dan dua wanita itu, yang satunya si lembut bodoh dengan anaknya yang stres auto gila. Ah saya nggak sabar matahin leher Kakak gemesin saya, terus Mama tercinta bin tersayang itu, saya udah nggak sabar banget gantung pake kabel", ujar Rexanne sambil terkekeh ringan.

"VALERIE! JANGAN MULAI LAGI! JANGAN SAMPAI PAPA PINDAHKAN KAMU KE LUAR NEGERI, DAN NGGAK BISA LAGI PULANG DARI SANA, ATAU BAHKAN PAPA BISA BUAT KAMU MENJADI TAHANAN TANPA MELIHAT MATAHARI DI TEMPATMU ITU!!!!"

REX-Nya ALA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang